Ini Fakta Mengapa Langit Berwarna Biru

Nur Khumairah Sholeha Hasan

reporter

Rabu, 26 Oktober 2022  /  9:23 am

Salah satu alasan mengapa langit berwarna biru adalah cahaya matahari. Cahaya matahari memiliki berbagai sprektrum warna dengan panjang gelombang yang tidak sama. Foto: Repro Catalogue.id

KENDARI, TELISIK.ID - Ketika melihat ke langit saat cuaca cerah, kita akan melihat langit berwarna biru. Namun, pernahkah kita berpikir mengapa langit berwarna biru? Ataukah terjadi karena jarak pandang kita yang sangat terbatas melihat sesuatu dari jarak jauh.

Berikut ini beberapa fakta mengapa langit berwarna biru yang dilansir dari berbagai sumber.

1. Cahaya matahari

Mengutip Katadata.co.id, salah satu penyebab yang pertama yaitu karena adanya cahaya matahari. Jika dilihat menggunakan mata telanjang, maka cahaya matahari akan terlihat seperti berwarna putih kekuningan. Padahal, sinar matahari sebenarnya memiliki berbagai warna seperti pelangi.

Cahaya matahari memiliki berbagai sprektrum warna dengan panjang gelombang yang tidak sama, warna merah diketahui memiliki panjang gelombang terpanjang dibandingkan warna lain.

Baca Juga: Mudah dan Cepat, Ini 4 Platform Tanda Tangan Elektronik

2. Panjang gelombang

Dilansir dari Cnnindonesia.com, panjang gelombang yang lebih pendek (ungu dan biru) paling kuat dihamburkan, sehingga lebih banyak cahaya biru yang dihamburkan ke mata kita daripada warna lainnya.

Baca Juga: Hewan Ini Bisa Hidup Tanpa Kepala Selama 9 Hari

Namun, kenapa tidak ada warna ungu di langit yang biru? Ini karena tidak banyak warna ungu di bawah sinar matahari, dan mata kita jauh lebih sensitif terhadap warna biru.

3. Atmosfer bumi

Atmosfer bumi juga bisa menyebabkan warna langit menjadi biru. Atmosfer bumi tersusun atas berbagai partikel dengan oksigen (O2) dan nitrogen (N2) menjadi partikel paling banyak. Kandungan nitrogen di udara diketahui sekitar 78 persen dan kandungan oksigen sekitar 21 persen, sisanya yaitu karbon dioksida, karbon monoksida, sulfur oksida, dan partikel lain. (C)

Penulis: Nur Khumairah Sholeha Hasan

Editor: Haerani Hambali