Terjadi Lonjakan Pemudik di Jatim, Ini yang Dilakukan Pemerintah
Reporter Surabaya
Minggu, 24 April 2022 / 1:19 pm
SURABAYA, TELISIK.ID - Ada lonjakan signifikan penduduk yang akan mudik di Jatim menjelang Lebaran 2022. Hal ini dkarenakan setelah dua tahun lamanya, masyarakat tak melakukan mudik karena pandemi COVID-19.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengatakan, berdasarkan survei Balitbang Kemenhub pada angkutan Lebaran 2022, potensi pergerakan nasional dalam masa musik Lebaran mencapai 85,5 juta orang yang terbagi melalui berbagai moda transportasi.
Rinciannya, yang menggunakan mobil pribadi 26,8% atau 22,9 juta orang, bus 16,5% atau 16,9 juta orang, pesawat 16,5% atau 14,1 juta orang, dan kereta api 10,4% atau 8,9 juta orang.
Dari data survei tersebut di atas, disebutkan bahwa asal perjalanan daerah terbanyak para pemudik adalah Jawa Timur sebanyak 14,6 juta orang. Namun, setelah dihapusnya syarat tes swab Antigen/PCR, potensi daerah tujuan pemudik yakni Jatim meningkat menjadi 16,8 juta orang.
“Dari 16,8 juta orang ini, 47 persen menggunakan mobil pribadi. Jadi ini semua harus diantisipasi, disiapkan berbagai langkah-langkah mitigasi, langkah-langkah preventif yang bisa mengantisipasi kemungkinan terjadinya penumpukan kendaraan di satu titik serta berbagai upaya perlindungan lainnya,” katanya, Minggu (24/4/2022).
Mantan Mensos ini mengatakan, beberapa langkah antisipatif-mitigatif permasalahan mudik terus dilakukan, misalnya penanganan kemacetan dengan optimalisasi pembukaan pintu tol serta pembayaran tol dengan sistem jemput bola.
Baca Juga: THR PNS dan CPNS di Wakatobi Segera Cair 25 April
Kemudian penerapan MRLL di titik simpang yang berpotensi kemacetan, serta SPBU dan Rest Area diberlakukan sistem buka tutup bila sudah terjadi kepadatan.
Kemudian untuk pengemudi sepeda motor diarahkan melalui jalur atau rute yang sudah ditetapkan bagi sepeda motor. Sedangkan untuk kawasan atau tempat wisata, dilakukan pengaturan terkait jumlah kapasitas pengunjung serta tempat parkirnya.
Baca Juga: Traffic Light di Muna Tak Berfungsi, Ini Penyebabnya
“Temasuk antisipasi penanganan kemacetan di beberapa titik yang menjadi lokasi pasar tumpah. Jadi koordinasi dengan pemda kabupaten/ kota ini penting sekali. Termasuk penempatan petugas di lapangan, menyiapkan perlengkapan jalan portable (traffic cone, water burrier). Juga antisipasi petugas di perlintasan sebidang dan perbaikan jalan,” jelas Khofifah.
Khofifah juga meminta bupati/wali kota di Jatim untuk ikut melakukan langkah-langkah mitigatif-preventif terutama antisipasi adanya lonjakan pengunjung di lokasi wisata. Seperti di beberapa titik lokasi wisata, Telaga Sarangan, Prigen, Tretes, Trawas, Pacet, Kawasan Bromo, Tengger, Semeru, Kota Wisata Batu, dan lainnya.
“Jadi seperti tempat wisata ini harus diperhatikan terkait jumlah atau kapasitasnya. Jadi harus segera dibahas dan didetailkan berapa batasan jumlah pengunjung, ketersediaan jumlah aplikasi PeduliLindungi dan sebagainya. Termasuk aplikasi PeduliLindungi itu benar-benar dipakai, jangan hanya sekedar ada dan dipajang saja,” terangnya. (C)
Reporter: Try Wahyudi Ari Setyawan
Editor: Haerani Hambali