Ini Profil Majalah Charlie Hebdo yang Gambar Kartun Nabi Muhammad
Reporter
Senin, 02 November 2020 / 2:00 pm
KENDARI, TELISIK.ID - Majalah Charlie Hebdo kembali menuai sorotan dunia. Majalah yang berpusat di Perancis ini seakan tak pernah berhenti untuk membuat kehebohan atas hasil karyanya.
Bukan hanya di tahun 2020 ini, majalah satu ini sudah membuat heboh di tahun-tahun sebelumnya.
Namun sayang, kehebohan yang dibuat majalah satir itu kebanyakan masyarakat, khususnya umat Islam, tak menilai itu sebuah prestasi, akan tetapi sebagai perbuatan yang keliru.
Bagaimana tidak, pihak di belakang majalah ini telah membuat karikatur tokoh suci dan sakral umat Islam, yaitu Nabi Muhammad SAW.
Hal tersebut mengakibatkan banyak protes dan kecaman dari berbagai pihak di seluruh penjuru negeri muslim, termasuk di Indonesia.
Berdasarkan penelusuran Telisik.id dari sejumlah sumber, Charlie Hebdo adalah majalah mingguan Prancis yang terkenal dengan sikap provokatif dan sikap anti-agama, serta menampilkan kartun, laporan, polemik dan presentasi.
Majalah sekuler itu mengolok-olok semua jenis kepercayaan agama, deklarasi hak-hak perempuan, dan menyindir tokoh-tokoh publik, dari politisi hingga hakim, bankir dan pendiri agama.
Ini digambarkan lebih kejam pada saingannya Le Canard, yang berfokus pada perincian rahasia yang tidak dilaporkan.
Baca juga: Taylor Swift Dukung Joe Biden di Pemilu Amerika Serikat 2020
Awal terbentuknya Charlie Hebdo
Charlie Hebdo dimulai oleh staf majalah Prancis lainnya, Hara-Kiri, yang dilarang karena "menyinggung selera publik" setelah menerbitkan halaman depan yang muncul untuk mengejek kematian Presiden Prancis Charles de Gaulle.
Tim tersebut mendirikan Charlie Hebdo pada tahun 1969 dan diedit oleh Francois Cavanna hingga majalah tersebut dibongkar pada tahun 1981. Majalah tersebut dibangkitkan pada tahun 1992 dan diedit oleh PhilippeVal hingga tahun 2009. Stephanie Carbonnier, yang dikenal sebagai 'Charb' mengambil alih jabatan editor pada tahun 2012.
Kontroversi kartun Nabi Muhammad yang dicetak Charlie Hebdo
2001: Charlie Hebdo pernah dituntut oleh dua kelompok Islam Prancis karena menggambarkan kartun Nabi Muhammad. Namun tuntutan itu ditolak dengan alasan kartun dilindungi oleh hukum kebebasan berekspresi, dan mereka tidak menyerang Islam tetapi fundamentalis.
2006: Charlie Hebdo memuat halaman depan dengan tajuk utama: "Muhammad kewalahan oleh kaum fundamentalis", dan mencetak ulang karikatur Nabi Muhammad yang awalnya muncul di sebuah surat kabar Denmark, bersama dengan yang baru.
Banyak Muslim menganggap penggambaran Nabi Muhammad sebagai penghujatan, dan gambar tersebut telah memprotes kekerasan-kekerasan di seluruh dunia.
Baca juga: Gempa 7,1 Magnitudo Guncang Turki dan Yunani, 22 Orang Tewas
Tapi Charlie Hebdo menjalankannya setelah pengadilan Prancis mengeluarkan kasus yang dibawa oleh lima organisasi Muslim untuk mengingatkan agar gambar tidak muncul di media cetak.
2011: Majalah tersebut menerbitkan edisi khusus, yang menampilkan kartun Nabi Muhammad di sampulnya yang menyatakan "Seribu cambukan jika Anda tidak mati tertawa."
Majalah itu untuk sementara berganti nama menjadi 'Charia Hebdo', menggunakan 'Charia' karena itu adalah istilah Prancis untuk 'Syariah', dan konon telah diedit oleh Nabi.
Kantor dua lantai itu dibom dan dibiarkan hancur total setelah edisi khusus itu dijalankan, sementara stafnya diancam. Situs web publikasi juga diretas dan diganti dengan gambar Mekah, dan tulisan: "Tidak ada yang baik selain Allah".
Seminggu kemudian, halaman depan Charlie Hebdo bergambar seorang kartunis dan seorang pria berjanggut berdiri di depan kantor yang dibom, berciuman, dengan kata-kata "Cinta itu lebih kuat bekerja kebencian".
2012: Charlie Hebdo juga menerbitkan kartun satire seri Muhammad. Lantaran gambar karikatur ini diterbitkan beberapa hari setelah serangkaian serangan terhadap berbagai kantor perwakilan Amerika Serikat di sejumlah negara, polisi Prancis menghubungi kantor Charlie Hebdo untuk mempertimbangkan penerbitan majalah tersebut. Redaksi Charlie Hebdo menolak permintaan itu. (C)
Reporter: Fitrah Nugraha
Editor: Haerani Hambali