10 Masalah Serius Kesehatan Seksual Wanita Paruh Baya Patut Diwaspadai
Reporter
Jumat, 12 Juli 2024 / 11:35 pm
JAKARTA, TELISIK.ID - Satu dari tiga wanita paruh baya dan satu dari dua wanita lansia memiliki masalah kesehatan seksual. Masalah paling umum adalah disfungsi seksual. Penyebabnya bisa fisik, psikologis, bahkan hormonal.
Disfungsi seksual wanita adalah istilah umum untuk masalah terhambatnya kepuasan dari aktivitas seks. Ketika masalah ini menjadi berulang dan terus-menerus, kehidupan seks jadi terganggu dan menyebabkan kesulitan bagi perempuan itu dan pasangannya, bersumber dari alodokter.com.
Dokter spesialis kebidanan dan kandungan di India, Nimmi Mahajan, mengatakan, disfungsi seksual perempuan bentuknya bermacam-macam. Masalah yang paling sering adalah berkurangnya libido sehingga merasa kurang tertarik pada seks.
Selain itu, ketidakmampuan untuk terangsang secara fisik atau mempertahankan gairah selama aktivitas seksual. Perempuan paruh baya juga sering mengalami kesulitan mencapai klimaks seksual atau orgasme bahkan setelah rangsangan seksual yang cukup.
Masalah lain yang cukup sering ditemui adalah nyeri saat berhubungan seks, dispareunia dan vaginismus. Dispareunia dialami ketika perempuan mengalami rasa sakit yang luar biasa di area genital atau panggul selama hubungan seksual. Sementara, vaginismus terjadi ketika kejang otot vagina yang menyakitkan mencegah penetrasi.
Baca Juga: Ini 14 Tanda Laki-Laki Mandul
Dilansir dari Tempo, Jumat (12/7/2024), gangguan kesehatan seksual ini disebabkan oleh kondisi berikut ini:
1. Kondisi Medis
Penyakit kronis seperti diabetes, penyakit jantung, penyakit hati atau ginjal dapat menyebabkan disfungsi seksual. Demikian pula, IMS atau infeksi vagina yang tidak diobati dan kondisi seperti endometriosis, atrofi vulvovaginal, atau lichen sclerosis juga dapat menyebabkan masalah seksual.
2. Psikologis
Penyebab psikologis biasanya dikaitkan dengan stres, kecemasan, atau depresi yang luar biasa. Memiliki konflik yang sering dengan pasangan atau trauma seksual masa lalu juga dapat menghambat kehidupan seks.
3. Ketidakseimbangan Hormon
Adapun ketidakseimbangan hormon terjadi bersamaan dengan proses penuaan dan menopause. Saat itu terjadi, kadar estrogen terus menurun. Vagina menjadi kering dan gatal, dan dinding vagina menjadi lebih tipis dan kurang elastis sehingga seks menjadi menyakitkan dan tidak nyaman. Hilangnya estrogen juga mengurangi hasrat seksual dan kemampuan untuk terangsang.
4. Kehamilan
Kehamilan dan menyusui menyebabkan perubahan kadar hormon yang dikaitkan dengan kekeringan pada vagina dan mempengaruhi minat seksual. Trauma vagina seperti sayatan bedah yang dibuat untuk membantu persalinan dapat mengurangi keinginan melakukan aktivitas seksual.
5. Obat-Obatan
Mengonsumsi obat-obatan seperti obat tekanan darah tinggi, antidepresan, obat antipsikotik, obat epilepsi, obat kanker, steroid dapat menyebabkan disfungsi seksual.
6. Foreplay Tidak Memadai
Foreplay yang kurang sebelum penetrasi tidak akan menghasilkan pelumasan vagina yang cukup untuk melakukan aktivitas seksual. Ini dapat menyebabkan seks yang menyakitkan dan pada akhirnya menciptakan kurangnya keinginan untuk itu.
