Sektor Pertanian Topang Pertumbuhan Ekonomi Kolaka Utara di Masa Pandemi COVID-19

Muh. Risal H, telisik indonesia
Jumat, 12 November 2021
0 dilihat
Sektor Pertanian Topang Pertumbuhan Ekonomi Kolaka Utara di Masa Pandemi COVID-19
Bupati Kolaka Utara, Drs.H.Nur Rahman Umar, MH saat melakukan panen kakao program revitalisasi di Desa Pohu, Kecamatan Rante Angin. Foto: Diskominfo Kolut

" Pandemi COVID-19 yang melanda seluruh wilayah di Indonesia termasuk Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), menyebabkan pertumbuhan ekonomi di 17 kabupaten kota di Sultra melambat "

KOLAKA UTARA, TELISIK.ID - Pandemi COVID-19 yang melanda seluruh wilayah di Indonesia termasuk Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), menyebabkan pertumbuhan ekonomi di 17 kabupaten kota di Sultra melambat.

Tidak terkecuali Kabupaten Kolaka Utara (Kolut) yang pertumbuhan ekonominya hanya 0,4 persen di tahun 2021 ini.

Meski demikian, menurut Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kolaka Utara, Sidik, SE.,MM, Kolaka Utara masih beruntung karena masih positif walaupun melambat. Dibanding kabupaten lain yang pertumbuhan ekonominya minus akibat kegiatan ekonomi yang tidak berjalan maksimal. Terlebih daerah yang hanya mengandalkan sektor industri dan perdagangan.

"Dampaknya sangat terasa, syukur karena Kolaka Utara ditopang oleh sektor pertanian dalam arti luas yakni perkebunan, perikanan, dan kehutanan," terangnya, Kamis (11/11/2021).

Bupati Kolaka Utara bersama Kepala Dinas Perkebunan dan Perternakan Kolut, Ismail Mustafa, ST saat panen kakao di Desa Pohu. Foto: Diskominfo Kolut

 

Lebih lanjut ia mengungkapkan, kontribusi sektor pertanian dalam arti luas di tengah pandemi COVID-19 terhadap pertumbuhan ekonomi di Kolaka Utara mencapai 40,58 persen.

"Sektor ini berada di urutan pertama penopang pertumbuhan ekonomi Kolaka Utara, sehingga pembangunan di sektor tersebut harus terus diperhatikan," jelasnya.

Selain itu, lanjutnya, pemimpin daerah yang memusatkan programnya pada sektor pertumbuhan ekonomi yang digerakkan oleh masyarakat seperti pertanian dalam arti luas secara ekonomi dapat bertahan meski dalam kondisi resesi atau pandemi.  

"Saya melihat di Kolaka Utara ini hampir semua sektor pertanian ada baik itu perkebunan, buah-buahan, hortikultura, peternakan, persawahan, perikanan semuanya lengkap. Namun yang cukup menunjang adalah kakao terlebih lagi revitalisasi kakao menjadi program unggulan pemerintah daerah," urai Kepala BPS Kolut.

Sementara itu, kontribusi sektor pertambangan dan penggalian terhadap pertumbuhan ekonomi Kolut hanya berada di urutan kedua yakni 17,56 persen. Meski demikian, tingkat pengembalian ke masyarakat sangat rendah yang cenderung meningkat hanya pemodal, pengusaha atau pemilik alat berat.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kolut, Sidik, SE.,MM. Foto: Muh. Risal H/Telisik

 

"Berbeda dengan sektor pertanian, yang menikmati hasilnya tentu petaninya atau masyarakat umum," tukasnya.

Dikatakannya, selain dua sektor tersebut, sektor konstruksi berada di urutan ketiga yang berperan memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi Kolut yakni sebesar 15,57 persen.

"Konstruksi atau bangunan juga memberi kontribusi positif, tentu dengan adanya pembangunan baik gedung, rumah atau lainnya dapat menyerap tenaga kerja. Perdagangan juga berputar karena bahan bangunan yang ada di toko akan terbeli," pungkasnya.

Baca Juga: Taufan Menang Pilkades di Salama NTT, Satu Cakades Nol Suara di TPS Sendiri

Untuk saat ini, urai Sidik, Kolaka Utara berada di urutan ke-6 sebagai penyokong pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Tenggara dengan persentase 6,77 persen. Pertumbuhan ekonomi tersebut sangat baik untuk kategori daerah pemekaran baru.

"Ketiga sektor tersebutlah ditambah beberapa sektor lainnya yang menopang perekonomian Kolut sehingga tetap tumbuh 0,4 persen di tengah pandemi COVID-19," tutupnya.

Pernyataan serupa juga pernah disampaikan Dr. Ashar Bafadal dalam rapat koordinasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Sustainable Development Goals (TPB/SDGs) di aula Kantor Bupati Kolaka Utara beberapa pekan lalu.

Kata dia, 40 persen pertumbuhan ekonomi di Kolut bersumber dari sektor pertanian dalam arti luas, termasuk di dalamnya perikanan dan kehutanan. Sehingga pembangunan di sektor tersebut harus diperhatikan karena dapat menopang perekonomian Kolut.

“Program revitalisasi kakao yang dilakukan Pemda saat ini sudah tepat karena selain memperhatikan para petani, sektor ini juga penyumbang pertumbuhan prekonomian terbesar di Kolaka Utara," jelasnya.

Senada dengan itu, Bupati Kolaka Utara, Drs. H. Nur Rahman Umar, MH saat menyampaikan sambutan dalam kegiatan syukuran panen dan penyerahan bantuan alsintan program readsi di Desa Latou, Kecamatan Batu Putih, Kamis (11/11/2021) mengatakan, saat ini hampir semua daerah terpuruk.

"Pandemi COVID-19 telah mempengaruhi semua sektor ekonomi secara drastis terlebih daerah yang hanya mengandalkan pendapatan di sektor jasa dan perdagangan seperti di kota-kota. Tetapi bisa dilihat yang dapat bertahan, justru daerah yang masyarakatnya bergerak pada sektor pertanian," tukasnya.

Baca Juga: Proyek Dana Pinjaman, Pemkab Muna Minta Pendampingan Jaksa

Sebagai informasi, berikut 10 sektor yang berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi Kolut berdasarkan data BPS Kolut.

1. Pertanian, kehutanan, perikanan 40,58 persen

2. Pertambangan dan penggalian 17,65 persen

3. Konstruksi 15,27 persen

4. Perdagangan besar dan eceran reparasi mobil dan motor 12,78 persen

5. Administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib 2,65 persen

6. Jasa pendidikan 2,41 persen

7. Jasa lainnya 1,52 persen

8. Transformasi dan pergudangan 1,39 persen

9. Real estate 1,16 persen

10. Industri 0,96 persen. (A-Adv)

Reporter: Muh. Risal H

Editor: Haerani Hamba

Baca Juga