DPR Minta Kemenparekraf Kembangkan Potensi Desa Wisata

Rahmat Tunny

Reporter Jakarta

Kamis, 24 September 2020  /  2:40 pm

Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Abdul Fikri Faqih. Foto: Ist.

JAKARTA, TELISIK.ID - Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Abdul Fikri Faqih meminta Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparerkraf) RI mengembangkan potensi desa wisata  yang masih luput dari perhatian Pemerintah.  

“Pertumbuhan rural tourism itu malah tumbuh 6 persen menurut UNWTO, kita jangan sampai kehilangan kesempatan untuk mengambil peluang ini, membangkitkan pariwisata setelah dihajar pandemi,” kata dia dalam rapat pembahasan anggaran dengan Menparekraf, Wishnutama Kusubandio di DPR, Kamis (24/9/2020).

Menurut Fikri, selama ini mancanegara mengenal Indonesia dengan wisata pedesaannya baru dalam hitungan jari.  

“Hanya 4 desa yang sudah mendunia, dua di Bali, dan dua di Yogyakarta,” ujarnya.  

Politisi PKS ini merujuk pada empat desa wisata di Indonesia yaitu Desa Pemuteran (Bali), Desa Penglipuran (Bali), Desa Wisata Nglanggeran (Yogyakarta), dan Desa Pentingsari (Yogyakarta) yang masuk dalam Top 100 Destinasi Berkelanjutan di Dunia versi Global Green Destinations Days (GGDD).

Keempat desa wisata tersebut berhasil mendunia berkat upaya dan kearifan lokal warganya yang kompak mempertahankan konservasi lingkungan dan budaya.  

“Jadi jangan anggap remeh lingkungan, kita mestinya menjadikan isu pembangunan berkelanjutan tersebut dalam pengembangan desa-desa wisata lainnya,” ucap dia.

Baca juga: Kapan COVID-19 Berakhir?

Dirinya menegaskan perlunya pengarusutamaan isu lingkungan, khususnya ke dalam perencanaan pembangunan masyarakat pedesaan.  

“Apalagi 90 persen wilayah NKRI adalah desa, sehingga sepertiganya saja kita kembangkan dalam pariwisata berkelanjutan, ini akan menguatkan level pariwisata Indonesia secara global,” urainya.

Karenanya, Fikri meminta Menparekraf memfokuskan kebijakan kepada pembangunan pariwisata. Khususnya di pedesaan, mengacu pada panduan UNWTO tentang destinasi wisata yang berkualitas (Quality Destination).

“Termasuk di dalamnya adalah respect for the environment and human heritage (lingkungan dan warisan budaya),” paparnya.

Selain itu, Fikri menekankan pentingnya pengelolaan manajemen destinasi di desa wisata dalam rangka menuju kualitas yang diharapkan.  

“Karenanya, perlu adanya koneksi dan kerjasama yang baik antar instansi pemerintah, dalam hal ini antara Kemenparekraf dengan Kementerian Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi untuk mewujudkan pembangunan desa wisata berkelanjutan,” pungkas dia.

Reporter: Rahmat Tunny

Editor: Haerani Hambali

TOPICS