Upaya FIB UHO Cegah Punahnya Bahasa dan Budaya Dampak Era Revolusi Industri 5.0
Reporter
Rabu, 17 November 2021 / 10:34 am
KENDARI, TELISIK.ID - Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Halu Oleo (UHO) menggelar seminar internasional dengan tema "Language, Literature, Culture, and Education in Facing Society 5.0 Era" di salah satu hotel Kendari.
Kegiatan ini dilaksanakan selama dua hari, pada Selasa dan Rabu (16-17 November 2021) melalui daring dan luring.
Dekan FIB UHO, Akhmad Marhadi mengatakan, dalam menghadapi era Society 5.0 diperlukan kesiapan masyarakat bukan hanya dari segi teknis, namun juga dalam hal ini melibatkan bahasa, sastra, budaya, dan pendidikan.
"Tidak bisa dipungkiri bahwa saat ini kita harus mengikuti arus perkembangan teknologi. Termasuk FIB, harus siap menghadapi super smart society atau era masyarakat 5.0, sehingga revolusi industri itu tidak melulu menyentuh bagian teknis namun juga harus masuk ke aspek kebahasaan dan kebudayaan," ucap Akhmad Marhadi kepada Telisik.Id, Selasa (16/11/2021).
Baca Juga: SMAN 2 Kendari Dorong Siswa Kembangkan Potensi Diri Lewat Prestasi
Di tempat yang sama, La Ino selaku penanggung jawab kegiatan mengatakan, berkembangnya era revolusi industri 5.0 tentu saja berdampak pada masyarakat dalam aspek bahasa dan budaya.
"Dengan kemajuan teknologi yang sedang berkembang sekarang, kami dari Fakultas Ilmu Budaya harus melek terhadap isu ini khususnya dalam perspektif bahasa dan budaya sehingga terlaksana lah seminar internasional ini," tuturnya.
Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan FIB ini menambahkan, pihaknya menaruh perhatian pada pencegahan kepunahan bahasa dan budaya.
"Produk bahasa dan budaya nantinya bisa punah jika kita tidak melakukan usaha preventif, sehingga kami pikir harus dilakukan pendigitalisasian apalagi dalam menghadapi era masyarakat 5.0," tambahnya.
Sehubungan dengan itu, seminar internasional tersebut menghadirkan pembicara dari dalam dan luar negeri.
Baca Juga: Rektor UHO Dukung Permendikbudristek Soal Kekerasan Seksual di Kampus
Fina Amalia, salah satu dosen sekaligus panitia seminar internasional tersebut menyebutkan, FIB menghadirkan 16 pembicara dalam kegiatan ini yang berlangsung selama dua hari.
"Kami mengundang 16 pembicara, baik dari dalam maupun luar negeri. Selain Indonesia, kami juga bersinergi dengan institusi dari Amerika, India, Korea, Polandia, Malaysia, dan Prancis," sebutnya.
Pasca terselenggaranya seminar internasional ini, pihak FIB UHO berharap, selain membuat masyarakat siap menghadapi era Society 5.0 dalam aspek bahasa, sastra, budaya, dan pendidikan, juga adanya pempublikasian produk bahasa dan budaya bertaraf internasional, serta mendapatkan kolaborasi jangka panjang dengan stakeholder terkait. (A)
Reporter: Apriliana Suriyanti
Editor: Haerani Hambali