Adab dan Akhlak saat Bercanda yang Dicontohkan Rasulullah

Haerani Hambali, telisik indonesia
Rabu, 22 Desember 2021
0 dilihat
Adab dan Akhlak saat Bercanda yang Dicontohkan Rasulullah
Bercanda untuk menghilangkan kepenatan, rasa bosan dan lesu, serta menyegarkan suasana dengan canda yang dibolehkan. Foto: Repro umma.id

" Islam telah memberikan tuntunan dalam bercanda agar canda yang dilakukan tidak berbalik menjadi dosa "

KENDARI, TELISIK.ID - Ada kalanya kita mengalami kepenatan dan ketegangan setelah menjalani kesibukan. Atau muncul rasa jenuh dengan berbagai rutinitas sehari-hari.

Dalam kondisi seperti ini, kita membutuhkan penyegaran dengan cara bercanda. Kadang kala kita bercanda dengan keluarga atau dengan sahabat. Hal ini merupakan sesuatu yang sangat manusiawi dan dibolehkan.

Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam juga melakukannya. Jika kita ingin bercanda, maka harus memperhatikan akhlak dan adab dalam bercanda, seperti yang dicontohkan Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam.

Islam telah memberikan tuntunan dalam bercanda agar canda yang dilakukan itu tidak berbalik menjadi dosa. 

Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam sering mengajak istri dan para sahabatnya bercanda dan bersenda gurau, untuk mengambil hati, dan membuat mereka gembira.

Namun canda Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam tidak berlebih-lebihan, tetap ada batasannya. Bila tertawa, beliau Shallallahu alaihi wasallam tidak melampaui batas tetapi hanya tersenyum. Begitu pula, meski dalam keadaan bercanda, beliau tidak berkata kecuali yang benar.

Aisyah r.a mengatakan, "Aku belum pernah melihat Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam tertawa terbahak-bahak hingga kelihatan lidahnya, namun beliau hanya tersenyum (Tafsir al-Qur`anil-‘Azhim, Imam Ibnu Katsir).

Dilansir dari Republika.co.id, dari Hasan r.a, dia berkata, ada seorang perempuan tua yang datang kepada Rasulullah SAW dan berkata, Wahai Rasulullah, berdoalah kepada Allah supaya memasukkanku ke dalam surga.

"Rasulullah SAW menjawab, wahai Ummu fulan, sesungguhnya surga itu tidak dimasuki oleh orang yang sudah tua renta.”

Perempuan itu pun berpaling sambil menangis. Lalu, Rasulullah SAW bersabda, "Beri tahu dia kalau dia tidak akan masuk surga dalam keadaan sudah tua renta. Sebab, Allah SWT berfirman, Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung. Dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan, penuh cinta, lagi sebaya umurnya.” (QS Al-Waqiah [56]: 35-37). (HR Tirmidzi).

Berikut ini dijelaskan beberapa adab dalam bercanda, dikutip dari almanhaj.or.id.

1. Meluruskan tujuan

Bercanda untuk menghilangkan kepenatan, rasa bosan dan lesu, serta menyegarkan suasana dengan canda yang dibolehkan. Sehingga kita bisa memperoleh gairah baru dalam melakukan hal-hal yang bermanfaat.

2. Tidak berlebihan

Baca Juga: Galau? Ini Obatnya Menurut Al-Qur'an

Sebagian orang sering kebablasan dalam bercanda hingga melanggar norma-norma. Dia mempunyai maksud buruk dalam bercanda, sehingga bisa menjatuhkan wibawa dan martabatnya di hadapan manusia.

Orang-orang akan memandangnya rendah, karena ia telah menjatuhkan martabatnya sendiri dan tidak menjaga wibawanya. Terlalu banyak bercanda akan menjatuhkan wibawa seseorang.

Kehormatan harga diri dalam  Islam sama dengan kehormatan darah dan harta. Kesadaran orang untuk tidak mencuri harta atau mencelakai orang lain, belumlah cukup tanpa adanya kesadaran untuk menjaga kehormatan orang. Sabda Nabi SAW, Setiap Muslim dengan Muslim lain diharamkan darah, harta, dan harga dirinya.” (HR Muslim).

3. Jangan bercanda dengan orang yang tidak suka bercanda

Terkadang ada orang yang bercanda dengan seseorang yang tidak suka bercanda, atau tidak suka dengan canda orang tersebut. Hal itu akan menimbulkan akibat buruk. Oleh karena itu, lihatlah dengan siapa kita hendak bercanda.

4. Jangan bercanda dalam perkara yang serius

Ada beberapa kondisi yang tidak sepatutnya bagi kita untuk bercanda. Misalnya dalam majelis penguasa, majelis ilmu, majelis hakim, ketika memberikan persaksian, dan lain sebagainya.

