Muballigh Sultra Tegaskan Valentine Day Merusak Generasi Muslim
Reporter
Senin, 14 Februari 2022 / 5:30 pm
KENDARI, TELISIK.ID - Perayaan hari kasih sayang atau Valentine Day pada 14 Februari ini, berpotensi menjerumuskan pada tindak kemaksiatan.
Hal tersebut disampaikan Muballigh Sulawesi Tenggara (Sultra), Yuslan Abu Fikri. Menurutnya, di hari Valentine Day diduga banyak pasangan yang tidak halal, berkencan dan melakukan perzinahan.
Sebagaimana, kata dia, budaya yang berkembang seperti di Eropa dan negara-negara Barat lainnya, di mana 14 Februari dirayakan dengan berbagi coklat, kemudian diikuti dengan acara pacaran, dugem, pesta minuman keras dan berakhir dengan perzinahan.
Ironisnya, tambah dia, hal ini sudah menjadi kebiasaan terutama di kalangan remaja. Mereka bisa memuaskan kasih sayangnya meskipun tanpa ada ikatan pernikahan.
"Melihat fenomena seperti ini maka tak sedikit para Ulama, orang tua, guru, pakar pendidikan dan pemerhati remaja yang menilai perayaan Valentine Day itu sebagai budaya rusak dan merusak, yang tak lain tujuannya adalah menjerumuskan remaja kita pada seks bebas yang akhirnya menghantarkan mereka pada jurang kehancuran," katanya kepada Telisik.id, Senin (14/2/2022).
Olehnya itu, ia melanjutkan, sebagai generasi umat muslim khususnya harus menyadari dan menjauhkan diri dari hal ini.
Budaya Valentine Day ini bukanlah budaya Islam, haram hukumnya untuk diikuti atau terlibat di dalamnya. Rasulullah Saw bersabda, "Barangsiapa menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk golongan mereka.” (HR. Abu Dawud).
Baca Juga: Diselingkuhi Hingga Lepas Hijab, Medina Zein Banjir Tudingan Netizen
Budaya Valentine Day ini adalah budaya barat yang berisi kegiatan-kegiatan yang terlarang dalam Islam seperti pacaran, khalwat, ikhtilat, seks bebas, dan lainnya.
Jadi, kata dia, ini sangat membawa pada kemurkaan Allah SWT. Melanggar perintah Allah SWT jelas mengundang datangnya azab dunia serta merusak pribadi remaja muslim, kehormatan keluarga tercoreng, lingkungan masyarakat kotor dengan adanya prilaku maksiat generasi mudanya, dan masa depan bangsa pun terancam.
"Sementara di akhirat mendapat siksa. Tidak ada kebaikan sama sekali. Jadi, jangan sampai remaja/generasi kita latah ikut-ikutan budaya barat yang rusak dan merusak ini," ujarnya.
Lebih lanjut, Yuslan mengajak para remaja seharusnya mengisi masa mudanya dengan berbagai kegiatan positif, seperti mengkaji Islam agar tidak mudah terjebak pada bisikan hawa nafsu sesaat.
"Sebagai remaja Islam harus lebih waspada dengan budaya hedonis dan permisif ala barat. Maka liberalisasi pergaulan semacam budaya Valentine Day harus ditolak," tegasnya.
Baca Juga: Viral: Amplop Tamu Kondangan Langsung Dibuka dan Dicatat di Tempat
Sementara itu, salah seorang warga Kendari, Abu Fatih menyayangkan masih ada saja remaja di Kendari yang masih ikut-ikutan merayakan Valentine Day.
"Iya, masih banyak anak muda kita ikut-ikutan. Kalau saya sendiri tidak, karena memang sudah tahu bahwa itu bukan budaya kita sebagai umat Islam," katanya.
Senada dengan itu, warga lainnya, Thamrin mengaku masih banyak generasi muda yang ikut rayakan Valentine Day.
"Buktinya saja di sekitar jalan By Pass menuju Kendari Beach masih ada orang jualan bunga yang menjadi simbol Valentine Day ini. Ada juga orang yang lewat di sana berhenti untuk membeli bunga itu," ujarnya. (A)
Reporter: Fitrah Nugraha
Editor: Kardin