Tak Dikawal Polisi Jepang, Soekarno Pilih Pengawalan VIP dari Yakuza

Ahmad Jaelani, telisik indonesia
Senin, 19 Agustus 2024
0 dilihat
Tak Dikawal Polisi Jepang, Soekarno Pilih Pengawalan VIP dari Yakuza
Disela-sela kunjungan Soekarno di Jepang, ia pernah mendapatkan mendapatkan pengawalan khusus dari Yakuza. Foto: Repro Pinterest

" Ketika Presiden Soekarno melakukan kunjungan bersejarah ke Jepang pada tahun 1958, kepolisian setempat enggan memberikan pengawalan, lantaran kunjungan tak resmi. Dalam situasi yang tidak biasa ini, kelompok yang sangat tidak terduga, Yakuza dijadikan pilihan "

JAKARTA, TELISIK.ID - Ketika Presiden Soekarno melakukan kunjungan bersejarah ke Jepang pada tahun 1958, kepolisian setempat enggan memberikan pengawalan, lantaran kunjungan tak resmi. Dalam situasi yang tidak biasa ini, kelompok yang sangat tidak terduga, Yakuza dijadikan pilihan.

Yakuza, kelompok mafia Jepang yang dikenal luas karena kekejamannya, juga memiliki sisi lain dalam operasionalnya. Selain mengendalikan berbagai bisnis bawah tanah, mereka juga menyediakan layanan pengawalan VIP bagi siapa saja yang bersedia membayar harga yang sesuai.

Salah satu momen bersejarah yang menunjukkan peran Yakuza dalam arena internasional adalah ketika mereka memberikan pengawalan khusus kepada Presiden Soekarno selama kunjungannya ke Jepang pada tahun 1958.

Mengutip kumparan.com, Senin (19/8/2024), pada masa itu, Soekarno adalah salah satu tokoh paling populer di dunia. Kepemimpinannya yang berani dan vokal dalam menghadapi blok Barat serta inisiatifnya dalam Konferensi Asia Afrika (KAA) telah membuatnya menjadi pusat perhatian global.

Baca Juga: Delapan Benda Bertuah Milik Soekarno dan Soeharto hingga Keris Penghilang Tubuh Jenderal Soedirman

Namun, ketika Soekarno merencanakan kunjungan ke Jepang pada tahun 1958, ia dihadapkan pada situasi yang tidak terduga. Kepolisian Jepang, yang menganggap kunjungan tersebut bukan sebagai kunjungan resmi kenegaraan, menolak untuk memberikan pengawalan.

Kabar ini membuat Iskandar Ishak, Konsulen Indonesia di Tokyo, merasa sangat khawatir. Sebagai orang nomor satu di Indonesia, sangat tidak mungkin bagi Soekarno untuk melakukan kunjungan ke negara lain tanpa pengawalan yang memadai.

Apalagi, Soekarno telah menerima ancaman pembunuhan baik dari dalam maupun luar negeri, termasuk rumor ancaman pembunuhan selama kunjungannya ke Jepang.

Dalam situasi yang semakin rumit menjelang keberangkatan Soekarno, Kolonel Sambas Atmadinata, yang merupakan orang kepercayaan Soekarno, akhirnya menghubungi temannya dari masa perang, Oguchi Masami.

Oguchi, yang sangat memahami situasi keamanan di Jepang, menyarankan agar Soekarno dikawal oleh Yakuza.

Yakuza, yang sudah ada sejak abad ke-17, merupakan kelompok yang sangat terorganisir dan memiliki pengaruh besar di Jepang. Pemerintah dan kepolisian Jepang pun tidak berani mengusik keberadaan mereka.

Baca Juga: Jejak Sejarah, 5 Nama Indonesia Sebelum Kemerdekaan

Kolonel Sambas kemudian memberitahukan saran ini kepada Iskandar Ishak, yang segera menghubungi salah satu pentolan Yakuza, Yoshio Kodama.

Yoshio setuju untuk memberikan pengawalan kepada Soekarno dan menugaskan Kobayashi Kushuo, salah satu anggota Yakuza yang paling berpengaruh, untuk memimpin tim pengawalan yang terdiri dari 20 anggota Yakuza terbaik.

Pengawalan ketat oleh Yakuza ini berlangsung selama delapan hari penuh, memastikan keselamatan Soekarno selama kunjungannya di Jepang. Namun, pengawalan ini bukanlah satu-satunya hal yang disediakan oleh Yakuza.

Soekarno juga menerima hiburan VIP yang disiapkan oleh mereka. Salah satu momen yang paling dikenang dari kunjungan ini adalah ketika Soekarno berkenalan dengan seorang wanita cantik bernama Naoto Nemoto melalui perantara Kobayashi Kushuo. Naoto kelak menjadi istri Soekarno dan dikenal dengan nama Ratna Sari Dewi. (C)

Penulis: Ahmad Jaelani

Editor: Mustaqim

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baca Juga