Sosok Anggota Kopassus Pratu Suparlan, Rambonya Indonesia

Muhammad Israjab, telisik indonesia
Minggu, 06 September 2020
0 dilihat
Sosok Anggota Kopassus Pratu Suparlan, Rambonya Indonesia
Kisah Heroik Prajurit Kopassus Pratu Suparlan, Dihujani Tembaan Tapi Mampu Habisi 83 Musuh. Foto: Repro google.com

" Satu di antara kisah heroik seorang anggota pasukan komando yakni kisah Pratu Suparlan. Prajurit dari Komando Pasukan Sandi Yudha (Kopassandha) atau sekarang bernama Kopassus yang sendirian menghabisi ratusan musuh. "

KENDARI, TELISIK.ID - Sejak dibentuk pada 16 April 1952, Kopassus disebut merupakan pasukan elite Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang sangat disegani diantara pasukan khusus yang ada di dunia.

Satuan elite Angkatan Darat (AD) itu banyak menyelesaikan beberapa misi-misi berbahaya baik operasi militer maupun nonmiliter.

Satu di antara kisah heroik seorang anggota pasukan komando yakni kisah Pratu Suparlan. Prajurit dari Komando Pasukan Sandi Yudha (Kopassandha) atau sekarang bernama Kopassus yang sendirian menghabisi ratusan musuh.

Menjadi seorang tentara berarti rela mengorbankan nyawanya untuk menjaga kedaulatan NKRI.

Seorang tentara harus mau ditugaskan ke pelosok negeri meski itu adalah daerah konflik mematikan yang kerap terjadi aksi baku tembak.

Bagi tentara, negeri adalah hal wajib yang harus dilindungi. Bagi mereka, napas yang keluar dari tubuhnya adalah pengabdian dan pengorbanan yang harus dilakukan kapan saja.

Semangat juang yang hebat dari tentara yang disebutkan di atas ternyata menginspirasi Pratu Suparlan.

Prajurit dari Kopasus ini rela mengorbankan nyawanya dengan tanpa takut.

Dia pasang badan agar rekannya bisa pergi dan melakukan perlawanan habis-habisan di Timor Timor. Berikut kisah heroik dari Pratu Suparlan yang layak untuk diteladani.

Baca juga: 24 Hari Diisolasi, Ini yang Dilakukan Pasien COVID-19 Bisa Sembuh

Cerita heroik tentang Pratu Suparlan yang mirip kisah film Rambo. Cerita Suparlan ini kemudian dimuat di halaman resmi Kopassus.mil.id yang diambil dari Majalah Baret Merah Edisi April 2014.

Keberanian dan heroisme Suparlan ini juga dikisahkan oleh Menko Kemaritiman Jenderal (Purn) Luhut Binsar Panjaitan.

Pratu Suparlan personel Nanggala-LII Kopassandha yang melakukan aksi heroik gugur demi bangsa dan negara pada saat menjalankan tugas di Timor Timur atau sekarang bernama Timor Leste.

Dilansir dari website Kopassus, diceritakan Pratu Suparlan bersama sepasukan kecil TNI pada 9 Januari 1983 melakukan patroli di wilayah yang rawan.

Pasukan patroli yang dipimpin Letnan Poniman Dasuki tersebut berpatroli memasuki daerah yang sangat rawan. Dan benar saja patroli kecil pasukan TNI tersebut bertemu dengan Fretilin (sayap militer terlatih Timor-Timur), lengkap bersenjatakan senapan serbu, mortar, dan GLM.

Kontak senjata pun tak bisa dihindari, patroli kecil ini mesti berhadapan dengan 300-an tentara Fretilin.

Terjadilah pertempuran yang tak seimbang. Sejumlah kecil pasukan TNI yang berada di pinggir jurang mesti berhadapan dengan 300-an musuh dengan persenjataan lengkap yang berada di ketinggian.

Satu per satu anggota pasukan kecil ini gugur. Melihat kondisi tersebut komandan tim memerintahkan pasukan untuk meloloskan diri ke satu-satunya peluang, yakni ke celah bukit.

Namun hanya sedikit waktu yang tersisa bagi pasukan kecil ini, sehingga Pratu Suparlan menyatakan pada komandannya untuk terus maju, sementara Ia sendiri memilih untuk mengadang musuh.

Dengan gagah berani sendirian Suparlan mengadang pasukan musuh yang hendak menghabisi pasukan TNI tersebut. Ia membuang senjatanya dan mengambil senapan mesin milik rekannya yang gugur.

Baca juga: Cantiknya Devi Nuraisyah, Pilih Jadi Sopir Truk dan Keluar Dari Kerja Kantoran

Tanpa gentar sedikit pun, ia menerjang ke arah pasukan Fretilin. Hamburan peluru senapan mesin musuh yang mengoyak tubuh Pratu Suparlan, dibalasnya dengan rentetan peluru, hingga amunisinya habis.

Meski bersimbah darah, prajurit Kopassus ini tetap tegar bagai Banteng Ketaton.

Bukannya roboh seperti harapan musuh, Pratu Suparlan justru menghunus pisau Komandonya, lalu berlari mengejar Fretilin ke tengah semak belukar, dan merobohkan pasukan musuh tersebut.

Mengira prajurit TNI ini telah berhasil dilumpuhkan gerombolan Fretilin ini mengerumuni Suparlan yang jatuh terduduk kehabisan tenaga.

Namun diluar dugaan setelah puluhan musuh tersebut berkumpul mengerumuninya dengan sisa tenaga yang ada, Ia susupkan tangan ke kantong celana.

Dalam hitungan detik, dicabutnya pin granat, lalu Ia melompat ke arah kerumunan Fretilin di depannya seraya berteriak, “Allahu Akbar”…. Dentaman keras membahana, mengiringi robohnya puluhan Fretilin, bersama seorang prajurit Kopassus bernama Prajurit Satu Suparlan.

Sebanyak 83 orang Fretilin dilaporkan meregang nyawa pada kejadian tersebut, serta puluhan orang ditangkap hidup-hidup. Sementara dari pihak TNI hanya 7 orang yang gugur. Jenazah Suparlan ditemukan tidak utuh.

Keberanian baktinya pada negara, Suparlan dianugerahi KPLB (Kenaikan Pangkat Luar Biasa) satu tingkat lebih tinggi dari pangkat semula yaitu Kopda (Anm).

Tanda jasa Bintang Sakti pun diberikan pada Kopda (Anm) Suparlan pada 13 April 1987, melalui Keppres No. 20/ TK/TH. 1987.

Nama Suparlan juga diabadikan di Monumen Seroja, Komplek Markas Besar TNI Cilangkap, serta diabadikan sebagai nama Lapangan Udara Perintis di Pusdikpasus Batujajar Bandung.

Reporter: Muhammad Israjab

Editor: Kardin

TAG:
Baca Juga