Tekuak, Negara-Negara Arab Ogah-ogahan Kirim Pasukan ke Gaza Palestina
Reporter
Senin, 24 Juni 2024 / 8:25 pm
YERUSALEM, TELISIK.ID - Negara-negara Arab disebut enggan mengirim pasukan militer ke Jalur Gaza, Palestina, untuk mengamankan situasi apabila agresi Israel di Gaza berakhir.
Kepala Pasukan Pertahanan Israel (IDF), Herzi Halevi, bertemu dengan jenderal-jenderal senior dari lima negara Arab di Bahrain pekan lalu. Pertemuan itu juga dihadiri oleh Komando Pusat Amerika Serikat (US Central Command) di tengah upaya Washington menetapkan rencana pascaperang di Gaza.
Meskipun pertemuan tersebut diharapkan dapat menghasilkan kerja sama, tampaknya upaya Amerika Serikat tidak membuahkan hasil, dilansir dari cnnindonesia, Senin (24/6/2024).
Hal ini disebabkan karena kerja sama semacam itu antara negara-negara Arab dan Israel tidak populer di kalangan masyarakat Arab. Berdasarkan jajak pendapat, sebagian besar orang Arab (sekitar 92 persen) menyatakan bahwa persoalan Palestina adalah masalah bersama semua orang Arab.
Sebagian besar orang Arab menggambarkan Amerika Serikat sebagai pihak yang bias terhadap Israel dalam konflik di Gaza.
Baca Juga: Tak Ada Ampun, Tujuh Negara Ini Terapkan Hukuman Mati untuk Koruptor
Selain itu, terdapat perbedaan sikap antara masyarakat dan pemerintah Arab yang menganggap kebijakan Amerika Serikat di Timur Tengah sering kali mengabaikan suara dominan dari masyarakat Arab.
Amerika Serikat memiliki tradisi panjang dalam mendukung otokrasi di Timur Tengah, sementara pada saat yang sama mengabaikan hak dan aspirasi masyarakat Arab.
Washington melanjutkan kebijakan ini dengan harapan bahwa para pemimpin Arab yang mereka dukung akan mengadopsi kebijakan luar negeri yang sejalan dengan kepentingan Amerika Serikat.
Namun, upaya Amerika Serikat untuk membujuk beberapa negara Arab mengirim pasukan penjaga perdamaian ke Gaza diprediksi akan gagal dan hanya akan memicu konflik antara masyarakat dan pemerintah Arab. Faksi-faksi Palestina tidak setuju dengan kehadiran militer asing di Gaza tanpa kesepakatan dari rakyat.
Kelompok-kelompok milisi seperti Hamas dan Jihad Islam memperingatkan bahwa mereka akan menganggap kehadiran militer di Gaza sebagai upaya penjajahan, bersumber dari reuters.com.
Selama beberapa dekade, Amerika Serikat dianggap mengabaikan hak dan kepentingan rakyat Palestina. Jika Amerika Serikat mendorong sekutu Arabnya untuk bekerja sama dengan Israel tanpa mempertimbangkan posisi Palestina, hal ini hanya akan memicu konflik di Gaza dan seluruh wilayah.
Negara-negara Arab tampaknya memahami bahwa mengirim pasukan ke Gaza akan menjadi kesalahan fatal. Yordania, Mesir, dan Uni Emirat Arab (UEA) secara terbuka menolak gagasan ini.
UEA bahkan melangkah lebih jauh dengan mengecam Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu karena menduga bahwa Abu Dhabi akan membantu dalam pemerintahan Gaza pascaperang.
Negara-negara Arab telah menegaskan bahwa mereka tidak akan memainkan peran apa pun dalam pemerintahan Gaza tanpa solusi politik yang komprehensif berdasarkan konsep dua negara.
Baca Juga: Negara Mayoritas Muslim Ini Larang Hijab dan Pakaian Barat di Perayaan Dua Hari Besar Islam
Selain itu, banyak analis mempertanyakan apakah Otoritas Palestina atau negara-negara Arab lainnya akan mampu mengendalikan Gaza tanpa penghapusan Hamas. Setelah lebih dari delapan bulan perang brutal Israel di Gaza, prospek ini tampaknya semakin tidak mungkin.
Warga sipil telah menanggung beban konflik, sementara Amerika Serikat gagal menawarkan solusi politik yang layak.
Dengan Israel menolak mengakui negara Palestina, setiap rencana untuk mengendalikan Gaza melalui pasukan militer Arab diperkirakan akan gagal.
Amerika Serikat disebut perlu menyadari bahwa mereka tidak dapat mencapai tujuannya di Timur Tengah kecuali jika mereka menghormati opini masyarakat Arab dan mengakui hak rakyat Palestina untuk menentukan masa depan mereka sendiri.
Hal ini menegaskan pentingnyae pendekatan yang lebih sensitif terhadap aspirasi rakyat Palestina dan negara-negara Arab dalam menciptakan stabilitas di wilayah tersebut. (C)
Penulis: Ahmad Jaelani
Editor: Fitrah Nugraha
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS