30 Perawat RS Bahteramas tak Bisa Lebaran Bersama Keluarga
Musdar, telisik indonesia
Jumat, 22 Mei 2020
0 dilihat
Petugas kesehatan yang harus rela berkorban tak berlebaran bersama keluarga. Foto: Repro Google.com
" Saya sebenarnya ingin sekali pulang tapi saya lebih khawatir ada apa-apa dengan keluargaku kalau saya nekat pulang. "
KENDARI, TELISIK.ID - Lebih dari dua bulan perawat yang menangani pasien COVID-19 di RS Bahteramas sudah tidak pernah lagi berkumpul bersama keluarga.
Para perawat tidak pernah lagi kembali ke rumah, karena khawatir berisiko membahayakan kesehatan keluarga selepas menangani pasien yang terinfeksi virus menular itu.
Lebaran tahun ini mau tak mau harus dijalani tanpa keluarga. Tak bisa menikmati hidangan lebaran bersama keluarga, maupun tradisi-tradisi lainnya yang biasa dilakukan bersama keluarga di saat lebaran.
Kepala Ruang Isolasi RS Bahteramas, Mulyanto, mengungkapkan kerinduannya kembali berkumpul dengan anak dan istrinya di Unaaha Kabupaten Konawe tempatnya berasal, namun lagi-lagi dia khawatir dapat membahayakan keselamatan keluarganya.
Baca juga: Harga Sembako Melonjak, Pembeli Anggap Wajar
"Saya sebenarnya ingin sekali pulang tapi saya lebih khawatir ada apa-apa dengan keluargaku kalau saya nekat pulang," terang Mulyanto kepada Telisik.id, Jumat (22/05/2020).
Karena tak pulang, Mulyanto hanya bisa berkomunikasi dengan keluarganya lewat telepon maupun video call agar dia bisa saling bertukar kabar. Sesekali anaknya maupun istrinya bertanya sampai kapan terus seperti ini? Dia hanya bisa menjawab, sampai COVID-19 benar-benar hilang.
"Rindu sekaliiiiii, ada niat pulang, tapi belum berani," tambahnya pilu.
Bukan hanya Mulyanto, ada 30 perawat lainnya yang merasakan hal yang sama, tidak pulang ke rumah karena harus menangani pasien COVID-19 yang saat ini sudah berjumlah 19 orang dirawat di RS Bahteramas.
Baca juga: Reaktif Rapid Tes Warga Akan Dikenakan Gelang Kontrol
"Yah.. begitu pula dengan teman-teman perawat lainnya," ungkap Mulyanto.
Dalam bekerja, shift mereka dibagi dua kali dalam sebulan, masing-masing kelompok shift dibagi 15 perawat, jika 15 perawat bertugas, 15 perawat lainnya stay di tempat karantina yang sudah disediakan.
Setelah dua minggu bekerja, selanjutnya digantikan 15 perawat lainnya, begitu seterusnya.
"Lepas shift, perawat harus dirapid test dulu sebelum kembali di tempat karantina," pungkasnya.
Diketahui, 30 perawat yang menangani pasien COVID-19 tidak hanya berdomisili di Kota Kendari saja, namun ada beberapa berdomisili di Kabupaten Konawe, Konawe Selatan dan beberapa daerah lainnya di wilayah Sulawesi Tenggara.
Reporter: Musdar
Editor: Rani