AHY Harus Realistis dan Berpikir Seperti Prabowo, Tak Masuk Bursa Pilpres, Nyaleg DPR RI
Reporter
Jumat, 14 Oktober 2022 / 3:25 pm
JAKARTA, TELISIK.ID - Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) belum mengenyam bangku pemerintahan. Sehingga hal inilah yang dinilai menjadi kelemahan AHY untuk tarung di Pilpres 2024 sekalipun jadi cawapres.
Pengamat politik Efriza berpandangan, AHY harus realistis. Putra Presiden RI ke-6 tersebut harus mulai berfikir seperti Prabowo Subianto.
"Apa yang dimaksud berfikir seperti Prabowo? Prabowo kan dulu dipertanyakan apakah dia bisa memimpin di pemerintahan. Akhirnya Prabowo kan mau menerima menjadi Menhan," ucapnya, Jumat (14/10/2022).
Menurut Efriza, jika AHY tak lolos dalam bursa Capres-cawapres, AHY bisa mengajukan diri sebagai Caleg DPR RI. Sehingga ketika lolos ke Senayan, masyarakat bisa menerima AHY.
Langkah itu dinilai lebih tepat karena AHY masih kerap disebut anak papi yang belum punya track record di pemerintahan.
"Dan itu juga dipertanyakan oleh Adian Napitupulu. Apakah AHY bisa memimpin, karena dia belum punya pengalaman. Anies pun jangan-jangan memikirkan itu, pengalaman AHY nggak ada, pengalaman RT RW nggak ada," jelas Efriza.
Baca Juga: Bukan AHY, 4 Sosok Ini Cocok Buat Cawapres Anies Baswedan
Kata Efriza, serangan politikus PDIP itu tepat dialamatkan ke AHY, namun AHY tidak perlu baper. Sebab perolehan suara AHY bersama NasDem dan PKS masih cukup tinggi.
Sebelumnya, dilansir dari Suara.com - jaringan Telisik.id, Adian Napitupulu secara tidak langsung mempertanyakan kepercayaan diri AHY untuk mencalonkan diri sebagai RI 1.
Menurut Adian, AHY belum mempunyai pengalaman sebagai pejabat publik yang memadai dan mumpuni.
Adian juga sempat mengungkit pengunduran diri AHY dari TNI sebelum fokus meneruskan karier politik keluarganya.
"Mencalonkan diri menjadi presiden, menurut saya, itu hak setiap warga negara, siapapun boleh. Tapi kan di titik tertentu rakyat akan berpikir, apa sih yang pernah dilakukan oleh AHY misalnya," kata Adian.
Salah satu bentuk nihilnya kontribusi AHY, menurut Adian, adalah karena putra sulung SBY itu belum pernah menjadi pejabat publik sama sekali.
AHY diketahui hanya pernah mencalonkan diri sebagai Gubernur DKI Jakarta tahun 2017 melawan Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama.
"Bupati belum pernah, gubernur belum pernah, DPR RI belum pernah, masih usia muda sudah mundur dari tentara (dan) tidak menyelesaikan jabatannya, kira-kira seperti itu," ujar Adian.
"RT/RW belum pernah, lurah belum pernah, lalu dia tidak pernah punya pengalaman sebagai pejabat publik, lalu mau memimpin sebuah republik? Nah itu kan, biarlah rakyat nanti akan memilih kepatutannya, kepantasannya," sambungnya.
Sindiran pedas ini Adian sampaikan setelah Partai Demokrat menilai PDIP terlalu overthinking dengan kesiapan SBY untuk turun gunung di Pemilu 2024.
Bukan hanya turun gunung, SBY juga sempat menduga akan ada kecurangan di Pemilu 2024 yang bisa merugikan Partai Demokrat sebagai oposisi pemerintah.
Baca Juga: Parpol Siap-siap, KPU Sulawesi Tenggara Segera Verifikasi Faktual untuk Pemilu 2024
Namun bukan sekadar overthinking, Adian menilai pernyataan SBY adalah wujud serangan terstruktur kepada pemerintah.
Apalagi karena pernyataan SBY viral bersamaan dengan klaim AHY soal era Joko Widodo yang dinilai cuma gunting pita.
Adian Napitupulu Bersikeras SBY Turun Gunung demi Anak.
Sejak menjadi kontroversi, Adian bersikeras meyakini pernyataan SBY adalah untuk melindungi anaknya di Pemilu 2024. (C)
Penulis: Musdar
Editor: Haerani Hambali