Guru SMKN 3 Buton Selatan Diimbau Jaga Batasan dengan Murid

Ali Iskandar Majid

Reporter

Jumat, 12 Juli 2024  /  8:13 am

Workshop implementasi kurikulum Merdeka Belajar melalui optimalisasi kombel pada lingkungan internal SMKN 3 Buton Selatan. Foto: Ali Iskandar Majid/Telisik

BUTON SELATAN, TELISIK.ID – Sebagai implementasi Kurikulum Merdeka, para tenaga pengajar atau guru diimbau agar tetap menjaga batasan dengan murid sesuai kaidah yang telah ditetapkan.  

Hal tersebut sengaja ditekankan agar tidak memicu terjadinya masalah moral di kalangan para peserta didik. Bukan hanya itu, namun juga berkaitan dengan pembentukan karakter siswa. Terlebih hari ini banyak kasus yang menyangkut makin tertinggalnya moral para peserta didik.  

Kepala Cabang Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Rayon Baubau-Buton Selatan yang diwakili, La Jaman mengungkapkan perlunya adanya batasan antara guru dengan murid dalam hal tata pergaulan.  

Untuk itu, para guru perlu untuk memperhatikan sikapnya ketika tengah melakukan proses mengajar di dalam kelas. Bukan hanya itu, tata tertib berpakaian guru harus diperhatikan sehingga dapat memberikan contoh disiplin kepada para peserta didik.  

Selain itu, ia menyebutkan bahwa guru adalah role model atau teladan bagi para peserta didik, yang mana tiap gerak-gerik ataupun kebiasaan guru boleh jadi ditiru oleh murid-muridnya.

Misalnya saja, guru yang sambil merokok dalam proses mengajar dan belajar, hal tersebut tentunya sudah sangat tidak patut untuk dilakukan oleh para guru atau duduk di atas meja saat tengah menerangkan materi kepada para peserta didik.  

Baca Juga: PPBD Jalur Zonasi Tidak Merata di Kota Baubau

Maka dari itu, para guru utamanya di SMKN 3 Buton Selatan diharapkan dapat memberi cerminan yang positif kepada para murid baik di lingkungan sekolah maupun lingkungan hidup masyarakat.  

“Kita ini adalah guru dalam hal-hal tertentu tidak boleh terlalu bergaul di luar kaidah yang telah diatur dengan para siswa,” ungkapnya pada Workshop Implementasi Kurikulum Merdeka, Kamis (11/7/2024).  

Ia menambahkan, hal-hal di atas perlu menjadi perhatian para guru di SMKN 3 Buton Selatan untuk tidak kelewatan batas dalam bergaul dengan para murid. Boleh jadi muncul masalah, misalnya siswa sudah tidak sungkan lagi menyapa gurunya dengan sapaan seperti bro ataupun guys.  

Pada kurikulum Merdeka Belajar, para siswa bukan hanya diberikan kebebasan akan tetapi ada batasan-batasan yang harus dipatuhi. Tujuannya, untuk mengajarkan kepada murid menghargai guru, disiplin, dan datang tepat waktu.  

Di samping para guru di SMKN 3 Buton Selatan dihimbau untuk tetap menjaga batasan dengan para siswa, juga harus bersifat aktif melihat peserta didik dengan baik dalam memberikan nilai yang proposional. Kemudian tidak menghukum para siswa di luar peraturan yang telah ditentukan.  

Lebih lanjut, kata dia para guru utamanya yang ada di SMKN 3 Buton Selatan harus mampu menyesuaikan diri terhadap perkembangan teknologi yang berbasis digitalisasi. Dimana menjadi salah satu poin penting dalam meningkatkan mutu dan kompetensi mereka.  

Pada kesempatan tersebut, ia menyebutkan bahwa setiap kurikulum tentunya ada kelemahan dan kelebihan. Namun, kurikulum Merdeka Belajar ini berbeda dengan kurikulum sebelumnya, yang mana dulu konsep proses belajar mengajar masih dengan cara manual yakni mencatat dan menulis di papan tulis.  

Akan tetapi pada kurikulum Merdeka Belajar konsep belajar mengajar yang berlangsung di dalam ruang kelas sudah dengan menggunakan implementasi teknologi informatika. Terlebih, dewasa ini siswa sudah banyak belajar menggunakan bantuan teknologi informatika.  

Menyikapi hal itu, Kepala SMKN 3 Buton Selatan, Nurdin Yunus, menambahkan para guru di SMKN 3 Buton Selatan tetap bebas bergaul dengan para siswanya akan tetapi ada kaidah dan batasan kewajaran  yang harus tetap diperhatikan.  

Baca Juga: SMKN 3 Buton Selatan Butuh Peluasan Lapangan Upacara

“Supaya, jangan karena kita terlalu bebas dengan anak-anak sehingga anak-anak juga justru etikanya malah semakin tidak bagus,” ungkapnya. 

Perihal adaptasi para tenaga pengajar di SMKN 3 Buton Selatan terhadap perkembangan teknologi yang berbasis digitalisasi. Ia berharap dengan adanya kurikulum Merdeka belajar diharapkan semua variatif bahwa semua guru tidak hanya menyelesaikan tanggung jawab materi pelajaran tetapi bagaimana mengikuti perkembangan zaman.  

Diketahui, workshop yang diselenggarakan pada lingkungan internal SMKN 3 Buton Selatan adalah langkah untuk memotivasi para guru supaya mereka kompak untuk meningkatkan kompetensi. Sehingga dari peningkatan kompetensi tersebut, diharapkan dapat menginsipirasi para peserta didik, untuk termotivasi juga untuk belajar. (B)

Penulis: Ali Iskandar Majid

Editor: Haerani Hambali

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS