Guru Ngaji 25 Tahun Tewas Kecelakaan, Saksi Takjub Kondisi Jenazah Bersih

Ahmad Jaelani

Reporter

Minggu, 24 November 2024  /  5:26 pm

Meninggal dalam kecelakaan, jenazah Muaz Abdullah tetap bersih. Foto: Repro tribunnews.com

KUALA LUMPUR, TELISIK.ID - Meninggal dunia dalam kondisi baik seringkali membuat banyak orang terpana. Kejadian serupa dialami oleh Muaz Abdullah, seorang guru ngaji yang tewas dalam kecelakaan usai mengajar.

Kematiannya menjadi sorotan karena jenazahnya ditemukan dalam kondisi bersih, tanpa darah meski mengalami kecelakaan.

Kisah tragis ini terjadi di Malaysia dan menjadi viral di media sosial. Muaz Abdullah, seorang pemuda 25 tahun, meninggal dunia pada malam 19 November 2024. Peristiwa itu terjadi setelah ia pulang dari masjid tempatnya mengajar Al-Qur’an.

Hajar Abdullah, kakak dari almarhum, menceritakan kisah ini dengan penuh emosi. Menurutnya, jenazah adiknya ditemukan dalam kondisi yang luar biasa, bersih, dan hanya memiliki luka ringan di dagu.

“Saya baru saja merayakan ulang tahunnya yang ke-25,” ungkap Hajar, seperti dikutip dari tribunnews.com, Minggu (24/11/2024).

Hajar menambahkan bahwa saksi di tempat kejadian turut dibuat kagum.  “Saksi mengatakan, jenazahnya bersih. Tidak ada darah, hanya sedikit luka di dagu,” ujarnya.

Pernyataan tersebut semakin menambah haru atas kepergian Muaz yang dianggap meninggal dalam keadaan mulia.

Baca Juga: Puluhan Tahun jadi Guru Ngaji, Janda di Kota Baubau Wujudkan Impian Naik Haji

Muaz dikenal sebagai sosok yang berdedikasi dalam mengajarkan Al-Qur’an kepada para muridnya. Hajar mengungkapkan bahwa sebelum kecelakaan, adiknya baru saja mengajarkan syahadat kepada siswa tahfiznya.

“Hari-harinya selalu penuh dengan mengajar dan mendidik,” ujar Hajar.

Meskipun peristiwa tersebut sangat mengejutkan, Hajar merasa ada ketenangan luar biasa dalam cara adiknya meninggal.

“Orang-orang mengatakan, kematiannya seperti orang yang sedang tidur,” tulisnya.

Bahkan, meskipun kecelakaan cukup keras, Muaz ditemukan dalam kondisi yang sangat tenang. Kabar kecelakaan ini menyebar cepat melalui media sosial, khususnya di grup Facebook komunitas Batu Pahat. Berita ini menarik perhatian banyak orang yang turut memberikan doa dan belasungkawa.

“Saudara saya mengatakan, adik saya baru selesai mengajarkan syahadat,” tambah Hajar.

Jenazah Muaz kemudian dimakamkan di pemakaman Islam setempat dengan penuh ketenangan. Hajar menyampaikan rasa kehilangan yang mendalam, namun ia yakin adiknya meninggal dalam keadaan husnul khatimah.

“Saya berdoa agar surga menjadi tempat terakhirnya,” harapnya.

Hajar juga berbagi momen terakhir saat melihat jenazah adiknya di Departemen Forensik Rumah Sakit Batu Pahat.

“Wajahnya terlihat damai, seperti yang dikatakan pengangkat jenazah, bersih,” beber Hajar.

Baca Juga: Guru SD Negeri Wasumandala Wangi-Wangi Tewas Kecelakaan Tunggal di Wakatobi

Hal tersebut memberikan sedikit ketenangan di tengah kesedihan mendalam yang dirasakan keluarganya. Kehidupan Muaz yang penuh kebaikan hingga detik-detik terakhirnya menjadi inspirasi bagi banyak orang.

“Dia mengajarkan syahadat sebelum meninggal, dan itu membuat kehilangannya semakin bermakna,” kenang Hajar.

Kisahnya menjadi pengingat bahwa hidup penuh manfaat akan dikenang dengan baik.

Meskipun kehilangan ini sangat berat, keluarga dan teman-temannya yakin bahwa Muaz telah meninggalkan dunia dengan cara terbaik.

“Semoga ketenangan selalu menyertainya. Insya Allah, kita akan bertemu lagi,” tutup Hajar. (C)

Penulis: Ahmad Jaelani

Editor: Mustaqim

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS