Waspada, BPBD Ungkap 13 Daerah di Sulawesi Tenggara Rawan Bencana
Reporter
Sabtu, 20 Januari 2024 / 4:18 pm
KENDARI, TELISIK.ID - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sulawesi Tenggara memetakan 13 daerah dengan titik rawan bencana tertinggi di Sulawesi Tenggara.
Hal ini bertujuan untuk mengantisipasi kejadian yang mungkin saja terjadi, terlebih memasuki musim hujan seperti saat ini.
Hasil pemetaan nantinya akan dikoordinasikan dengan pihak terkait, termasuk perangkat desa di wilayah tersebut.
Analisis Kebijakan Ahli Muda, BPBD Provinsi Sulawesi Tenggara, Sulsina Pedato menerangkan, titik-titik daerah rawan bencana di Sulawesi Tenggara berada di level Sedang-Tinggi.
Baca Juga: Rumpun Perempuan Sulawesi Tenggara Pastikan KPU Fasilitasi Kelompok Pemilih Rentan
Sedangkan untuk hazard yang terjadi di Provinsi Sulawesi Tenggara dibagi berdasarkan kelas resikonya.
Daerah yang masuk kelas tinggi dari 17 kabupaten/kota berdasarkan data tahun 2022, sebanyak 13 daerah yaitu Kota Bau-Bau, Muna, Muna Barat, Bombana, Konawe utara, Konawe selatan, Konawe, Konawe Kepulauan, Buton Tengah, Buton Selatan, Buton Utara, Buton dan Kolaka Utara.
Sedangkan daerah lainnya masuk kategori sedang, daerah-daerahnya adalah Kabupaten Wakatobi, Kolaka, Kolaka Timur dan Kota Kendari.
“Sampai saat ini daerah-daerah tersebut yang masih harus diwaspadai, tentunya dengan ancaman bencana yang berbeda-beda. Artinya jika terdapat 13 ancaman, di Sulawesi Tenggara hanya 12 saja karena satu yang tidak dimiki yaitu gunung api,” kata dia.
Baca Juga: Februari Puncak Musim Hujan, KPU Sulawesi Tenggara Antisipasi Gangguan Banjir Saat Pemilu
Forecaster Stasiun Metereologi Maritim Kendari, Luh Nyoman Didik Tri Utami, menghimbau masyarakat untuk tetap berhati-hati dan tetap memperbaharui informasi cuaca karena saat ini wilayah Sulawesi Tenggara telah memasuki musim hujan.
“Wilayah Sulawesi Tenggara telah memasuki musim hujan. Potensi hujan sedang hingga lebat masih berpotensi terjadi di seluruh wilayah Sulawesi Tenggara,” kata dia saat diwawancarai Telisik.id via telepon.
Oleh karena itu, berdasarkan himbauan yang dikeluarkan oleh BMKG, pemetaan titik rawan bencana, menurut Sulsina, diperlukan untuk menyusun strategi penyelamatan penduduk apabila bencana datang.
“Untuk wilayah Selatan berpotensi banjir dan yang berdekatan dengan laut rawan terjadi rob serta rawan tanah longsor. Apabila terjadi kegawat daruratan utamakan untuk menyelamatkan manusianya, baru hal-hal lain kita pikirkan,” bebernya. (B)
Penulis: Ayu Safitri
Editor: Fitrah Nugraha
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS