Pria Berburu Alat Vital 7 Bocah Demi jadi Dukun, Jual Daging dan Dimasak Rendang

Ahmad Jaelani

Reporter

Kamis, 21 Agustus 2025  /  11:31 am

Muhamad Delvi mutilasi tujuh bocah demi ritual mistik jadi dukun. Foto: Repro Zonamahasiswa.

PEKANBARU, TELISIK.ID - Motif pembunuhan dan mutilasi anak di Riau terkuak dengan kisah yang mengerikan. Seorang pria bernama Muhamad Delvi mengaku melakukan serangkaian aksi keji dengan tujuan menjadi dukun, mengikuti jejak sang ayah yang semasa hidup dikenal sebagai seorang dukun.

Kasus ini mencuat setelah polisi berhasil mengungkap tindakan Delvi yang tega memutilasi tujuh anak di bawah umur.

Berdasarkan keterangan Kepala Bagian Psikologi Kepolisian Daerah Riau, Komisaris Novian, Delvi mengaku alat vital korban dijadikan syarat ritual mistik untuk memperoleh ilmu kebal dan pengobatan tradisional.

“Dia membunuh dan mengambil kelamin korbannya sebagai proses untuk menjadi dukun,” ujar Novian, dikutip dari Tempo, Kamis (22/8/2025).

Dalam pemeriksaan, Delvi juga mengaku bahwa tindakannya terinspirasi dari pesan ayahnya sebelum meninggal pada tahun 2014 silam.

Baca Juga: Mistik: Cerita Seram Pocong Kecil Teror Pemotor di Jalur Touring Tengah Hutan

Ayah Delvi yang dikenal sebagai dukun tradisional diduga pernah mewariskan pesan bahwa jika ingin melanjutkan ilmu perdukunan, ia harus melakukan ritual dengan memotong kelamin bocah.

“Ada semacam pesan dari ayahnya sebelum meninggal jika ingin meneruskan ilmu dukun itu mesti melakukan syarat, yakni membunuh bocah dan memotong kelaminnya,” kata Novian.

Lebih lanjut, Novian menegaskan bahwa kondisi kejiwaan Delvi masih tergolong normal. Polisi tidak menemukan indikasi psikopat, namun pola pikir dan kepercayaan tradisi mistik yang diwariskan dari keluarga menjadi faktor utama.

“Tidak ada unsur psikopat pada kepribadian tersangka. Namun ada unsur kognitif atau nilai-nilai kepercayaan dari pola asuh dan pengalaman orang tuanya yang mendorongnya,” jelasnya.

Selain sebagai syarat menjadi dukun, Delvi juga mengaku menjual bagian tubuh korbannya. Daging korban, terutama organ vital, dijual ke sejumlah warung tuak di daerah Siak dan bahkan sempat dimasak menjadi rendang. Fakta ini membuat kasus semakin mengerikan dan menimbulkan keresahan luas di masyarakat.

Dalam menjalankan aksinya, Delvi tidak bekerja sendirian. Ia memaksa istrinya, Dita Desmala Sari, yang masih berusia 19 tahun, serta dua rekannya, Supiyan (26) dan DP (17), untuk ikut membantu. Mereka terpaksa terlibat karena ancaman keras dari Delvi.

“Ia mengancam akan membunuh istrinya jika tidak mengikuti kemauannya,” terang Novian.

Baca Juga: Perjalanan Spiritual Manami Ono: Nilai-Nilai Islam Selaras dengan Etika Jepang

Motivasi lain yang terungkap dari pengakuan tersangka adalah masalah ekonomi. Delvi hidup dalam kemiskinan dan tidak memiliki pekerjaan tetap. Menjadi dukun diyakininya dapat menaikkan status sosial sekaligus memberi penghasilan.

“Kalau jadi dukun strata sosialnya akan naik. Dia bisa mencari uang karena dianggap bisa mengobati orang,” kata Novian.

Polisi berhasil menemukan barang bukti berupa tengkorak, tulang belulang, dan organ tubuh korban di berbagai lokasi. Setidaknya enam jasad anak yang sudah menjadi tulang belulang ditemukan di wilayah Kabupaten Siak. Temuan itu menguatkan dugaan bahwa praktik keji ini telah berlangsung dalam kurun waktu lama. (C)

Penulis: Ahmad Jaelani

Editor: Kardin

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS