Fakta Ilmiah: Ini yang Membuat Bulan Berubah Merah saat Gerhana Bulan Total
Content Creator
Sabtu, 06 September 2025 / 9:41 am
Ilustrasi penampakan gerhana bulan total yang akan terjadi pada malam 7-8 September 2025. Foto: Repro iStockphoto.
JAKARTA, TELISIK.ID - Fenomena gerhana bulan total akan kembali memukau masyarakat Indonesia pada malam, 7-8 September 2025. Salah satu daya tarik utama fenomena ini adalah perubahan warna bulan menjadi kemerahan, yang sering disebut sebagai Blood Moon.
Namun, apa sebenarnya yang menyebabkan bulan tampak merah selama gerhana bulan total? Berikut penjelasan ilmiahnya.
Hamburan Rayleigh: Kunci Warna Merah Bulan
Menurut peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Andi Pangerang, warna merah pada bulan saat gerhana bulan total disebabkan oleh fenomena yang dikenal sebagai hamburan Rayleigh.
Fenomena ini terjadi ketika cahaya matahari melewati atmosfer bumi sebelum mencapai permukaan bulan.
Melansir dari CNN Indonesia, Sabtu (6/9/2025), saat gerhana bulan total, bumi berada di antara matahari dan bulan, sehingga menghalangi cahaya matahari langsung mencapai bulan. Namun, atmosfer bumi membiaskan sebagian cahaya matahari.
Baca Juga: Gerhana Bulan Total 7-8 September 2025, Cek Waktu dan Lokasinya di Indonesia
Cahaya dengan panjang gelombang pendek, seperti biru dan ungu, dihamburkan oleh molekul di atmosfer, sedangkan cahaya dengan panjang gelombang panjang, seperti merah dan jingga, dapat melewati atmosfer dan mencapai bulan. Inilah yang membuat bulan tampak berwarna merah selama fase totalitas.
Faktor Atmosfer dan Variasi Warna
Warna merah pada bulan tidak selalu sama di setiap gerhana. Menurut National Aeronautics and Space Administration (NASA), kecerahan dan nuansa warna bulan dipengaruhi oleh kondisi atmosfer bumi, seperti kandungan debu, uap air, awan, atau abu vulkanik.
Jika atmosfer mengandung banyak partikel, seperti setelah letusan gunung berapi, bulan bisa tampak lebih merah tua atau bahkan kecokelatan. Sebaliknya, saat udara bersih, bulan mungkin berwarna merah cerah atau jingga.
“Bayangkan semua matahari terbit dan terbenam di bumi diproyeksikan ke bulan. Itulah mengapa bulan tampak merah,” jelas NASA.
Efek ini mirip dengan warna jingga saat matahari terbit atau terbenam, di mana cahaya merah lebih dominan karena lintasan panjang melalui atmosfer.
Proses Perubahan Warna Bulan
Perubahan warna bulan terjadi secara bertahap selama gerhana. Awalnya, saat bulan memasuki bayangan penumbra bumi, bulan tampak meredup. Ketika masuk ke bayangan umbra, warna bulan berubah dari abu-abu menjadi jingga, kuning, hingga merah pada puncak gerhana.
Fase totalitas, ketika bulan sepenuhnya berada di umbra, bisa berlangsung 30 menit hingga lebih dari satu jam, memberikan pemandangan spektakuler dilansir dari Tempo.co, Sabtu (6/9/2025).
Fenomena Aman dan Mudah Diamati
Gerhana bulan total adalah fenomena yang aman disaksikan dengan mata telanjang tanpa perlu alat pelindung khusus, tidak seperti gerhana matahari.
Observatorium Bosscha menegaskan bahwa gerhana ini dapat dinikmati dari seluruh wilayah Indonesia, selama cuaca cerah.
Baca Juga: Viral Bumi akan Tertutup Gerhana Matahari Total 2 Agustus 2025, Begini Penjelasannya
“Ini adalah salah satu peristiwa astronomi terbaik yang bisa dilihat tanpa peralatan khusus,” ujar ahli meteorologi dari AccuWeather, Dave Samuhel.
Jadwal Gerhana Bulan Total 2025
Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gerhana bulan total pada 7-8 September 2025 akan dimulai sekitar pukul 23:27 WIB, dengan puncak totalitas pada pukul 01:11 WIB (8 September).
Fenomena ini dapat disaksikan di seluruh Indonesia, kecuali di beberapa wilayah barat seperti Aceh dan Sumatera Utara pada fase awal. (C)
Penulis: Merdiyanto
Editor: Kardin
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS