Bocah di Nusa Tenggara Timur Tolak Hadiah Mobil Dari Menteri Pendidikan Usai Juara Dunia Matematika
Reporter Kupang
Selasa, 31 Januari 2023 / 7:26 pm
KUPANG, TELISIK.ID - Caesar Archangels Hendrik Meo Tnunay alias Nono berhasil mengharumkan nama Nusa Tenggara Timur di kancah dunia dengan menjuarai kompetisi matematika.
Kecepatan menghitung menjadi keunggulan Nono yang dibimbing langsung ayahnya berbekal kalkulator. Ayahnya menyebut angka sambil mengetik, sementara Nono hanya menggunakan tangan dan langsung menyebutkan hasil hitungannya.
Nono yang saat ini merupakan siswa kelas 2 SD Inpres Buraen 2, meraih juara 1 kompetisi matematika tingkat dunia ajang International Abacus World Competition, Abacus Brain 2022 dengan mengalahkan 7 ribu peserta dari berbagai negara.
Baca Juga: Puluhan Desa di Kolaka Utara Diduga Bermasalah Penyaluran BLT
Ayah Nono, Rafli Meo Tnunay mengaku bangga dan terus mengasah kemampuan anaknya. Untuk itu, setiap hari ia selalu mendampingi anaknya belajar.
“Sebelum ke sekolah kalau ada waktu saya ajarkan seperti tadi,” ucap ayah Nono, Selasa (31/1/2023).
Keberhasilan Nono tidak saja menjadi kebanggaan bagi kedua orang tuanya, tapi juga guru-guru dan teman-temannya, termasuk pemerintah.
Karena prestasinya, Nono menjadi sosok yang viral dan tentunya menginspirasi banyak orang.
Menariknya, bocah kelas 2 SD asal Kecamatan Amarasi, Kabupaten Kupang ini mendapatkan hadiah Menteri Pendidikan, Nadiem Makarim dan dari salah satu perusahaan mobil.
Sayang, kedua hadiah itu ditolak Nono yang lebih memilih ingin menciptakan sendiri pesawat dan kereta. Sedangkan hadiah dari Nadiem ia lebih memilih beasiswa.
"Saya lebih pilih beasiswa dari pada mobil. Karena beasiswa sangat membantu masa depan saya ke depan," kata Nono.
Ia bahkan bercita-cita ingin seperti Elon Musk loh. Nono sendiri merupakan anak dari 3 bersaudara yang terlahir dari seorang ayah yang bekerja sebagai petani dan tukang bangunan, sedangkan sang ibu seorang guru.
Baca Juga: Stok Vaksin PMK Beberapa Daerah di Jawa Timur Menipis
Keseharian Nono sendiri, terbilang cukup disiplin sebab ia kerap bangun pukul 5 pagi untuk mengawali harinya.
Sebelum berangkat sekolah, ia membiasakan diri belajar lalu sarapan. Di sekolah, Nono diketahui kerap membantu teman-temannya belajar.
International Abacus World Competition merupakan sebuah kompetisi yang dilaksanakan selama 1 tahun. Dalam kompetisi itu peserta diminta mengerjakan sebanyak 15.201 file, di mana setiap file berisi 10 soal yang menggunakan bahasa Inggris dan dikerjakan secara virtual dan listening.
Nono pun berhasil mengalahkan 7000 peserta lainnya yang berasal dari berbagai negara. (B)
Penulis: Berto Davids
Editor: Kardin
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS