Upaya Melawan Stunting di Konsel
reporter
Rabu, 16 Februari 2022 / 7:54 pm
KONAWE SELATAN, TELISIK.ID - Bagi kaum awam, istilah stunting mungkin masih terasa asing terdengar. Tetap bagi Pemerintah Kabupaten Konawe Selatan (Konsel), stunting merupakan persoalan yang harus segera diatasi.
Bupati Konsel, Surunuddin Dangga, tengah menyiapkan upaya strategis guna menangani permasalahan stunting di wilayahnya.
"Kasus stunting harus sejak dini ditangani, tak hanya satu instansi tapi lintas sektoral. Maksimalkan pencegahannya dibutuhkan peran banyak pihak untuk berkolaborasi,“ ujarnya, Rabu (16/2/2022).
Di lain pihak, Wakil Bupati Konsel, Rasyid mengutarakan pencegahan stunting, mesti dilakukan sejak dini, bahkan sebelum pernikahan. Peningkatan kualitas pasangan pengantin diharapkan mampu meningkatkan kualitas pemenuhan gizi dalam rumah tangga.
"Kami akan mengoptimalkan pendampingan dimulai sejak pra nikah, menikah, kemudian ketika hamil, dan setelah melahirkan," ujarnya.
Baca Juga: Disetujui Pemprov, Revisi Raperda Desa Menanti Paripurna DPRD Muna
Menurutnya, stunting tidak bisa hanya dilihat dari satu sisi saja. Harus terintegrasi lintas OPD terkait. Mengintervensi dari hulu hingga hilir. Data dari Kementerian Agama, sepanjang 2021 ada 2000 pasangan menikah. Artinya dengan angka ini, ada kemungkinan terjadinya stunting. Makanya, untuk mencegah itu, dilakukan intervensi bersama-sama.
Baca Juga: Satu Hakim Terpapar COVID-19, Sidang Pemeriksaan Saksi Proyek Jalan Lingkar Baubau Ditunda
Lebih jauh Rasyid mengungkapkan, ada kecenderungan, pasangan yang akan menikah hanya memfokuskan persiapan formal. Seperti menyiapkan persyaratan di Kantor Urusan Agama (KUA), pemeriksaan kesehatan, dan keperluan perayaan. Padahal edukasi pranikah merupakan hal penting.
"Edukasi pranikah dapat memberi wawasan untuk calon pasangan, sehingga calon orang tua memahami persiapan apa saja yang dibutuhkan ketika istri hamil. Memperhatikan PHBS dan gizi," terangnya.
Untuk diketahui, Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya. (B)
Reporter: Ashar Hamka
Editor: Kardin