Ratusan Mahasiswa Antusias Saksikan Film Dokumenter Budaya Sulawesi Tenggara 'Hati Kaghati'

Siti Nabila

Reporter

Sabtu, 21 September 2024  /  2:04 pm

Diskusi interaktif antara sutradara film, akademisi, hingga mahasiswa, terkait film dokumenter budaya yang berjudul "Hati kaghati" di pelataran gedung E UM Kendari. Foto: Nabila/Telisik

KENDARI, TELISIK.ID - Ratusan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Kendari memadati lokasi penayangan film dokumenter budaya Sulawesi Tenggara, yang digelar di pelataran gedung E UM Kendari, Jumat malam (20/9/2024).

Penayangan ini menjadi salah satu rangkaian acara dalam Festival Budaya Nusantara yang bertujuan untuk memperkenalkan kekayaan budaya lokal kepada generasi muda.

Film dokumenter budaya ini mengangkat kisah Kaghati atau layang-layang purba asal Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara yang merupakan salah satu budaya peninggalan sejarah asli nenek moyang suku Muna.

Film itu menampilkan dua tokoh pelestari,  La Masili dan La Sima Dua yang membawa Kaghati Kolope hingga ke festival layang-layang di Prancis pada 1996, ke Jepang pada 1997, dan festival internasional di Jakarta tahun 1998. Keduanya pula yang membuat layang-layang itu terkenal ke dunia internasional, hingga memecahkan rekor dunia.

Pantauan telisik.Id, mahasiswa yang hadir terlihat sangat antusias mengikuti setiap adegan dalam film yang sangat menginspirasi. Andi Syahrul misalnya, mengungkapkan kekagumannya terhadap film dokumenter budaya tersebut.

Baca Juga: Universitas Muhammadiyah Kendari Luncurkan Program Studi Baru Desain Komunikasi Visual, Pertama di Sulawesi Tenggara

"Saya sangat terkesan dengan bagaimana sejarah layang-layang di Sulawesi Tenggara digambarkan dalam film ini. Sebagai generasi muda, penting bagi kami untuk mengenal dan melestarikan budaya lokal," ujarnya.

Acara ini juga menghadirkan diskusi interaktif dengan para pembuat film dan akademisi, yang semakin menambah antusiasme para peserta. Diskusi tersebut membahas alasan di balik pembuatan film hingga pembahasan terkait tantangan dalam pelestarian budaya lokal di era modern serta peran generasi muda dalam menjaga kelangsungan warisan budaya.

Tomy Almyjun Sutradara Film Hati Kaghati, mengungkapkan, film ini didedikasikan kepada dua tokoh pelestari kaghati kolope yang sepanjang hidupnya telah berjuang melestarikan layang-layang purba tersebut.

Baca Juga: Demonstran Terlibat Adu Jotos dengan Pegawai Dinas Perkebunan dan Hortikultura Sultra Saat Unjuk Rasa

Penayangan film dokumenter ini diharapkan menjadi langkah awal bagi kampanye pelestarian budaya lokal yang lebih luas, tidak hanya di kalangan mahasiswa, tetapi juga masyarakat umum di Sulawesi Tenggara.

Hal tersebut diungkapkan Kaprodi DKV UMK Muh. Nato Alhaq. Dia menyebut, banyaknya warisan budaya lokal yang perlu dilestarikan, merupakan salah satu cikal bakal terbentuknya program studi Desain Komunikasi Visual.

Untuk informasi, penayangan film dokumenter budaya dirangkaikan peluncuran program studi baru, Desain Komunikasi Visual (DKV), di bawah naungan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Muhammadiyah (UM) Kendari. (A)

Penulis: Siti Nabila

Editor: Haerani Hambali

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS