Nusa Tenggara Timur Terus Alami Inflasi, Ini Saran Mendagri

Berto Davids

Reporter Kupang

Kamis, 17 November 2022  /  9:47 am

Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur, Josef Nae Soi saat berbicara tentang inflasi. Foto: Ist.

KUPANG, TELISIK.ID - Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) terus mengalami inflasi tinggi pada tahun 2022 setelah pada triwulan sebelumnya juga mengalami inflasi.

Untuk itu, Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri), John Wempi Wetipo dalam keterangan yang diterima Telisik.id Kamis (17/11/2022), menekankan kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTT untuk segera melakukan langkah konkret, khususnya para bupati/wali kota.

Dia menjelaskan, beberapa langkah konkret tersebut ialah melaksanakan operasi pasar murah, melaksanakan sidak pasar, kerja sama antar daerah, gerakan menamam, realisasi belanja tidak terduga (BTT), dan dukungan transportasi dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

"Kami harapkan bisa memicu para kepala daerah yang ada di NTT untuk bagaimana kita bisa gotong royong bersama untuk melakukan langkah konkret itu," ujarnya.

Baca Juga: Tak Diperhatikan Gubernur, Warga Reok Barat Tanam Pohon Pisang di Jalan Provinsi

Sementara itu, Wakil Gubernur NTT, Josef A. Nae Soe, memaparkan secara tahunan inflasi NTT pada Oktober 2022 tercatat sebesar 7,3 persen (year on year) lebih tinggi dari inflasi nasional.

Tekanan inflasi tahunan di NTT terutama didorong oleh kelompok administered price (harga administrasi) yang mengalami kenaikan signifikan, seiring dengan kenaikan tarif angkutan udara serta penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM).

Baca Juga: Perbaikan Jalan Menuju Wisata Tangkeno Bombana Diusul di APBD 2023

Selanjutnya, Pemprov NTT memiliki tingkat inflasi yang beragam di 21 kabupaten dan 1 kota, dari tingkat rendah, menengah, hingga tinggi.

Inflasi tertinggi terjadi di Kota Kupang karena merupakan Ibu Kota Provinsi NTT, serta tempat terjadinya berbagai kegiatan nasional.

"Yang paling tinggi itu adalah di Kota Kupang perlu kami laporkan. Karena Kota Kupang itu menyumbangkan 80 persen serangkaian (inflasi) dari 21 kabupaten," tuturnya. (C)

Penulis: Berto Davids

Editor: Haerani Hambali

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS