Tahun 2021, Pemkot Kendari Tangani Stunting di 15 Kelurahan

Sumarlin, telisik indonesia
Senin, 28 Juni 2021
0 dilihat
Tahun 2021, Pemkot Kendari Tangani Stunting di 15 Kelurahan
Wali Kota Kendari Sulkarnain Kadir meminta kepada OPD agar berkolaborasi menurunkan stunting. Foto: Ist.

" Ke-15 kelurahan tersebut menjadi sasaran karena jumlahnya melebihi 10 persen "

KENDARI, TELISIK.ID - Pemerintah Kota (Pemkot) Kendari tahun 2021 akan menangani kasus stunting di 15 kelurahan.

Ke-15 kelurahan tersebut menjadi sasaran karena jumlahnya melebihi 10 persen.

"Saya berharap betul kepada Organisasi Perangkat Daerah (OPD) agar berkolaborasi biar penurunan stunting dan ada peningkatan kualitas untuk anak-anak kita ini. Khususnya di daerah yang berada di atas 10 persen, apalagi jika kita berbicara nilai manusia kita tidak bisa berbicara presentasi, ada saja satu anak kita yang terkategori stunting menjadi perhatian serius buat kita," ungkap Wali Kota Kendari, Sulkarnain, beberapa waktu lalu.

Selain itu, kata Sulkarnain, untuk mewujudkan Kota Kendari layak huni dan sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Kendari 2017 - 2022, maka stunting menjadi komitmen Pemkot untuk menunjuk wilayah prioritas tersebut dalam pencegahan stunting.

Baca Juga: Jelang Kedatangan Jokowi, Paspampres Tinjau Lokasi Pembukaan Munas Kadin

"Bagaimana mungkin kita bisa mewujudkan kota layak huni kalau kualitas sumber daya manusia kita mengalami stunting. Sehingga untuk menangani ini tidak hanya satu bidang saja tetapi antar stakeholder yang menjadi tanggung jawab kita bersama untuk dilakukan dengan baik," ujar Wali Kota Kendari.

Data Dinas Kesehatan Kota Kendari menyebutkan, hingga Juni 2021, jumlah penderita stunting sebanyak 400 kasus. Jumlah ini meningkat 100 persen dibanding tahun 2020 sebanyak 200 kasus.

Selain itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Kendari Rahminingrum mengaku, untuk mencegah peningkatan kasus stunting, pihaknya terus mensosialisasikan persoalan ini di tengah masyarakat, mulai kepada ibu hamil, anak usia dini, remaja hingga orang dewasa.

“Dimulai ibu hamil soal bagaimana kecukupan gizinya. Kalau balita, apakah imunisasi dasarnya terpenuhi, apakah ASI eksklusifnya terpenuhi, apakah gizinya terpenuhi, itu harus diperhatikan,” ungkap Rahmingrum.

Baca Juga: 3 Hal yang Penting Diketahui Sebelum Jalani Vaksin COVID-19 Dosis Kedua

Rahminingrum menambahkan, edukasi dilanjutkan pada masa masuk usia sekolah. Saat itu, anak diperhatikan imunisasinya, pemeriksaan kesehatan, skrining untuk penyakit-penyakit tertentu pada tingkat Sekolah Dasar (SD).

“Terus masuk lagi remaja. Apakah dia selama remaja mendapatkan edukasi tentang kesehatan remaja, kesehatan reproduksi, perkawinan dini kemudian ketika dewasa, bagaimana cara mengenali pasangan usia subur itu, lalu menikah dan menghasilkan generasi yang baik,” tambahnya.

Untuk diketahui, 16 kelurahan yang menjadi sasaran penanganan  stunting yaitu, Tobimeita, Talia, Puday, Punggaloba, Poasia, Bungkutoko, Lepo - lepo, Sambuli, Purirano, Petoaha, Lalodati, Baruga, Labibia, Anaiwoi, dan Sanua. (B-Adv)

Reporter: Sumarlin

Editor: Fitrah Nugraha

Baca Juga