7. Persepsi Diri
Pertambahan usia umumnya juga diiringi dengan perubahan kondisi fisik. Kenaikan berat badan, perubahan bentuk tubuh, dan menurunnya kebugaran kerap kali membuat Anda merasa kurang bergairah. Akibatnya, Anda pun tak berselera melakukan hubungan seksual, seperti dilansir dari halosehat.com.
Keengganan itu bisa berasal dari rasa tidak percaya diri, fisik yang tak seaktif dulu, atau memang lebih mudah lelah. Padahal, keintiman dalam bercinta sangat dipengaruhi oleh keinginan berhubungan seks yang muncul di awal.
Agar perubahan ini tak sampai memengaruhi gairah seksual Anda berlarut-larut, cobalah untuk menghargai diri Anda sendiri. Cobalah pula untuk menerima dan menjalani hidup dengan senang hati. Dengan begitu, hidup pun akan menjadi lebih baik.
8. Perbedaan Prioritas
Di usia pertengahan, biasanya pasangan memiliki prioritas masing-masing dalam hubungan. Wanita akan lebih berfokus pada kebutuhan dan perawatan diri. Hal ini membuat kaum wanita lebih sering melakukan hal-hal yang dapat mengembangkan kreativitas dan dirinya.
Sementara itu, laki-laki pada usia paruh baya, umumnya mendambakan keseimbangan hidup antara bekerja dan menikmati hidup. Mereka menginginkan kehidupan yang lebih santai dan gemar berekreasi di waktu luang.
Perbedaan kondisi inilah yang juga bisa memengaruhi hubungan Anda, bahkan tak hanya soal gairah seksual. Untuk menyiasatinya, pastikan Anda membangun komunikasi yang baik di dalam hubungan sehingga tak ada yang merasa terabaikan.
Baca Juga: 16 Racikan Ini Diklaim Bikin Perkasa Pria di Atas Ranjang
9. Hasrat Seksual
Pada usia paruh baya, wanita mungkin akan mengalami fase yang disebut perimenopause hingga menopause. Pada fase inilah, wanita akan mengalami perubahan gairah seksual yang sangat signifikan. Mereka bisa sampai kehilangan hasrat seksual atau libido dan tak berkeinginan melakukan hubungan seks sama sekali.
Sekalipun keinginan berhubungan seks menurun, nyatanya kemampuan orgasme tidak. Dalam penelitian yang dilakukan oleh San Diego School of Medicine, kepuasan seksual wanita justru meningkat seiring bertambahnya usia. Terlepas dari aktif atau tidaknya melakukan hubungan seksual.
Sementara itu, pada laki-laki juga terjadi penurunan hasrat seksual. Namun, ada pula kasus di mana salah satu pasangan memiliki hasrat seksual yang konsisten atau bahkan mengalami peningkatan libido.
Keinginan berhubungan seks yang tidak klop ini bisa jadi tantangan yang cukup rumit. Cobalah bicarakan dengan pasangan mengenai cara terbaik. Anda mungkin bisa juga mencoba suasana baru agar kehangatan dalam berhubungan seks tetap terjaga.
10. Respons Seksual
Pasangan paruh baya bisa saja kesulitan untuk mencapai orgasme bersamaan. Keterlambatan orgasme pasangan bisa saja menjadi cikal bakal munculnya ketidakpuasan dalam bercinta. Cenderungnya, hal ini terjadi pada wanita. Sementara itu, kesulitan orgasme yang dialami laki-laki disebabkan oleh kegagalan ereksi saat bercinta.
Lagi-lagi, di sini komunikasi menjadi kunci utama. Wanita memang dikenal lebih lama mengalami orgasme. Namun, dengan komunikasi yang intens saat berhubungan seks, kepuasan bersama bisa diraih. (C)
Penulis: Ahmad Jaelani
Editor: Fitrah Nugraha
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS