Viral, Memaksa Naik Kapal Tanpa Tiket, Puluhan Aktivis Mahasiswa Obrak-abrik Fasilitas Pelabuhan

Ahmad Jaelani

Reporter

Sabtu, 10 Agustus 2024  /  2:03 pm

Detik-detik aktivis mahasiswa terlibat kericuhan dengan petugas pelabuhan. Foto: Repro tribunnews.com

AMBON, TELISIK.ID - Puluhan aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Ambon mengamuk di Pelabuhan Yos Sudarso Ambon. Mereka obrak-abrik ruang tunggu pelabuhan sambil melempari kaca jendela dengan batu dan kursi hingga pecah berserakan, viral di media sosial.

Insiden tersebut terjadi lantaran mereka kecewa karena tidak dapat menumpangi KM Dorolonda untuk mengikuti kongres di Jakarta. Kejadian ini membuat suasana di ruang tunggu Pelabuhan Ambon mencekam. Para calon penumpang kapal yang ketakutan segera lari menjauhi lokasi tersebut.

Aksi puluhan mahasiswa ini viral setelah videonya beredar di media sosial. Dalam beberapa video yang beredar, terlihat para mahasiswa yang marah melampiaskan kemarahan mereka dengan merusak fasilitas pelabuhan.

Mereka berteriak-teriak sambil melempari ruang tunggu pelabuhan. Anggota polisi dan personel TNI AL yang berada di lokasi hanya bisa menyaksikan kejadian tersebut tanpa bisa berbuat banyak, seperti dilansir dari centraltimur.com, Sabtu (10/8/2024).

Aparat keamanan baru turun tangan untuk membubarkan para mahasiswa setelah mereka melakukan perusakan di lokasi tersebut. Informasi yang dihimpun, insiden ini bermula ketika puluhan aktivis PMII mendatangi Pelabuhan Ambon, Kamis 8 Agustus sekitar pukul 02.45 WIT. Mereka berniat berangkat ke Jakarta dengan menumpang KM Dorolonda dari Pelabuhan Ambon.

Baca Juga: Keberangkatan HMI ke Kongres Pontianak Ricuh di Pelabuhan Murhum Baubau

Sesampainya di pelabuhan, para aktivis mahasiswa tersebut segera menuju ke ruang tunggu. Namun, ketika petugas pelabuhan meminta mereka menunjukkan tiket, sebagian besar dari mereka tidak memilikinya.

Hanya sekitar 10 orang mahasiswa yang memiliki tiket dan diizinkan naik ke kapal. Puluhan mahasiswa lainnya yang tidak diizinkan naik ke kapal kemudian melakukan protes.

Situasi semakin memanas ketika para mahasiswa mulai menunjuk perwakilan mereka untuk berkoordinasi dengan PT Pelni demi mencari solusi terkait masalah tersebut. Dalam pertemuan itu, PT Pelni memberikan keringanan kepada para mahasiswa untuk membeli tiket rute Ambon-Baubau agar mereka dapat naik ke kapal.

Kepala PT Pelni Cabang Ambon, Ilhamda, sempat menemui para mahasiswa dan meminta mereka membeli tiket rute terdekat. Namun, tawaran pihak Pelni tersebut ditolak mentah-mentah oleh para mahasiswa hingga akhirnya terjadi aksi anarkistis tersebut.

Ilhamda mengungkapkan bahwa pihaknya telah memberikan kelonggaran dan kompensasi kepada para mahasiswa, namun tawaran tersebut tidak diindahkan. Pelni sudah memberikan kompensasi agar mahasiswa yang hendak mengikuti kegiatan di Jakarta hanya perlu membeli tiket tujuan Baubau.

Selain itu, Ilhamda juga mengusulkan agar para mahasiswa menunggu kapal lain yang akan berangkat dari Pelabuhan Ambon ke Jakarta pada tanggal 10 Agustus. Namun, tawaran tersebut juga ditolak oleh para mahasiswa.

Saat sedang berlangsung negosiasi, sejumlah mahasiswa yang kecewa justru merusak fasilitas ruang tunggu pelabuhan, membuat suasana semakin tidak terkendali.

Menurut keterangan yang diperoleh dari perwakilan mahasiswa, aksi anarkis tersebut terpaksa dilakukan karena pihak PT Pelni tidak mengindahkan upaya negosiasi mengenai tarif tiket yang mereka ajukan.

Baca Juga: Viral, Konser Bring Me To Horizon Diberhentikan di Tengah Acara, Penonton Ricuh hingga Jarah Alat Musik di Panggung

PT Pelni tetap bersikukuh mengharuskan rombongan mahasiswa membayar Rp 28,7 juta untuk semua anggota PMII yang akan berangkat menggunakan KM Dorolonda menuju Jakarta, bersumber dari rri.co.id.

Salah satu perwakilan mahasiswa, Sahril, menjelaskan bahwa mereka hanya memiliki Rp 6 juta dan telah berusaha melakukan negosiasi, bahkan sampai menawarkan jaminan KTP.

Mereka berjanji akan melunasi sisanya setelah kembali dari kegiatan kongres. Namun, menurutnya, PT Pelni tidak memberikan tanggapan positif terhadap permintaan tersebut. Lebih lanjut, Sahril mengungkapkan bahwa pada tahun 2023, mereka pernah mengalami situasi serupa dan upaya negosiasi mereka direspon baik oleh PT Pelni Ambon.

Namun, pada tahun 2024 ini, segala upaya yang dilakukan seolah tidak didengar oleh pihak PT Pelni, yang kemudian memicu aksi anarkis di Pelabuhan Yos Sudarso Ambon. Insiden pengerusakan kaca dan kursi di ruang tunggu terminal penumpang Pelabuhan Yos Sudarso Ambon ini terjadi. (C)

Penulis: Ahmad Jaelani

Editor: Haerani Hambali

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS