Harga Beras di Manggarai Naik, Bupati Sentil Ancaman Krisis Pangan

Berto Davids, telisik indonesia
Senin, 20 Februari 2023
0 dilihat
Harga Beras di Manggarai Naik, Bupati Sentil Ancaman Krisis Pangan
Pasokan beras dari Sulawesi dan Kalimantan juga makin berkurang di Gudang Dolog. Foto: Berto Davids/Telisik

" Harga beras di Kabupaten Manggarai, Provinsi Nusa Tenggara Timur, naik drastis semenjak awal Februari 2023 "

MANGGARAI, TELISIK.ID - Harga beras di Kabupaten Manggarai, Provinsi Nusa Tenggara Timur, naik drastis semenjak awal Februari 2023.

Para pedagang di pasar Reok dan Inpres Ruteng Kabupaten Manggarai kini menjual beras dengan harga Rp 14.000 per Kg. Sangat jauh dari harga semula.

Harga tersebut diprediksi akan terus mengalami kenaikan untuk beberapa waktu ke depannya.

Salah satu pedagang di pasar Inpres Ruteng, Ferdinandes Jou mengaku harga beras berkisar dari Rp 11.000 hingga Rp 14.000 per Kg tergantung kualitasnya.

Baca Juga: Ini Jurus Bawaslu Manggarai Cegah Orang Meninggal Masuk DPT

“Sekarang sudah naik Rp 11.000 hingga Rp 14.000 dari sebelumnya Rp 10.000 dan itu tergantung dari kualitas beras seperti Bramo dan Roslin,” ujarnya, Senin (20/2/2023).

Sebelumnya, untuk mengatasi kekurangan beras di pasar Inpres Ruteng, setiap tahun sejak 2010, beras didatangkan Sulawesi pada kurun waktu April hingga Agustus.

Namun, sejak tahun 2022 lalu hingga Februari 2023 ini, pedagang di pasar Inpres Ruteng sangat kesulitan mendapatkan beras.

Dia keluhkan, selain tidak adanya pasokan beras asal Sulawesi, sumber beras lokal asal Kecamatan Lembor, Kabupaten Manggarai Barat juga jarang masuk di pasar Inpres Ruteng.

Sementara di sisi lain, pengambilan beras di Dolog Ruteng, prosedurnya tidak mudah karena harus melalui mitra yang sudah ditetapkan oleh Bulog.

“Kita tidak sembarang ambil beras di Dolog, harus melalui pihak ke tiga, hanya tiga perusahaan saja yang bermitra dengan Dolog,” katanya.

Menanggapi itu Bupati Manggarai, Herybertus G L Nabit mengingatkan ancaman krisis pangan tahun 2023 ini.

Pernyataan Bupati Hery Nabit terkait krisis pangan yang disebut sebagai tahun gelap oleh Presiden Joko Widodo.

Baca Juga: Permudah Pengawasan Masyarakat, Bawaslu Manggarai Pakai Aplikasi Jarimu Awasi Pemilu

“Pada berbagai kesempatan di tahun 2023 ini saya selalu sampaikan bahwa tahun 2023 ini sebagai tahun gelap, dengan ancaman krisis pangan,” ungkap bupati.

“Saya juga pernah sampaikan di depan para kepala desa beberapa waktu lalu, hati-hati dengan ancaman krisis pangan sehingga harus disiasati di APBDes,” ungkapnya lagi.

Ia juga meminta para kepala desa mengalokasikan anggaran untuk menanam tanaman pangan alternatif pengganti beras sebagai langkah antisipasi.

"Warning dari presiden itu untuk diwaspadai sehingga tidak kaget dengan situasi yang bakal terjadi,” tambahnya. (B)

Penulis: Berto Davids

Editor: Kardin

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Artikel Terkait
Baca Juga