Bumbu Rahasia Turun-temurun, Sate Malik jadi Buruan Pecinta Kuliner Kendari
Gede Suyana Sriski, telisik indonesia
Selasa, 02 September 2025
0 dilihat
Malik seorang penjual sate yang sudah menjalankan profesi sebagai pedagang sate selama 15 tahun, foto: Gede Suyana Sriski/Telisik
" Aroma daging ayam yang dibakar di atas arang, berpadu dengan bumbu kacang kental racikan khusus, membuat Sate Malik jadi salah satu kuliner yang banyak dicari warga Kendari "

KENDARI, TELISIK.ID – Aroma daging ayam yang dibakar di atas arang, berpadu dengan bumbu kacang kental racikan khusus, membuat Sate Malik jadi salah satu kuliner yang banyak dicari warga Kendari.
Dengan resep turun-temurun, Malik berhasil mempertahankan cita rasa yang khas selama 15 tahun berjualan di dekat Pasar Andonohu.
Malik memulai usahanya sejak tahun 2009 dengan gerobak sederhana. Saat itu, ia hanya melayani beberapa pelanggan tetap yang sudah mengenal satenya. Seiring waktu, pengunjung yang datang semakin ramai hingga kini antrean selalu terlihat sebelum ia membuka lapak.
“Saya berjualan karena terinspirasi sama bapak. Beliaulah yang membawa saya akhirnya mencari rezeki dengan berdagang sate juga. Banyak sekali pengalaman menarik sejak saya berjualan tahun 2009. Jadi sudah 15 tahun saya berjualan,” ungkap Malik kepada telisik.id, Selasa (2/8/2025).
Baca Juga: Kopi Gerobak Keliling Kekinian di Kendari, Rasa Tak Kalah dengan Coffee Shop
Selama perjalanannya, ia menghadapi berbagai tantangan, mulai dari naik turunnya harga bahan baku hingga persaingan dengan pedagang sate lainnya.
Harga seporsi sate yang semula Rp 7.500 pada tahun 2009, kini menjadi Rp 13.000. Meski begitu, pelanggan tetap setia karena kualitas rasa yang konsisten.
“Yang paling penting adalah menjaga kepercayaan pelanggan dan konsisten dalam rasa. Alhamdulillah banyak yang cocok dan suka. Kalau naik turunnya ayam sebagai bahan baku ya hal yang lumrah,” tambahnya.
Baca Juga: Pemuda Kendari Ini Buktikan Pentol dan Bakso Bakar Bisa jadi Ladang Uang
Setiap hari, Malik mulai membuka lapaknya selepas magrib atau sekitar pukul 18.00 WITA. Tak jarang, sebelum ia benar-benar siap berjualan, sudah ada pelanggan yang datang untuk mengantre. Suasana ramainya pembeli menjadi pemandangan rutin di gerobak sate kecilnya.
Amel, salah satu pelanggan setia, mengaku rela datang lebih awal agar tidak terlalu lama menunggu.
“Sebelum magrib, udah ngantri nungguin di sini. Soalnya telat dikit antriannya dah panjang. Saya suka satenya karena tergolong paling murah dan rasanya mantap. Bumbu kacangnya kental, bakaran satenya pas banget,” ujar Amel.
Dengan kerja keras dan ketekunan, Sate Malik bukan hanya sekadar kuliner jalanan, melainkan juga menjadi bagian dari cerita panjang perjalanan usaha kecil di Kendari yang terus bertahan hingga kini. (B)
Penulis: Gede Suyana Sriskiadi
Editor: Ahmad Jaelani
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS