Kurangi Beban Negara, Ansor Sebut Kenaikan BBM Realistis
Reporter Surabaya
Senin, 05 September 2022 / 6:34 pm
SURABAYA, TELISIK.ID - Ketua Umum Pimpinan Pusat Ansor, Yaqut Cholil Qoumas mengatakan, kebijakan baru pemerintah yang menyesuaikan harga BBM per Sabtu (3/9/2022), merupakan langkah realistis yang harus diambil agar beban negara tidak kian berat.
Dengan pengurangan subsidi untuk BBM, maka keuangan negara diharapkan semakin sehat. Seperti diketahui, subsidi dan kompensasi negara untuk BBM dari APBN 2022 sudah meningkat hingga tiga kali lipat, yakni dari Rp 152,5 triliun menjadi Rp 502,4 triliun.
“Ansor memahami situasi ini memang tidak mudah untuk dihadapi, apalagi saat ekonomi belum benar-benar pulih akibat pandemi COVID-19. Namun kami yakin ini sejatinya adalah opsi paling realistis untuk kebaikan negara dan rakyat,” ujar Yaqut Cholil Qoumas, Senin (5/9/2022).
Menurut Gus Yaqut, kenaikan harga BBM khususnya pertalite, pertamax dan solar per hari ini adalah bentuk penyesuaian pemerintah terhadap harga minyak dunia yang kian melonjak.
Baca Juga: Urus STNK dan SIM Wajib Sertakan Kartu BPJS Kesehatan
Baca Juga: BBM Naik, Pertalite Rp 10.000 dan Pertamax Rp 14.500, Jokowi: Pilihan Terakhir
Jika hal ini tak diantisipasi dengan serius, justru dikhawatirkan akan berdampak kurang baik terhadap situasi di dalam negeri, baik ekonomi, sosial, politik dan lain sebagainya.
Kenaikan harga BBM, Pertalite, Solar dan Pertamax sudah diumumkan pemerintah. Pertalite menjadi Rp 10.000 per liter dan solar subsidi menjadi Rp 6.800 per liter dan Pertamax menjadi Rp 14.500 per liter. Kebijakan ini telah mempertimbangkan banyak hal, baik harga minyak dunia yang masih tinggi, nilai tukar rupiah dan penambahan volume konsumsi BBM.
"Saya sebetulnya ingin harga BBM dalam negeri tetap terjangkau dengan memberikan subsidi dari APBN tetapi anggaran subsidi dan kompensasi tahun 2022 telah meningkat 3 kali lipat dari Rp 152,5 triliun menjadi Rp 502,24 triliun," ungkap Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara langsung beberapa waktu lalu. (B)
Penulis: Try Wahyudi Ari Setyawan
Editor: Kardin