5 Penyakit Menular Ini Harus Diwaspadai Jemaah Haji Setelah Pulang di Tanah Air
Reporter
Minggu, 17 Juli 2022 / 7:29 am
JAKARTA, TELISIK.ID - Jemaah haji kini sudah selesai melaksanakan sejumlah rangkaian ibadah haji di tanah suci, Makkah. Sebagian bahkan telah kembali ke negara masing-masing, termasuk jemaah Indonesia.
Namun jemaah haji ketika kembali ke negaranya atau kampung halaman harus dalam keadaaan sehat. Olehnya itu mereka sebelum pulang harus dinyatakan sehat.
Bahkan meski telah dinyatakan sehat, kondisi kesehatan jemaah haji mesti tetap berada dalam pemantauan hingga beberapa waktu ke depan.
Hal tersebut disampaikan Kepala Pusat Kesehatan Haji, Budi Sylvana. Menurutnya, jemaah haji yang sudah dinyatakan sehat ketika pulang ke Indonesia harus tetap dipantau kondisinya.
Mereka akan diawasi kondisinya selama 21 hari oleh dinas kesehatan.
Andai selama masa pemantauan para jemaah haji mengalami gangguan kesehatan, diharapkan untuk langsung melapor ke fasilitas kesehatan (faskes) setempat.
Hal tersebut dilakukan sebagai deteksi dini terhadap penyakit menular, yang berpotensi menjangkiti para jemaah.
Lebih lanjut, para jemaah haji juga akan dibekali dengan Kartu Kewaspadaan Kesehatan Jemaah Haji (K3JH).
"Tentunya selama 21 hari jika timbul gejala sakit, jemaah harus segera lapor dan berobat ke fasilitas kesehatan terdekat dengan membawa K3JH," kata Budi, dikutip dari Sehatnegeriku.kemkes.go.id.
Baca Juga: Catat, Ini Jadwal Kepulangan Pertama Jemaah Haji Indonesia Dimulai 15 Juli
Selain itu, Budi juga mengingatkan agar para jemaah haji tetap menerapkan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS), mengonsumsi makanan bergizi, istirahat yang cukup, serta menjaga kebersihan diri.
Melansir IDN Times dari berbagai sumber, berikut deretan penyakit menular yang harus diwaspadai jemaah haji:
1. COVID-19
COVID-19 merupakan salah satu penyakit menular yang harus diwaspadai, dan sampai sekarang masih menjadi pandemik global.
Dikutip dari Infeksiemerging.kemkes.go.id, masa inkubasi COVID-19 diperkirakan antara 1-14 hari, dan bisa berubah sewaktu-waktu sesuai perkembangan kasus.
Para jemaah harus mawas diri jika menunjukkan gejala COVID-19, seperti flu, batuk, hingga demam. Kewaspadaan harus ditingkatkan, mengingat Indonesia kini terancam gelombang pandemi baru yang disebabkan oleh subvarian Omicron BA.4 dan BA.5.
2. Meningitis meningokokus
Penyakit ini salah satunya disebabkan oleh bakteria neiserria meningitidis. Ada dua penyakit yang disebabkan bakteri tersebut, yaitu meningitis meningokokus dan septikemia meningokokus.
Berdasarkan laporan Badan Kesehatan Dunia (WHO) 2002 silam, sempat terjadi epidemi dari penyakit meningokokus yang berasal dari Arab Saudi selama penyelenggaraan haji pada Maret 2000.
Penyakit ini memiliki masa inkubasi selama 1-10 hari, dengan gejala seperti demam, sakit kepala, muntah, mual, kaku kuduk, dan fotofobia. Selain itu, ada tanda gangguan neurologis seperti letargi, delirium, koma, dapat disertai kejang.
3. MERS
Selanjutnya, ada Middle East Respiratory Syndrome (MERS) yang merupakan subtipe dari virus Corona. Kebanyakan pasien MERS mengalami gangguan pernapasan akut yang parah dengan gejala demam, batuk, dan sesak.
Masa inkubasi MERS diketahui sekitar 5-6 hari, tapi bisa juga berkisar antara 2-14 hari.
4. Polio
Virus Polio termasuk dalam golongan Human Enterovirus yang bereplikasi di usus dan dikeluarkan melalui tinja.
Dikutip dari InfeksiEmerging, penyakit ini bisa menyebabkan kelumpuhan dengan kerusakan motor neuron pada cornu anterior dari sumsum tulang belakang akibat infeksi virus.
Baca Juga: Pemerintah Stop Pengiriman TKI ke Malaysia, Ini Alasannya
Masa inkubasi virus polio biasanya antara 3-6 hari, dan kelumpuhan bisa terjadi dalam waktu 7-21 hari. Sekitar 90 persen orang yang terinfeksi polio tidak memiliki gejala, atau gejalanya sangat ringan dan biasanya tidak dikenali.
5. Ebola
Terakhir, ada Ebola Virus Disease (EVD) yang disebabkan oleh virus Ebola. Gejala penyakit ini diawali dengan demam mendadak, sakit kepala, nyeri sendi dan otot, lemah, diare, muntah, sakit perut, tidak nafsu makan, dan pendarahan yang tidak biasa.
Pada beberapa kasus, pendarahan luar dan dalam bisa terjadi 5-7 hari setelah gejala pertama muncul. Semua penderita yang terinfeksi menderita kesulitan pembekuan darah, dan masa inkubasi penyakit ini antara 2-21 hari. (C)
Penulis: Fitrah Nugraha
Editor: Haerani Hambali