TPA/Rumah Qur'an As'saadiah Butuh Bantuan dan Tenaga Pengajar
Muh. Adi Alamsyah, telisik indonesia
Kamis, 12 Desember 2024
0 dilihat
Kondisi TPA As'saadiah saat pengajian. Foto: Sahari Ramadan/Pengelola TPA As'saadiah dan Bangunan Masjid / TPA As'saadiah. Foto: Muh. Adi Alamsyah/Telisik
" Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA)/Rumah Qur’an As’saadiah di Jalan Chairil Anwar, Wua-Wua, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, saat ini sangat membutuhkan bantuan dari pemerintah, donatur, maupun relawan pengajar "
KENDARI, TELISIK.ID – Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA)/Rumah Qur’an As’saadiah di Jalan Chairil Anwar, Wua-Wua, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, saat ini sangat membutuhkan bantuan dari pemerintah, donatur, maupun relawan pengajar.
TPA ini beroperasi di bangunan Masjid As’saadiah yang memiliki dua lantai dengan luas sekitar 11 x 15 meter. TPA/Rumah Qur’an As’saadiah didirikan sejak tahun 2003 dan awalnya berfungsi sebagai tempat ibadah, pengajian, serta menyediakan buku-buku pelajaran agama dan sekolah.
Namun, seiring berjalannya waktu, pengelola TPA menghadapi berbagai tantangan, terutama dalam hal fasilitas dan tenaga pengajar.
Baca Juga: TPI Kendari Dipenuhi Sampah dan Kian Menambah Aroma Tak Sedap
Sebelumnya, TPA ini memiliki beberapa relawan pengajar, namun karena minimnya fasilitas, seperti Al-Qur'an dan Iqro, serta kekurangan tenaga pengajar, banyak peserta didik yang akhirnya memilih berhenti.
“Saat ini, TPA ini hanya memiliki satu tenaga pengajar dan jumlah peserta didik yang tersisa sekitar 25 orang,” ungkap Pengelola TPA/Rumah Qur’an As’saadiah, Sahari Ramadan (53), Rabu (11/12/2024).
Sahari menjelaskan bahwa mayoritas peserta didik berasal dari keluarga kurang mampu, dengan sebagian di antaranya telah putus sekolah.
Sebagian besar pengajian lain di Kendari memungut biaya, sehingga TPA ini hadir untuk memberikan kesempatan kepada anak-anak yang ingin belajar mengaji dan mendalami ilmu agama tanpa terbebani biaya.
“Bagi anak-anak, TPA ini sudah dianggap rumah kedua. Setelah pulang sekolah, mereka langsung datang ke sini, bahkan ada yang datang dengan seragam sekolah,” tutur Sahari.
Di TPA ini anak-anak bebas bermain setelah salat, selama tidak merusak fasilitas dan saling bertengkar. “Kami menerapkan rumah ibadah yang ramah anak,” kata Sahari.
Sahari berharap agar ada perhatian dari berbagai pihak untuk membantu, baik dengan menjadi relawan pengajar atau memberikan donasi.
Ia membuka kesempatan bagi siapa saja yang ingin membantu dan dapat menghubungi Tim Pengelola melalui nomor 081317018995. “Jika ada relawan pengajar, keringat mereka akan dihargai,” kata Sahari berharap.
Hasmin (47), relawan yang telah mengajar di TPA ini selama tiga tahun, mengaku kewalahan dengan banyaknya peserta didik yang tidak seimbang dengan jumlah pengajar yang ada.
Baca Juga: Mahasiswa Sejarah FIB UHO Kendari Dulang Banyak Pengetahuan Baru Usai PKL di Makassar
“Saya mengajar secara sukarela, tapi dengan jumlah murid yang banyak, saya merasa kewalahan,” ujar Hasmin.
Peserta didik di TPA/Rumah Qur’an As’saadiah, seperti Rifki (11), Eza (11), Wahyu (10), dan Abil (12), sangat bersyukur dengan adanya TPA ini. Mereka bisa belajar mengaji dan bermain bersama teman-teman. Namun, beberapa teman mereka terpaksa berhenti karena pengajar sering tidak hadir.
“Kami sangat senang belajar mengaji di sini, tapi beberapa teman sudah berhenti karena tidak ada pengajar,” kata Rifki mewakili teman-temannya. (A)
Penulis: Muh. Adi Alamsyah
Editor: Mustaqim
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS