Wakili Parlemen Indonesia di India, Abdul Khalik Bawa Visi Sulawesi Tenggara Transisi Energi Hijau
Reporter
Kamis, 13 November 2025 / 5:14 pm
Abdul Khalik mewakili parlemen Indonesia di India untuk membahas isu energi terbarukan dan lingkungan berkelanjutan. Foto: Erni Yanti/Telisik
KENDARI, TELISIK.ID - Anggota DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara, Abdul Khalik, mendapat kehormatan mewakili Parlemen Indonesia dalam kegiatan internasional Launching Indeks Kesiapan Transisi Energi (ETRI) yang akan digelar di Ranchi, Jharkhand, India, pada 17–18 November 2025, membahas isu energi terbarukan dan lingkungan berkelanjutan.
Kegiatan ini diinisiasi oleh Swaniti Initiative bekerja sama dengan Departemen Perencanaan dan Pembangunan Pemerintah Jharkhand, dan dihadiri perwakilan dari sejumlah negara seperti Amerika Serikat, Singapura, Malaysia, dan Thailand.
Forum tersebut menjadi ajang diskusi lintas negara mengenai kesiapan dan strategi menuju transisi energi bersih. Abdul Khalik menjelaskan bahwa undangan yang diterimanya merupakan bentuk apresiasi terhadap kiprahnya dalam memperjuangkan kebijakan lingkungan di daerah penghasil tambang seperti Sulawesi Tenggara.
“Undangan ini datang dari lembaga NGO yang selama ini konsen pada isu lingkungan dan energi terbarukan. Saya diundang sebagai perwakilan parlemen Indonesia untuk berbicara tentang kondisi energi di Indonesia, terutama di daerah penghasil tambang seperti Sulawesi Tenggara,” ungkapnya kepada telisik.id, Kamis (13/11/2025).
Baca Juga: Gunakan Motor Sitaan untuk Kepentingan Pribadi, 2 Anggota Polresta Kendari Diamankan Propam
Menurutnya, forum tersebut menjadi momentum penting untuk memperkenalkan potensi energi Indonesia yang beragam, mulai dari sumber fosil hingga energi baru terbarukan (EBT). Ia menilai, tuntutan global terhadap pengelolaan tambang yang ramah lingkungan kini semakin kuat.
“Harapannya, negara-negara maju mau membeli hasil tambang Indonesia hanya jika dikelola dengan cara-cara yang baik dan legal. Ini juga dorongan agar perusahaan di Indonesia memperbaiki pengelolaan lingkungannya,” ujarnya.
Abdul Khalik juga menyoroti inovasi energi di Sulawesi Tenggara, salah satunya penggunaan tanaman gamal sebagai bahan bakar alternatif di PLTU Tanasa.
“Di PLTU Tanasa sudah digunakan campuran bahan bakar dari kayu gamal. Dari 100 persen batubara, kini sekitar 20–28 persen sudah digantikan oleh energi terbarukan ini,” katanya.
Ia menjelaskan, tanaman gamal menjadi pilihan karena memiliki masa tumbuh cepat, hanya sekitar enam bulan hingga bisa dipanen kembali. Selain ramah lingkungan, program ini membuka peluang ekonomi bagi masyarakat desa di sekitar tambang.
“Kami sudah bina beberapa desa di Anggata, Konda, dan Margacinta untuk menanam gamal. Ke depan, kalau kerja sama dengan PLTU lain berkembang, masyarakat Sulawesi Tenggara bisa berperan besar dalam penyediaan bahan baku energi hijau,” tambahnya.
Baca Juga: Mahasiswa STIKES Pelita Ibu Ajak Warga Konawe Utara Hidup Sehat dan Cinta Lingkungan
Dalam forum di India nanti, Abdul Khalik akan menekankan pentingnya transisi dari energi fosil menuju energi terbarukan dan membuka peluang investasi hijau antarnegara.
“India sudah 15 tahun menggunakan energi terbarukan. Kami ingin belajar dari mereka, dan juga membuka peluang ekspor bahan baku energi dari Indonesia, seperti pelet kayu gamal. Ini bukan hanya soal energi, tapi juga tentang kesejahteraan masyarakat,” tegasnya.
Ia berharap hasil dari forum ini dapat memperkuat komitmen nasional terhadap kebijakan energi hijau serta mendorong parlemen daerah untuk mempercepat implementasi kebijakan energi berkelanjutan.
“Kita ingin membawa contoh baik dari India ke Indonesia, agar kebijakan energi terbarukan bisa lebih cepat diterapkan dan memberikan manfaat langsung bagi rakyat,” pungkasnya. (C)
Penulis: Erni Yanti
Editor: Ahmad Jaelani
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS