Sosok Orang Nusantara Hidup di Era Nabi Muhammad, Namanya Sampai ke Arab
Ahmad Jaelani, telisik indonesia
Minggu, 16 Maret 2025
0 dilihat
Peninggalan Ratu Shima dan kejayaan Kalingga dalam hukum, perdagangan dan budaya. Foto: Repro Astiamanekin.
" Banyak orang tidak mengetahui bahwa di era Nabi Muhammad, terdapat seorang tokoh dari Nusantara yang namanya dikenal hingga ke luar negeri "

JAKARTA, TELISIK.ID - Banyak orang tidak mengetahui bahwa di era Nabi Muhammad, terdapat seorang tokoh dari Nusantara yang namanya dikenal hingga ke luar negeri.
Tokoh tersebut adalah Ratu Shima, penguasa Kerajaan Kalingga yang terkenal dengan kebijakan hukum yang sangat ketat. Keberadaannya tercatat dalam berbagai sumber sejarah yang menggambarkan kejayaan Kalingga di bawah kepemimpinannya.
Melansir CNBC Indonesia, Minggu (16/3/2025), Ratu Shima lahir pada tahun 611 M di wilayah yang kini dikenal sebagai Sumatera Selatan. Pada tahun kelahirannya, Nabi Muhammad telah berusia 41 tahun dan baru setahun menerima wahyu pertama sebagai Rasulullah.
Kehidupan Ratu Shima kemudian membawanya ke Pulau Jawa, tempat ia tumbuh dan menjadi penguasa Kalingga yang berpengaruh.
Ratu Shima adalah putri seorang agamawan Hindu yang kemudian menikah dengan Kartikeyasinga, raja dari Kerajaan Kalingga. Setelah menikah, ia pindah ke Jepara dan tinggal di berbagai candi Hindu di kawasan Dieng.
Di tempat ini, Ratu Shima semakin mendalami berbagai ilmu dan memperkuat posisinya dalam kerajaan.
Ketika suaminya, Kartikeyasinga, naik takhta sebagai raja Kalingga pada tahun 648 M, Ratu Shima mulai mendapatkan pengaruh yang lebih besar dalam pemerintahan.
Baca Juga: Kisah Rosie Gabrielle, Biker Cantik Asal Kanada Mantap Mualaf Usai Traveling
Saat itu, Nabi Muhammad telah wafat dan Jazirah Arab memasuki periode kekhalifahan, tepatnya di bawah kepemimpinan Ali bin Abi Thalib (656-661 M).
Dalam Sejarah Nasional Indonesia (2008) diceritakan, Ratu Shima kemudian menjadi penguasa tunggal Kerajaan Kalingga setelah suaminya wafat pada tahun 678 M.
Saat itu, tidak ada penerus takhta yang cukup dewasa untuk menggantikan posisi raja, sehingga Ratu Shima mengambil alih kekuasaan sebagai pemimpin tertinggi kerajaan.
Selama masa kepemimpinannya, Kerajaan Kalingga mencapai puncak kejayaan, terutama dalam bidang perdagangan. Ratu Shima yang bergelar Sri Maharani Mahissasuramardini Satyaputikeswara berhasil menjadikan Kalingga sebagai pusat perdagangan yang ramai dikunjungi pedagang dari berbagai negara.
Pelabuhan Jepara berkembang pesat sebagai pusat perdagangan di bawah pemerintahan Ratu Shima. Para pedagang dari berbagai wilayah, termasuk China dan India, datang untuk berdagang di Kalingga.
Sejarah mencatat bahwa Kalingga juga menjalin hubungan dagang dengan Dinasti Tang di China. Dalam naskah-naskah China kuno yang terangkum dalam Catatan Tionghoa (2009), disebutkan bahwa pedagang China sering mengunjungi Kalingga dan menyaksikan kejayaannya.
Kerajaan ini dikenal makmur, terutama karena garam menjadi salah satu komoditas ekspor utama yang sangat berharga pada masa itu.
Selain perdagangan, Kalingga juga dikenal sebagai pusat pendidikan dan keagamaan. Ratu Shima mendukung perkembangan ilmu pengetahuan, sehingga rakyatnya mengenal aksara dan ilmu astronomi.
Di Kalingga juga terdapat pusat agama Buddha Hinayana yang menarik banyak pemeluk Buddha untuk belajar di sana.
Nama besar Ratu Shima bahkan terdengar hingga ke luar negeri, termasuk di Jazirah Arab yang saat itu telah memasuki era kekhalifahan. Popularitasnya terutama disebabkan oleh ketegasannya dalam menegakkan hukum, terutama dalam melarang pencurian di wilayahnya.
Salah satu kisah terkenal adalah tentang Raja Arab yang dikenal sebagai Ta-Shih. Ia mendengar kabar tentang ketegasan Ratu Shima dalam menegakkan hukum dan memutuskan untuk menguji rakyat Kalingga dengan meletakkan karung emas di jalanan.
Beberapa bulan berlalu, namun tidak ada satu pun rakyat Kalingga yang berani mengambil karung emas tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mereka sangat patuh terhadap aturan ketat yang diterapkan oleh Ratu Shima.
Namun, suatu hari, karung emas tersebut tidak sengaja tersentuh oleh Pangeran Narayana, putra kesayangan Ratu Shima. Mengetahui hal ini, Ratu Shima langsung menjatuhkan hukuman berat karena menganggap hal itu sebagai pelanggaran hukum.
Baca Juga: Cerita Seram Penjaga Pintu Kereta Api, Diganggu Sosok Wanita dan Ular Welang
Awalnya, Ratu Shima menjatuhkan hukuman mati kepada putranya. Namun, setelah dipertimbangkan, hukuman tersebut diubah menjadi pemotongan kaki sebagai bentuk sanksi atas pelanggaran yang terjadi.
Akhirnya, Pangeran Narayana menjalani hukuman dengan dipotong kakinya. Ratu Shima wafat pada tahun 695 M setelah memimpin Kalingga selama bertahun-tahun.
Setelah kepergiannya, kerajaan ini tetap bertahan selama beberapa dekade sebelum akhirnya runtuh pada tahun 752 M akibat berbagai faktor internal dan eksternal.
Pada masa runtuhnya Kalingga, Islam telah berkembang pesat di Jazirah Arab dan dunia. Kekhalifahan Bani Umayyah, yang berkuasa sejak tahun 661 M, telah membawa pengaruh besar dalam penyebaran Islam ke berbagai wilayah. (C)
Penulis: Ahmad Jaelani
Editor: Kardin
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS