Warga Tolak Rencana Proyek Panas Bumi di Manggarai, Bupati: Aspirasi Perlu Didengar
Reporter Kupang
Senin, 27 Februari 2023 / 9:31 pm
MANGGARAI, TELISIK.ID - Warga kampung Poco Leok, Kecamatan Satarmese, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur menolak rencana pembangunan proyek panas bumi oleh PT PLN.
Penolakan itu dilakukan melalui aksi protes kepada Bupati Manggarai, Heribertus Geradus Laju Nabit yang datang menyerap aspirasi warga setempat terkait pro dan kontra pembangunan proyek panas bumi itu.
Protes yang dilakukan warga terlihat menggema hingga berpapasan langsung dengan rombongan bupati yang hendak mengunjungi rumah gendang.
Sebelum menuju rumah gendang, sejumlah tokoh adat setempat hendak melakukan ritus penerimaan tamu dalam bentuk "manuk kapu."
Baca Juga: UKK Bacaleg, PKB Manggarai Optimis Raih Kursi Pimpinan di Pemilu
Namun, ritus itu terhalang oleh demonstrasi protes warga yang turun ke jalan sambil berteriak-teriak seraya membentang puluhan poster yang bertuliskan penolakan warga terhadap rencana pembangunan proyek panas bumi atau geothermal di Kampung Poco Leok.
Ritus itu pun akhirnya tidak dilaksanakan di tempat itu dan dua remaja putri berkebaya berdiri diam di antara massa yang merapat dengan rombongan byupati Manggarai. Terdengar suara beberapa ibu yang meminta bupati tidak mengizinkan proyek itu.
“Kami menolak geotermal di Poco Leok,” teriak seorang ibu, Senin (27/2/2023) itu.
“Bapak bupati, kami tidak setuju,” teriak ibu lainnya.
Bupati yang saat itu berada di tengah kerumunan berupaya untuk memenangkan massa, namun teriakan tolak terus menggema.
Karena situasi tidak memungkinkan, akhirnya rombongan bupati diarahkan ke tempat dialog di Aula Gereja Stasi Lungar.
Di situ bupati menjelaskan, kedatangannya bersama rombongan untuk mendengar secara langsung pendapat masyarakat terkait rencana pembangunan proyek itu.
"Kedatangan kami hari ini untuk mendengar semua pendapat karena ada beberapa laporan yang saya terima tentang persoalan di lapangan," kata bupati menanggapi protes warga.
Saat ini kata dia, pemerintah hadir dan bersedia mendengar serta menimbang berbagai suara pro kontra masyarakat.
Karena itu pemerintah putuskan untuk jalan ke tiap-tiap gendang. Tidak hanya mendengar suara-suara yang setuju tapi juga mendengar yang tidak setuju.
"Hari ini pemerintah punya niat baik. Yang setuju dan tidak setuju tentu punya alasan demi masa depan. Sehingga hal itulah yang akan kami komunikasikan dengan PLN," jelasnya.
Lebih lanjut Heribertus menjelaskan, sebagai pemerintah ia akan bertanggung jawab penuh soal isu itu. Olehnya masyarakat diminta tetap tenang dan jangan terburu-buru mengambil sikap.
Sebab, sebagai pemimpin ia akan bertanggung jawab soal pembangunan di Manggarai juga perlu mengetahui kondisi lapangan secara ril.
Baca Juga: Harga Beras di Manggarai Naik, Bupati Sentil Ancaman Krisis Pangan
"Bahwa ada reaksi atau respon dari masyarakat yah itu perlu kita dengar. Aksi protes adalah hal yang normal, hal yang perlu didengar, diserap dan tidak dianggap negatif," ungkapnya.
Ia pun memberikan arahan kepada camat dan kepala desa untuk terus membuka komunikasi dengan masyarakat dan jangan ditutup supaya masyarakat bisa mengetahui tentang tujuan dari rencana pembangunan proyek itu. Ia pun berjanji akan menindak lanjuti sikap protes warga untuk berkomunikasi dengan PLN.
"Ada banyak usulan-usulan, ada banyak kekhawatiran. Itulah yang akan kami bahas kembali bersama PLN setelah kunjungan ini selesai," kata bupati. (B)
Penulis: Berto Davids
Editor: Kardin
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS