Banyak Kasus Lukai Hati Rakyat di Sumut, BEM Nusantara Tuntut Kapolda Dicopot
Reporter Medan
Kamis, 04 November 2021 / 1:46 pm
MEDAN, TELISIK.ID - Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Nusantara meminta Kapolri Jenderal Listyo Sigit melakukan evaluasi dan mencopot Kapolda Sumut, Irjen Pol Panca Putra.
Desakan pencopotan itu bukan tanpa alasan. Banyak kasus yang menjerat anggota Irjen Pol Panca Putra dan dianggap telah melukai hati rakyat. Selain itu, mahasiswa juga meminta agar Kapolri mencopot Kapolrestabes Medan, Kombes Pol Riko Sunarko.
"Kami dari BEM Nusantara minta Bapak Kapolri mencopot Kapolda Sumut dan Kapolrestabes Medan. BEM Nusantara mendukung program Kapolri Jenderal Lystio Sigit Prabowo dalam mewujudkan Polri Presisi atau Prediktif Responsibilitas Transparansi Berkeadilan," kata Sekretaris BEM Nusantara Pusat M Julianda Arisa, melalui release yang diterima Telisik.id, Rabu (3/11/2021).
Mahasiswa ini mengatakan, tuntutan pencopotan itu sangat beralasan, dikarenakan pemimpin yang bertanggung jawab itu adalah pemimpin yang bisa membina anggotanya dan mewujudkan keamanan dan ketertiban yang kondusif di Sumatera Utara.
"Lihat saja kejadian yang terjadi di Sumatera Utara. Moral anggota polisi dipertanyakan. Itu kan tanggung jawab pimpinan dalam melakukan pembinaan. Kami mencatat beberapa peristiwa penting yang sangat menyakiti hati masyarakat," tegasnya.
Ada sebelas kasus yang dicatat oleh BEM Nusantara yang terjadi di Provinsi Sumut dan sebagian besar diduga melibatkan personel Polri di Polrestabes Medan.
"Kami berharap Kapolri mencopot keduanya dari jabatan. Kapolda Sumut dan Kapolrestabes Medan karena tidak mampu membina anggotanya dan menjaga Kamtibmas," tegas pria yang disapa Nanda.
Ia juga melihat lemahnya intelijen Polri di Polda Sumut dalam menganalisa dan mencegah munculnya konflik dan mengatasi masalah. Nanda menegaskan, BEM Nusantara sangat mendukung program Kapolri salah satunya Polri Presisi dan memotong kepala yang busuk.
"Ikan busuk dari kepala bukan ekor. Saatnya Pak Kapolri membenahi Polda Sumut dengan menindak tegas pimpinan yang tidak mampu," terangnya.
Berikut ini adalah BEM Nusantara terkait kasus yang diduga melibatkan personel Polri di Polrestabes Medan, Polda Sumut.
Baca Juga: Jakarta Terapkan PPKM Level 1, Anies Apresiasi Kinerja Semua Pihak
Baca Juga: Alor Selatan NTT Diterjang Banjir Bandang, Kerugian Capai Ratusan Juta Rupiah
1. Oknum anggota Polri menjual barang tangkapan narkotika di Kota Tanjung Balai. Belasan oknum polisi sudah ditahan dan kasusnya sudah dilimpahkan ke kejaksaan.
2. Oknum anggota Polri di Satuan Narkoba Polrestabes Medan diduga terlibat dalam penyalahgunaan narkotika dan pelanggaran Standard Operasional Prosedur dalam menjalankan tugas. Kini beberapa oknum dan juga perwira sedang menjalani penahanan di Polda Sumut.
3. Kasus seorang pedagang yang jadi korban penganiayaan ditetapkan menjadi tersangka di Polsek Percut Sei Tuan. Di mana pedagang tersebut dianiaya oleh beberapa orang preman. Kasusnya pun viral, berujung pada pencopotan Kapolsek dan jajarannya.
4. Kasus pedagang sayur yang dipalak oleh sekelompok preman. Korban
dianiaya dan ditikam. Korban penganiayaan berujung ditetapkan jadi tersangka oleh penyidik di Polsek Medan Baru.
5. Kasus dugaan perselingkuhan oknum mantan Kasat Reskrim Polres Serdang Bedagai dengan oknum Polwan. Di mana kasus ini dilaporkan oleh istrinya ke Propam Polda Sumut.
6. Kasus diduga oknum penyidik meniduri istri tersangka di Polsek Kutalimbaru.
7. Kasus viral istri Kapolres Tebing Tinggi AKBP Agus Sugiarso pamer uang di media sosial berujung pada pencopotan Kapolres Tebing Tinggi.
8. Kasus penyerangan dua anggota Polri oleh sekolompok anggota organisasi kepemudaan di Medan.
9. Kasus perampokan toko emas di pasar Simpang Limun, Medan. Satu anggota sekuriti terluka kena tembakan oleh pelaku.
10. Kasus penembakan Pemred media online di Pematangsiantar yang menyebabkan korban tewas.
11. Maraknya aksi begal dan premanisme di Medan, yang mengganggu kamtibmas dan cenderung membuat Kota Medan tidak kondusif.
Sayangnya, Kapolda Sumut, Irjen Pol Panca Putra ketika dikonfirmasi awak media melalui selularnya belum memberikan jawaban terkait desakan pencopotan itu. (B)
Reporter: Reza Fahlefy
Editor: Haerani Hambali