Tingginya Permintaan Industri Lokal Dongkrak Impor Sulawesi Tenggara

Siti Nabila

Reporter

Kamis, 10 Oktober 2024  /  11:32 pm

Plt. Kepala BPS Provinsi Sulawesi Tenggara, Surianti Toar usai lakukan siaran pers di Kantor Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Tenggara. Foto: Nabila/Telisik

KENDARI, TELISIK.ID – Nilai impor Sulawesi Tenggara pada Agustus 2024 mengalami lonjakan signifikan, didorong oleh permintaan industri lokal untuk bahan bakar mineral, bijih logam, kerak, abu logam, serta mesin dan kendaraan.

Peningkatan impor ini mencerminkan kebutuhan besar dari sektor industri guna mendukung aktivitas ekonomi dan pembangunan infrastruktur.

Plt. Kepala BPS Provinsi Sulawesi Tenggara, Surianti Toar, mengungkapkan bahwa nilai impor pada Agustus 2024 mencapai US$123,65 juta, meningkat 13,23 persen dibandingkan bulan sebelumnya, yang tercatat sebesar US$109,20 juta.

Volume impor juga melonjak tajam, mencapai 589,34 ribu ton, naik 186,98 persen dari 205,36 ribu ton pada Juli 2024.

Baca Juga: 70 Link Instansi untuk Cek Jadwal Tes SKD CPNS 2024, Lengkap dengan Tempat Tes dan Daftar Peserta

Selama periode Januari 2022 hingga Agustus 2024, nilai impor tertinggi terjadi pada Maret 2022 sebesar US$451,22 juta, sedangkan nilai terendah tercatat pada Februari 2022 dengan US$74,57 juta.

"Volume impor tertinggi juga tercapai pada Maret 2022, sementara volume terendah pada Februari 2022," jelas Surianti, Kamis (9/10/2024).

Impor Sulawesi Tenggara pada Agustus 2024 didominasi oleh bahan bakar mineral dengan nilai mencapai US$96,46 juta, yang menyumbang 78,01 persen dari total impor.

Di posisi kedua, bijih, kerak, dan abu logam mencatatkan nilai US$9,55 juta atau 7,73 persen. Secara keseluruhan, lima kelompok barang utama menyumbang 93,51 persen dari total impor.

Baca Juga: Harga Telur di Kendari Melonjak Naik hingga Rp. 10 Ribu

"Peningkatan impor bulan Agustus 2024 dibandingkan Juli 2024 terutama terlihat pada komoditas bahan bakar mineral, yang meningkat sebesar US$33,17 juta atau 52,41 persen. Kelompok perabot dan penerangan rumah juga mencatat kenaikan tajam hingga US$4,13 juta," tambahnya.

Kenaikan ini turut dipengaruhi oleh peningkatan impor dari negara-negara utama, seperti Tiongkok dan Malaysia. Impor dari Tiongkok naik sebesar US$8,48 juta atau 24,88 persen, sementara impor dari Malaysia melonjak 43,00 persen dengan nilai yang sama.

Ketiga negara utama, yakni Tiongkok, Malaysia, dan Singapura, berkontribusi 79,63 persen dari total impor Sulawesi Tenggara.

Dari sisi penggunaan barang, bahan baku dan penolong menjadi kontribusi terbesar, mencapai 96,65 persen dengan nilai US$119,51 juta. Sementara, barang konsumsi hanya menyumbang 0,19 persen atau senilai US$0,23 juta. (C)

Penulis: Siti Nabila

Editor: Fitrah Nugraha

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS