Pidato Jokowi: Krisis Harus Dibajak untuk Lompatan Kemajuan
Marwan Azis, telisik indonesia
Jumat, 14 Agustus 2020
0 dilihat
Presiden Jokowi saat menyampaikan pidato kenegaraan peringatan HUT RI ke-75, di Gedung Nusantara, Senayan, Jakarta. Foto: Ist.
" Ekonomi negara-negara maju bahkan minus belasan persen, sampai minus 17-20 persen. Kemunduran banyak negara-negara besar ini bisa menjadi peluang dan momentum bagi kita untuk mengejar ketertinggalan. "
JAKARTA, TELISIK.ID - Momentum musibah pandemi harus dijadikan sebagai kebangkitan baru, untuk melakukan sebuah lompatan besar.
Hal tersebut disampaikan Presiden Jokowi dalam pidatonya saat Sidang Tahunan MPR dan Sidang Bersama DPR serta DPD RI, dalam rangka HUT Ke-75 Proklamasi Kemerdekaan, di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Senayan, Jumat (14/8/2020).
Diungkapkan, sebanyak 215 negara, tanpa terkecuali, sedang menghadapi masa sulit di tengah pandemi COVID-19.
Dalam catatan WHO, sampai dengan tanggal 13 Agustus kemarin, terdapat lebih dari 20,4 juta kasus di dunia, dengan jumlah kematian di dunia sebanyak 744 ribu jiwa.
"Semua negara, negara miskin, negara berkembang, termasuk negara-negara maju, semuanya sedang mengalami kemunduran karena terpapar Covid-19,” tutur Jokowi.
Jokowi menyampaikan, krisis perekonomian dunia juga terparah dalam sejarah juga dirasakan dampaknya bagi ekonomi Indonesia.
Kuartal pertama 2020, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih plus 2,97 persen, tapi di kuartal ke dua telah berada di minus 5,32 persen.
Baca juga: Heboh, Anak Amien Rais dan Wakil Ketua KPK Ribut di Pesawat Garuda
”Ekonomi negara-negara maju bahkan minus belasan persen, sampai minus 17-20 persen. Kemunduran banyak negara-negara besar ini bisa menjadi peluang dan momentum bagi kita untuk mengejar ketertinggalan,” kata Presiden.
Ibarat komputer, lanjut Jokowi, perekonomian semua negara saat ini sedang macet, sedangkan semua negara, menurutnya, harus menjalani proses mati komputer sesaat, harus melakukan Restart, harus melakukan Rebooting dan semua negara mempunyai kesempatan men-setting ulang semua sistemnya.
Inilah saatnya kata Jokowi, Bangsa Indonesia membenahi diri secara fundamental, melakukan transformasi besar, menjalankan strategi besar baik di bidang ekonomi, hukum, pemerintahan, sosial, kebudayaan, termasuk kesehatan dan pendidikan serta saatnya membajak momentum krisis untuk melakukan lompatan-lompatan besar.
Krisis ini menurut Jokowi, telah memaksa untuk menggeser Channel cara kerja dari cara-cara normal menjadi ekstra-normal dan kerja luar biasa, serta dari prosedur panjang dan berbelit menjadi Smart Shortcut, dari orientasi prosedur menjadi orientasi hasil.
Pola pikir dan etos kerja juga harus berubah. Jokowi menyebut, fleksibilitas, kecepatan dan ketepatan sangat dibutuhkan serta efisiensi, kolaborasi serta penggunaan teknologi harus diprioritaskan.
”Kedisiplinan nasional dan produktivitas nasional juga harus ditingkatkan. Jangan sia-siakan pelajaran yang diberikan oleh krisis. Jangan biarkan krisis membuahkan kemunduran. Justru momentum krisis ini harus kita bajak untuk melakukan lompatan kemajuan,” tandasnya.
Reporter: Marwan Azis
Editor: Kardin