3 Penyakit Penyebab Jemaah Haji Indonesia Meninggal Dunia, Paling Banyak Sakit Jantung

Fitrah Nugraha, telisik indonesia
Selasa, 19 Juli 2022
0 dilihat
3 Penyakit Penyebab Jemaah Haji Indonesia Meninggal Dunia, Paling Banyak Sakit Jantung
Jemaah haji melakukan salah satu rangkaian ibadah haji. Foto: dok. Media Center Haji 2022

" Penyebab kematian terbanyak untuk jemaah haji Indonesia adalah penyakit jantung. Dengan dominasi jenis kelamin laki-laki dari kelompok usia di bawah 60 tahun "

KENDARI, TELISIK.ID - Sebanyak 58 jemaah haji asal Indonesia tidak dapat kembali ke Tanah Air. Mereka meninggal dunia saat menjalani proses ibadah haji di Tanah Suci, Makkah.

Data jumlah jemaah haji yang meninggal tersebut disampaikan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dalam keterangan persnya, seperti dikutip dari Suara.com - jaringan Telisik.id, Selasa (19/7/2022).

Dari keterangan pers itu diterangkan bahwa penyebab kematian terbanyak untuk jemaah haji Indonesia adalah penyakit jantung. Dengan dominasi jenis kelamin laki-laki dari kelompok usia di bawah 60 tahun.

Kepala Pusat Kesehatan Haji, dr. Budi Sylvana, MARS menjelaskan, setidaknya ada tiga faktor yang memengaruhi kondisi kesehatan jemaah haji. Pertama adalah adanya ancaman suhu dan kelembapan di Arab Saudi, di kala jemaah memiliki banyak aktivitas.

Faktor kedua adalah kondisi kesehatan jemaah haji Indonesia yang didominasi oleh jemaah risiko tinggi karena faktor usia.

Sedangkan terakhir, kapasitas tenaga kesehatan untuk merespons berbagai masalah dan tantangan saat mengatasi kekambuhan penyakit jemaah.

Baca Juga: 5 Penyakit Menular Ini Harus Diwaspadai Jemaah Haji Setelah Pulang di Tanah Air

“Dengan berbagai cara, angka kematian bisa kita kendalikan, walaupun jemaah lansia, walaupun jemaah punya komorbid, tapi bisa kita kendalikan," ujarnya.

Menurut dr. Budi, kerentanan kesehatan jemaah dapat diantisipasi melalui penguatan promosi kesehatan. Berbagai upaya promosi kesehatan dilakukan tim, mulai dari kampanye #jangantungguhaus dari awal sebelum keberangkatan jemaah haji. 

Selain itu juga seruan terhadap penggunaan alat pelindung diri terutama saat keluar pondokan dan beribadah. Serta adanya kampanye untuk minum obat teratur bagi jemaah haji risti dan memiliki komorbid.

“Untuk menjaga jemaah tetap sehat dan mencegah atau memperburuk kekambuhan,” ujarnya.

Dari sisi kapasitas tenaga kesehatan, dilakukan melalui penguatan formasi 30, di mana setiap 30 jemaah paling risti di masing-masing kloter harus selalu didampingi oleh Tenaga Kesehatan Haji (TKH) Kloter.

Selain itu juga, adanya screening atau pemeriksaan ulang serta kontrol rutin bagi jemaah haji risti di tiap tiap kloter.

Dokter Budi berterima kasih kepada Kementerian Agama atas kerja sama yang baik di lapangan, sehingga penyelenggaraan kesehatan selama operasional haji berjalan dengan baik.

Selain itu, pihaknya juga meminta agar kerja sama yang baik dapat terus terjalin sehingga angka kesakitan dan kematian jemaah dapat terus terjaga.

“Jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, ini sesuai dengan yang kami prediksikan. Mudah-mudahan dengan kerja sama berbagai pihak angka 1 per mil bisa kita jaga,” kata dr. Budi.

Sementara itu, dikutip dari tribunnews.com, data terupdate hingga Minggu 17 Juli 2022 terdapat 58 jemaah haji Indonesia meninggal dunia di Tanah Suci. 

Baca Juga: Catat, Ini Jadwal Kepulangan Pertama Jemaah Haji Indonesia Dimulai 15 Juli

Dibandingkan musim haji sebelumnya pada 2019, angka kematian jemaah haji Indonesia menurun drastis tahun 2022. 

Berdasarkan data Siskohat Kementerian Agama, Cardiovaskuler Disease atau serangan jantung menjadi penyebab terbesar kematian jemaah haji Indonesia. Di mana terdapat 31 jemaah haji yang meninggal dunia.

Nomor kedua, respitory disease membuat 31 jemaah wafat. Lalu, ada 4 orang yang wafat karena Neoplasms.

Jumlah jemaah yang meninggal setelah kegiatan inti ibadah haji di Arafah, Muzdalifa dan Mina meningkat tajam. (C)

Penulis: Fitrah Nugraha

Editor: Haerani Hambali

Baca Juga