5. Hindari perkara yang dilarang Allah Subhanahu wa Ta’ala

Tidak boleh bercanda atau bersenda gurau dalam perkara yang dilarang oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, di antaranya sebagai berikut: Menakut-nakuti seorang Muslim dalam bercanda. Ada orang yang bercanda dengan memakai sesuatu untuk menakut-nakuti temannya.

Misalnya, seperti memakai topeng yang menakutkan pada wajahnya, berteriak dalam kegelapan, atau menyembunyikan barang milik temannya, atau yang sejenisnya. Perbuatan seperti ini tidak dibolehkan. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: "Janganlah salah seorang dari kalian mengambil barang milik saudaranya, baik bercanda maupun bersungguh-sungguh."

6. Isi canda bukan dusta

Sabda Nabi SAW, "Celakalah orang yang berbicara lalu mengarang cerita dusta agar orang lain tertawa, celakalah!” (HR Abu Dawud).

Abu Hurairah r.a menceritakan, para sahabat bertanya kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam: “Wahai Rasulullah! Apakah engkau juga bersenda gurau bersama kami?” Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam menjawab: "Betul, hanya saja aku selalu berkata benar."

Berdusta dalam bercanda tidak dibolehkan. Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda: "Aku menjamin sebuah taman di bagian tengah surga bagi orang yang meninggalkan debat meskipun ia berada di pihak yang benar,  sebuah istana di bagian tengah surga bagi orang yang meninggalkan dusta meski ia sedang bercanda, dan istana di bagian atas surga bagi seorang yang baik akhlaknya."

Apalagi bila dalam candanya itu ia menyebut aib dan rahasia orang lain, atau mencela dan mengejek orang lain, melecehkan sekelompok orang tertentu, atau menyebut aib mereka dengan maksud untuk bercanda dan membuat orang lain tertawa.

Perbuatan ini sangat dilarang. Sebagian orang bercanda dengan temannya lalu ia mencela, memfitnahnya, atau menyifatinya dengan perbuatan keji. Seperti ia mengatakan kepada temannya, ‘hai anak hantu,’ dan kata-kata sejenisnya untuk membuat orang tertawa. Sangat disayangkan, hal seperti ini nyata terjadi di tengah orang-orang kebanyakan. Oleh karena itu, hendaklah kita jangan keterlaluan dalam bercanda, sehingga melampui batas.

7. Jangan bercanda dengan aksi dan kata-kata yang buruk

Sering kita dengar kasus perkelahian yang berawal dari canda. Maka tidak sepatutnya bercanda dengan aksi kecuali dengan orang yang sudah terbiasa dan bisa menerima hal itu. Sebagaimana para sahabat saling melempar kulit semangka setelah memakannya

Adapun bercanda dengan kata-kata yang buruk tidak dibolehkan sama sekali. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah berfirman: "Dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku: “hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar). Sesungguhnya setan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia”. [al-Isrâ`/17:53].

8. Tidak banyak tertawa

Baca Juga: Inilah 7 Dosa Besar yang Membinasakan

Banyak orang yang tertawa berlebih-lebihan sampai terpingkal-pingkal ketika bercanda. Ini bertentangan dengan sunnah. Nabi Shallallahu alaihi wasallam telah mengingatkan agar tidak banyak tertawa.

Beliau bersabda: “Janganlah kalian banyak tertawa. Sesungguhnya banyak tertawa dapat mematikan hati.”

9. Bercanda dengan orang-orang yang membutuhkannya

Seperti dengan kaum wanita dan anak-anak. Itulah yang dilakukan oleh Nabi Shallallahu alaihi wasallam, sebagaimana yang beliau lakukan terhadap ‘Aisyah Radhiyallahu anha dan al Hasan bin Ali, serta seorang anak kecil bernama Abu ‘Umair.

10. Tidak melecehkan syiar agama

Seperti celotehan dan guyonan para pelawak yang mempermainkan simbol-simbol agama, ayat-ayat al-Qur`an dan syiar-syiarnya, wal iyadzu billah! Sungguh perbuatan itu bisa menjatuhkan pelakunya dalam kemunafikan dan kekufuran.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: "Orang-orang munafik itu takut akan diturunkan terhadap mereka sesuatu surat yang menerangkan apa yang tersembunyi di dalam hati mereka. Katakanlah kepada mereka: “Teruskanlah ejekan-ejekanmu (terhadap Allah dan Rasul-Nya)”. Sesungguhnya Allah akan menyatakan apa yang kamu takuti. Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentu mereka akan menjawab: “Sesungguhnya kami hanya bersenda gurau dan bermain-main saja”. Katakanlah: “Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?”. [at-Taubah/9:64-65]. (C)

Reporter: Haerani Hambali

Artikel Terkait
Baca Juga