Siswi SMA di Buton Selatan Dianiaya Teman Sekelas, Dicekik hingga Diancam Ditikam

Febriyani, telisik indonesia
Senin, 29 Januari 2024
0 dilihat
Siswi SMA di Buton Selatan Dianiaya Teman Sekelas, Dicekik hingga Diancam Ditikam
Seorang remaja inisial W (16) asal Buton Selatan, Sulawesi Tenggara menjadi korban penganiayaan, dicekik hingga diancam ditikam oleh teman sekelasnya. Foto: Febriyani/Telisik

" Seorang pelajar inisial W (16) asal Buton Selatan, Sulawesi Tenggara, menjadi korban penganiayaan oleh A (17) yang merupakan rekan sekelasnya "

BUTON SELATAN, TELISIK.ID - Seorang pelajar inisial W (16) asal Buton Selatan, Sulawesi Tenggara, menjadi korban penganiayaan oleh A (17) yang merupakan rekan sekelasnya.

Saat ditemui Telisik.id, W mengungkap, penganiayaan itu terjadi pada Jumat (26/1/2024) sekitar pukul 15.20 Wita di ruang kelas SMAN 6 Sampolawa. Ia mengatakan, dirinya dianiaya karena tidak meminjamkan pulpen kepada pelaku.

"Pada saat itu, di kelas dia minta dipinjami pulpen, tapi karena saya jawab tidak ada pulpenku, dia langsung menonjok mukaku tapi ditahan sama temanku yang lain," ungkap W saat ditemui di kediamannya, Senin (29/1/2024).

Lanjut W mengatakan, bukan hanya ditonjok, bahkan ia dibanting di dinding dan lehernya dicekik.

"Dia mau tonjok saya tapi ditahan sama teman sekelas yang lain, lalu dia banting saya, terus dia benturkan kepalaku ke dinding. Bahkan masih bengkak hingga sekarang," jelasnya lagi.

Baca Juga: Beli Rokok, Remaja di Kendari Dianiaya hingga Bibir Jontor

Bukan hanya itu, W mengaku dirinya diancam akan dibunuh dengan senjata tajam. "Dia ancam saya mau tikam saya, bahkan dia teriak teriak minta sajam (pisau)," sambungnya.

W mengaku ini merupakan penganiayaan yang kedua kalinya, tapi yang pertama kemarin tidak separah ini. Ia heran kenapa pelaku bisa membabi buta menganiaya dirinya.

Ia merasa tidak pernah menyenggol si pelaku, bahkan ia tidak perna dendam meski dulu dia lakukan hal yang sama.

"Saya tidak tahu kenapa dia bisa sebrutal itu, apa karena saya tidak memberinya pulpen. Pada saat itu saya tidak punya pulpen. Pada hari penganiayaan tidak ada guru di sekolah, kepala sekolah juga tidak ada," katanya.

Orang tua korban, Aliama mengaku sangat tidak terima anaknya diperlakukan seperti itu. Bahkan yang membuatnya teriris saat melihat putrinya digotong ke rumah karena pingsan usai dianiaya.

Setelah memberikan pertolongan pertama kepada korban, Aliama langsung mendatangi orang tua pelaku.

"Saat saya temui orang tua pelaku untuk membicarakan masalah ini, kenapa A ini bisa semena-mena aniaya anaknya. Tapi orang tuanya hanya mengoceh dan tidak ada itikad apapun," jelasnya.

Ia tidak bisa terima anaknya diperlakukan seperti itu, ia minta agar pelaku diberi pelajaran sehingga pelaku tidak semena-mena lagi.

"Saya minta sama orang tua pelaku, agar A diberi pelajaran agar jera. Tapi orang tuanya minta saya untuk memberi pelajaran langsung ke pelaku. Bahkan minta saya untuk memukul balik si pelaku. Saya bukan orang bodoh mau pukul anaknya orang," jelasnya dengan rasa jengkel.

Baca Juga: Murid SD di Konawe Diduga Dianiaya Orang Tua Siswa saat Pelajaran Berlangsung

Dari kejadian itu ia merasa tidak aman ketika anaknya ke sekolah, dan minta pihak sekolah untuk memanggil orang tua pelaku dan menjamin keamanan anaknya saat di sekolah.

Kaka pelaku, Tati, mengaku sudah mengajari adiknya namun sudah tabiatnya pelaku tidak pernah mendengarkan orang tua, dia selalu membangkang.

"Kita sudah nasehati tapi dia tidak pernah mendengarkan, selalu membangkang. Bahkan tidak betah di rumah," katanya. (A)

Penulis: Febriyani

Editor: Haerani Hambali

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS 

Baca Juga