Buset, Sapu Tangan Bekas yang Diduga Milik Lionel Messi Dijual Rp 14 Miliar

Senin, 16 Agustus 2021  /  9:12 am

Lionel Messi bercucuran air mata saat menyampaikan salam perpisahan dengan Barcelona dan sapu tangan berwarnah putih miliknya yang dijual 1 juta dollar atau setara Rp 14 miliar. Foto: Repro Mata-mata.com

BARCELONA, TELISIK.ID - Sapu tangan bekas tangisan Lionel Messi ketika momen perpisahan dengan Barcelona, dijual dengan harga 1 juta dollar AS atau setara Rp14 miliar.

Sapu tangan yang diklaim dipakai Messi itu dijual oleh sebuah akun anonim di internet. Sang penjual juga menyertakan bonus berupa ongkos kirim (ongkir) gratis ke seluruh Argentina.

Mengutip dari Sportstar.id pada Senin (16/8/2021), kala itu Messi menangis tersedu-sedu saat menyampaikan salam perpisahan pada Sabtu (7/8/2021) sore WIB di Stadion Camp Nou.

Pemain usia 34 tahun itu pun menyeka air matanya dengan menggunakan sapu tangan yang saat ini telah dihargai 1 juta dollar tersebut.

Dalam deskripsinya, sang penjual meyebutkan bahwa sapu tangan itu mengandung materi genetik Messi, sebab tertempel bekas lendir hidung sang bintang.

Si penjual pun mengklaim materi genetik pada sapu tangan tersebut bisa dipakai untuk kloning.

Lucunya lagi, ia juga menyebut bahwa produk itu telah lecek tetapi masih dalam kondisi baik. Tak lupa pula, ia menyertakan gambar sapu tangan yang terlihat cukup menjijikkan.

Baca Juga: Ingin Diduetkan dengan Messi, PSG Lirik Cristiano Ronaldo

Baca Juga: Jersey Messi Nomor 30 Habis Terjual dalam 20 Menit, PSG Ketiban Untung

Pada konferensi pers pekan lalu Messi terlihat mengucurkan air mata dan sesekali menyekapnya dengan sapu tangan yang berwarna putih itu.

Hal ini pun cukup menyita perhatian dunia. Wajar saja mengingat La Pulga sudah identik dengan Barcelona dalam 14 tahun terakhir.

Dengan demikian, sapu tangan yang dipakai Messi ini pun menjadi barang ikonik.

Selain itu, keaslian barang yang dijual secara online itu masih sangat diragukan dan kemungkinan besar sapu tangan itu bukan milik Messi. (C)

Reporter: Ahmad Sadar

Editor: Haerani Hambali