Pihak Pesantren Duga Hilangnya Santri Ditunggangi Oknum dan Harap Keluarga Agung Minta Maaf

Erni Yanti, telisik indonesia
Kamis, 08 Agustus 2024
0 dilihat
Pihak Pesantren Duga Hilangnya Santri Ditunggangi Oknum dan Harap Keluarga Agung Minta Maaf
Agung seorang anak santri yang sempat hilang selama 6 bulan kini ditemukan. Foto: Ist.

" Pasca ditemukannya Agung Kurniawan (14), santri Pondok Pesantren Tahfizul Qur'an (PPTQ) Darur Raihanun Nahdatul Wathan, yang dinyatakan hilang sejak enam bulan lalu, pihak pesantren mengaku belum ada komunikasi dengan keluarga santri "

KENDARI, TELISIK.ID – Pasca ditemukannya Agung Kurniawan (14), santri Pondok Pesantren Tahfizul Qur'an (PPTQ) Darur Raihanun Nahdatul Wathan, yang dinyatakan hilang sejak enam bulan lalu, pihak pesantren mengaku belum ada komunikasi dengan keluarga santri.

Penanggung jawab PPTQ Darur Raihanun Nahdatul Wathan, Umi Baiq Saidahhar, menyayangkan sikap warga dan keluarga Agung yang berdemo hingga melakukan penyegelan pesantren beberapa waktu lalu.

“Dari pihak keluarga (Agung) maupun pendemo paling tidak minta maaf sama pihak pesantren karena sudah mencemarkan nama pondok, sampai dibilang menjual orang, menculik, membunuh,” kata Umi Baiq Saidahhar kepada telisik.id, Kamis (8/8/2024).

Umi Baiq membantah tuduhan bahwa pesantrennya telah menjual, menculik, dan membunuh Agung.

Baca Juga: Tiga Jembatan Vital di Kota Kendari Ditutup Empat Hari, Simak Jadwalnya

“Kita juga heran, kayanya ada pihak lain yang ikut campur, ditunggangi mungkin. Hilangnya Agung ini dijadikan kesempatan untuk menjatuhkan pondok kayanya,” keluh Umi Baiq.

Umi Baiq menuturkan, hilangnya Agung sampai ditemukan cukup rumit. Dia menilai, jika santrinya itu tidak betah di pesantren seharusnya pulang ke rumahnya.

“Kalau memang di rumah orang masa iya sampai tahan berbulan-bulan bahkan Lebaran tidak pulang, kan aneh sekali,” tuturnya.

Ia mengatakan bahwa pihaknya juga sedang menelusuri kejadian yang menimpa pesantren. Dia menduga ada pihak lain yang tidak menyukai keberadaan PPTQ Darur Raihanun Nahdatul Wathan.

“Mungkin yang memanfaatkan kasus ini, awalnya mungkin si Agung kabur, dilihat dicari-cari keluarganya mungkin ada yang ambil kesempatan, tapi ini prasangka saja,” ucapnya.

Namun demikian, Umi Baiq mengatakan pihak pesantren sepenuhnya menyerahkan kepada kepolisian karena beberapa pihak merasa keberatan terhadap tuduhan-tuduhan yang diberikan.

Kasus hilangnya Agung Kurniawan dari PPTQ Darur Raihanun Nahdatul Wathan, Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, sempat menggegerkan masyarakat. Dia mulanya dilaporkan hilang oleh orang tuanya ke Polsek Ranomeeto pada 25 Februari 2024.

Enam bulan dinyatakan hilang, Agung kemudian ditemukan di Masjid Ukhuwah, Kelurahan Anggalomoare, Kecamatan Sampara, Kabupaten Konawe, pada Minggu (4/8/2024) lalu.

Setelah Agung ditemukan, muncul sosok laki-laki yang bekerja sebagai pemulung dan mengaku selama ini tinggal bersama Agung. Pria itu bernama Juswan (47). Dia mengatakan bertemu dengan Agung di Lepo-Lepo, Kendari, sepulang dari memulung.

Menurut Juswan, dirinya sempat menawarkan Agung untuk mengantarkan ke rumah orangtuanya. Namun Agung meminta untuk ikut ke rumah Juswan.

Baca Juga: RS Bhayangkara Kendari Gratiskan Biaya Operasi Korban Pembusuran OTK

Permintaan Agung dituruti Juswan. Juswan mengaku tidak mengetahui bahwa Agung adalah santri yang meninggalkan pesantren dan sedang dicari. Juswan merawat Agung dan memberikannya telepon genggam.

Selama tinggal bersamanya, Juswan tidak pernah meminta Agung untuk membantunya memulung. Agung hanya di rumah dan sesekali bermain di luar.

Pengakuan Juswan berbeda dengan Agung. Dia berkilah bahwa tidak mengenal Juswan dan tidak pernah bertemu. Agung mengatakan dirinya disekap di sebuah ruangan gelap dan hanya diberikan makanan.

Agung menyebut ada beberapa orang pemuda yang menyekapnya dan mereka hanya keluar masuk di dalam ruang penyekapan. (A)

Penulis: Erni Yanti

Editor: Mustaqim

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baca Juga