Ini 6 Wasiat Rasulullah SAW Sebelum Wafat
Reporter
Minggu, 10 September 2023 / 3:30 pm
KENDARI, TELISIK.ID - Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam wafat pada Hari Senin, 12 Rabiul Awal tahun 11 Hijriah atau 8 Juni 632 Masehi, di usia 63 tahun. Sebelum wafat, Rasulullah SAW sempat sakit saat pulang dari haji Wada' atau dua hari terakhir di bulan Safar. Beliau demam dengan suhu tubuh yang tinggi.
Dikutip dari Detik.com, saat sakit yang diderita Rasulullah mencapai puncaknya, beliau meminta izin pada istrinya yang lain untuk menetap di kediaman Aisyah RA. Sakitnya berlanjut sampai sepuluh hari.
Namun beliau tidak melalaikan salat. Bahkan beberapa kali datang untuk salat berjemaah di masjid. Kondisi Nabi Muhammad SAW waktu itu tidak memungkinkan ia menjadi imam salat. Sehingga Abu Bakar Ash-Shiddiq menggantikan perannya.
Rasulullah SAW beberapa kali meninggalkan wasiat kepada kaum muslimin menjelang wafat. Salah satunya wasiat tentang larangan menjadikan kuburan beliau sebagai berhala untuk disembah.
Baca Juga: Zikir Pembuka Rezeki dan Dimudahkan Segala Urusan
Rasulullah wafat sewaktu matahari sudah naik atau tepatnya saat hari telah siang. Berikut ini 6 wasiat Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, dikutip dari Republika.co.id.
1. Wasiat kepada kaum Anshar
Abbas melewati sekelompok orang dari kaum Anshar yang tengah menangis tatkala mengetahui sakit Nabi SAW semakin bertambah parah, Abu Bakar bertanya, 'Kenapa kalian menangis?' mereka menjawab, 'Kami mengingat hari-hari pertemuan kami dengan Rasulullah.' Abbas kemudian menemui Rasulullah SAW dan memberitahukan apa yang dia dapati kepada Rasulullah. Kemudian beliau diperban dengan kain hitam, lalu beliau keluar dan naik mimbar, dan itulah saat terakhir beliau naik mimbar.
Beliau kemudian memuji Allah SWT lalu bersabda, “Aku wasiatkan kaum Anshar kepada kalian (kaum Muhajirin) karena mereka adalah tempat penyimpanan rahasiaku dan barang berhargaku. Mereka telah menuntaskan tugas mereka dan saat ini yang tersisa adalah hak mereka, karena itu terimalah kebaikan mereka dan maafkanlah keburukan mereka.”
Hadis ini menjelaskan tentang tingginya kecintaan kaum Anshar terhadap Rasulullah. Mereka menangisi musibah yang menimpa Nabi dan terhalangnya mereka dari bermajelis dengan beliau.
2. Perintah untuk mengusir orang-orang musyrik dari jazirah Arab dan memperbolehkan utusan untuk tinggal di dalamnya
Sakit yang diderita Nabi kian bertambah parah, hingga dalam sehari beliau mengalami pingsan beberapa kali. Meski begitu, beliau ingin meninggalkan dunia dengan tenang terhadap tanggung jawab umatnya agar nantinya tidak tersesat setelah beliau meninggal. Rasulullah ingin menuliskan wasiat secara rinci agar mereka sepakati dan tidak mereka sengketakan.
Karena para sahabat berselisih di dekat beliau, maka beliau tidak jadi menuliskan wasiat tersebut. Setelah itu beliau menyampaikan tiga wasiat, perawi menyampaikan dua di antaranya, usirlah oleh kalian orang-orang musyrik itu dari jazirah Arab dan izinkan utusan (tetap tinggal) seperti lamanya Rasulullah memberi mereka izin.
3. Larangan menjadikan kuburannya sebagai masjid
Di antara ungkapan terakhir Rasulullah adalah, "Allah melaknat Yahudi dan Nasrani, mereka menjadikan makam para Nabi sebagai masjid, tidak akan kekal dua agama di Arab.”
4. Berbaik sangka kepada Allah
Jabir berkata, "Aku mendengar Rasulullah berkata pada tiga hari sebelum kewafatannya: "Berbaik sangkalah kalian kepada Allah'.”
5. Wasiat menegakkan salat dan menjaga budak
Anas bin Malik as berkata, "Saat sakaratul maut, Rasulullah mewasiatkan, jagalah salat dan budak kalian, hingga nyawa beliau sudah sampai dada dan lisan beliau tidak bisa mengucapkannya.
6. Tidak ada lagi berita-berita gembira kenabian kecuali mimpi
Abdullah bin Abbas berkata, "Rasulullah membuka tirai sementara beliau sedang dibalut perban saat sakit yang membawa pada kematiannya, beliau bersabda, 'Ya Allah aku telah menyampaikan tiga kali sesungguhnya tidaklah ada lagi kabar gembira kenabian kecuali hanya mimpi baik yang dilihat oleh seorang hamba yang shaleh, atau yang diperlihatkan kepadanya. Ingat aku dilarang untuk membaca Al-Qur'an saat ruku dan sujud. Saat rukuk agungkanlah Rabb, dan saat sujud bersungguh-sungguhlah dalam berdoa, karena doa kalian benar-benar akan dikabulkan'. (C)
Penulis: Haerani Hambali
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS