Waspada, Uang Palsu Kembali Marak Beredar
Reporter
Sabtu, 04 Juni 2022 / 2:33 pm
KENDARI, TELISIK.ID - Kurang lebih sekitar 232 lembar uang palsu yang beredar di masyarakat telah berhasil ditemukan oleh Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan (KPw) Sulawesi Tenggara, terhitung periode Januari sampai Mei 2022.
Deputi Kepala Perwakilan BI Sulawesi Tenggara, Aryo Wibowo T Prasetyo mengatakan, ratusan uang palsu tersebut rata-rata ditemukan oleh tim perbankan.
"Temuan uang palsu dari awal tahun sampai sekarang, 90 persen temuannya berasal dari bank. Untuk itu, kami dari tim bank sendiri harus betul-betul bekerja secara masif dan profesional, dalam menilai dan mengevaluasi setiap hal-hal yang dilakukan, untuk mencegah penyebaran uang palsu ini," ungkapnya kepada Telisik.id beberapa waktu lalu.
Bahkan selama kurun waktu tiga tahun terakhir, tahun ini mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. Mengigat ini masih di pertengahan tahun.
"Untuk di tahun 2019 temuan uang palsu hanya 138, tahun 2020 mencapai 104 lembar, tahun 2021 sebanyak 211 lembar, dan di tahun ini sudah mencapai 232 lembar, bahkan ini masih di pertengahan tahun," ujarnya.
Baca Juga: 15 Kabupaten Kota di Sulawesi Tenggara Raih WTP, 2 WDP
Lanjut dia, temua uang palsu tersebut langsung dimusnahkan oleh pihak kepolisian, setelah dilakukan uji laboratorium oleh BI.
"Pastinya kita periksa dulu secara detail mengenai kepalsuan uang tersebut, setelah itu baru kami buat laporan kepada pihak berwajib untuk melakukan tindak lanjut, apakah akan dilakukan penyelidikan dan lain sebagainya. Jika sudah tidak ada tindakan dan lainnya, maka kami bersama dengan pihak kepolisian akan memusnahkan uang palsu tersebut," jelasnya.
Untuk temuan sebaran uang palsu, rata-rata pecahan uang Rp 50.000 dan Rp 100.000, mengingat pecahan uang tersebut merupakan nominal pecahan terbesar.
Menanggapi hal tersebut, salah satu masyarakat, Sardini mengatakan, dirinya akan lebih berhati-hati sekarang. Karena penemuan uang palsu ini semakin tahun terus meningkat.
Baca Juga: Sempat Gagal, Pembangunan GOR Kabupaten Buton Kembali Dilelang
"Apalagi saya ini sebagai penjual beras, yang senantiasa melayani konsumen atau pembeli dari berbagai kalangan. Dengan berita penemuan uang palsu yang semakin tinggi, saya jadi was-was. Sehingga sekarang, pastinya akan lebih teliti melihat dan menerawang uang dari para konsumen," jalasnya.
Senada dengan itu, masyarakat lainnya, Anna mengatakan, dengan kasus seperti ini, harusnya pihak bank ataupun pemerintah bisa melakukan sosialisasi, bagaimana membedakan uang palsu dan asli.
"Apalagi di perkampungan yang notabenenya masih sangat ketinggalan informasi, sehingga menjadi hal wajib bagi mereka untuk mengetahui informasi dan cara membedakan uang palsu, agar mereka tidak tertipu oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab," ujarnya. (A)
Penulis: Muhammad Ilwanto
Editor: Haerani Hambali