Proyek Pemecah Gelombang di Buton Selatan Diduga Dikerja Asal-asalan

Deni Djohan

Reporter Buton Selatan

Kamis, 20 Mei 2021  /  9:13 pm

Fisik bangunan Breakwater terlihat material timbunan yang masih berserakan. Foto: Deni Djohan/Telisik

BUTON SELATAN, TELISIK.ID - Proyek breakwater atau pemecah gelombang yang diduga dikerjakan asal-asalan, marak terjadi di Buton Selatan (Busel).

Setelah di Lingkungan Kolowu, Kelurahan Masiri yang ambruk dihantam gelombang, pekerjaan serupa juga terjadi di Kelurahan Bandar Batauga.

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Rahman mengatakan, kegiatan yang bersumber dari dana pinjaman daerah sebesar Rp 1.040.187.000 tersebut sudah sesuai dengan Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang tertuang pada kontrak kerja. Hanya saja, pekerjaan tersebut belum rampung seratus persen.

"Masih mau dirapikan itu. Hanya sudah seperti itu kegiatannya sesuai dengan gambar," ungkap Rahman saat dikonfirmasi, belum lama ini.

Baca juga: Rp 26,3 Miliar Sertifikasi Guru Triwulan Pertama di Muna Belum Cair

Baca juga: Puskesmas Prototipe Nasional Akan Hadir di Sultra

Namun hingga batas waktu yang ditentukan yakni 18 Mei 2021, pihak perusahaan belum juga merapikan kegiatan tersebut seperti apa yang dikatakan PPK, Rahman. Dimana, material fisik bangunan masih terlihat tak teratur.

"Memang banyak orang kaget dengan pekerjaan itu, tapi timbunan yang digunakan di situ hampir 500 truk," tambahnya.

Jika mengikuti gambar awal, kata dia, tinggi badan bangunan lebih pendek. Namun dirinya memerintahkan penambahan volume tinggi bangunan. Jika tidak, maka fisik bangunan tenggelam ketika air pasang tiba.

"Jadi saya perintahkan untuk tambah ketinggiannya sampai 3 meter itu. Kalau tidak begitu, timbunannya bisa tenggelam kalau air naik," bebernya.

Dari pantauan Telisik id, terdapat banyak kejanggalan pada proyek yang menyerupai dermaga tersebut. Tak ada talud penghalang pada pinggir timbunan yang berfungsi sebagai penahan ombak, seperti bagaimana breakwater yang ada di Kelurahan Masiri, Majapahit, dan Desa Gerak Makmur. (B)

Reporter: Deni Djohan

Editor: Fitrah Nugraha

TOPICS