Syafii Maarif, Ulama dan Cendekiawan
Reporter Yogyakarta
Jumat, 21 Agustus 2020 / 10:28 am
YOGYAKARTA, TELISIK.ID - Prof Dr H Ahmad Syafii Maarif adalah seorang ulama dan cendekiawan Indonesia, yang pernah menjadi Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah (1998-2005), Presiden World Conference on Religion for Peace dan pendiri Maarif Institute.
Buya Syafii, demikian sapaan akrabnya, lahir pada 31 Mei 1935 di Sumpurkudus, Sijunjung, Sumatra Barat. Adalah tokoh pluralis yang tak sedikit menyumbangkan gagasan dan pemikiran keislaman dalam naungan payung besar kemajemukan bangsa Indonesia.
Masa kecil Buya Syafii yang sangat dekat dengan tradisi Islam telah menjadi magnet awal yang senantiasa mengajaknya bergumul dengan pengetahuan keislaman serta berusaha memahaminya sedalam mungkin. Geliat hidup demikian itu, dapat dikata pula berkat bimbingan dari almarhumah ibunya, Makrifah.
Ketajaman minat Buya Syafii mendalami Islam kian terasah dan makin tajam oleh pendidikan yang dijalaninya kemudian. Dan pada akhirnya membentuk dirinya hidup secara kental dalam kultur Islam.
Kehidupan religius yang kuat berurat akar dalam sanubarinya kemudian memercik indah dalam tafsir dan ajakan membumikan islam dalam kembangan habluminannas yang sejati: saling mencintai dan mengasihi sesama manusia di muka bumi. Dan menyerukan agar Islam tak dipeluk dalam keyakinan sebatas ritual, namun juga harus mampu mengembangkan praktik dan perilaku hidup keislaman dengan memeluk utuh Islam sesuai seruan hakikinya: rahmatan lil’alamin.
Baca juga: Mengejar Keutamaan Amalan Salat Dhuha
"Terasalah kekecilan diri ini berhadapan dengan luas dan dalamnya lautan jelajah yang hendak dilayari," ungkapnya kepada wartawan Telisik.id yang pernah sekantor dengannya di Suara Muhammadiyah.
Maka tak berlebihan, jika begitu banyak orang yang terpukau dan takzin pada sosok Buya Stafii sebagai ilmuwan yang selalu menempatkan kekuatan religi dalam setiap pergulatan dengan ilmunya.
Ia sejarawan dan ahli filsafat, tetapi di tengah masyarakat kehadirannya selaku anak bangsa lebih dikenal sebagai seorang agamawan.
Syafii mengakui, ilmu dan pengetahuan sejarah telah demikian memikat minatnya. "Karena sejarah berbicara tentang simpul-simpul kemanusiaan secara totalitas," tandasnya.
Reporter: Affan Safani Adham
Editor: Haerani Hambali