Residivis dan Diusir dari Kampung, Begini Sosok Pelaku Pembunuh Anggota TNI

Deni Djohan

Reporter Buton Selatan

Selasa, 19 Mei 2020  /  9:54 am

Komang Iyas, pelaku pembunuhan anggota TNI Sersan Baso Hadang. Foto: Ist.

BAUBAU, TELISIK.ID - Komang Iyas (35), pelaku pembunuhan anggota TNI Kodim 1413 Buton, Sersan Baso Hadang, yang hingga kini masih melarikan diri di dalam hutan tergolong nekat bahkan sadis.

Sifatnya yang tempramen membuat Komang tak segan-segan menganiaya korbannya menggunakan senjata tajam. Bahkan ia tercatat pernah membakar rumah tetangganya dan membacok saudara kandungnya sendiri.

Atas perbuatannya itu, lembaga Adat Hindu Bali di Ngkari-ngkari, Kota Baubau, telah memutuskan mengusir Komang dari kampung religius itu karena dianggap sangat meresahkan. Ia tak mendapat tempat untuk berbaur dan bergaul dengan masyarakat setempat.

Salah satu tokoh masyarakat setempat, La Ode Yasin Mazadu mengatakan, berdasarkan keterangan dari keluarga dan kerabat, pelaku ini memiliki sifat temperamen tinggi. Bahkan pelaku merupakan seorang residivis atas sejumlah kasus kriminal.

Baca juga: Begini Fakta Kronologi Pembunuhan TNI di Baubau

"Dia pernah bakar rumahnya tetangganya, potong saudaranya. Bahkan pelaku ini sudah pernah diusir dari kampung," tutur La Ode Yasin Mazadu.

Legislator tiga periode ini menambahkan, perbuatan Komang sudah sangat meresahkan warga. Bahkan Lembaga Adat Hindu Bali dipaksa turun tangan lantaran sikapnya yang sudah melewati batas.

"Masyarakat disini sudah menjauhi dia. Makanya dia bergaul di kampung sebelah, Liabuku atau ke kota," tambahnya.

Komang terkenal sebagai pemburu tangguh. Di dalam hutan, ia bisa menghabiskan waktunya selama berhari-hari bahkan seminggu hanya untuk mendapatkan target buruannya. Ia juga terkenal sadis dalam memperlakukan korban buruannya.

Baca juga: Di Muna tidak Ada Tambahan Libur Lebaran Bagi ASN

Hasil buruannya itu kemudian dijual dan sebagian digunakan untuk pesta minuman keras (miras).

"Sebelum kejadian pembunuhan itu dia baru pulang berburu. Dia dapat buruannya itu disekitar hutan lingkungan Wonco. Lalu dia jual hasil buruannya dan sempat ngobrol dengan keluarga di kebun. Jadi hasil buruannya itu dia gunakan untuk minum-minum," tambahnya.

Ditambahkan, pelaku terbilang nekat. Aparat TNI pun ia perlakukan seperti itu, bagaimana dengan warga sipil.

"Yang kedua, kondisi sosiolog masyarakat. Masyarakat sangat cemas selama pelaku belum ditangkap," pungkasnya.

Peliput: Deni Djohan

Editor: Rani