Beras Masih Sumbang Inflasi di Muna Barat

Putri Wulandari, telisik indonesia
Rabu, 22 Februari 2023
0 dilihat
Beras Masih Sumbang Inflasi di Muna Barat
Pemerintah Kabupaten Muna Barat kembali gelar pasar murah tahap awal di tahun 2023 dalam pengendalian inflasi. Foto: Putri Wulandari/Telisik

" Pasar murah tahap awal di Kabupaten Muna Barat siapkan harga Rp 105.000 untuk tiga komoditi, sedangkan beras masih menjadi penyumbang inflasi terbanyak "

MUNA BARAT, TELISIK.ID - Pasar murah tahap awal di Kabupaten Muna Barat siapkan harga Rp 105.000 untuk tiga komoditi, sedangkan beras masih menjadi penyumbang inflasi terbanyak.

Penjabat (Pj) Bupati Muna Barat, Bahri mengatakan, pasar murah yang dilaksanakan kali ini sebagai salah satu wujud dari program nasional dalam penanganan inflasi di daerah.

Dalam kenaikan inflasi disebabkan oleh dua faktor, yaitu penetapan harga pasar dan penetapan harga oleh pemerintah, sehingga dalam kenaikan harga yang ditetapkan oleh harga pasar terjadi pada kenaikan harga beras, telur, dan minyak goreng.

Baca Juga: 259 ASN Muna Barat Masih KTP Luar Daerah

"Inflasi pada Januari 2023 terjadi kenaikan sebesar 1,48 persen, sehingga pemerintah daerah harus kembali lakukan pasar murah," ungkap Bahri, Rabu (22/2/2023).

Untuk total anggaran bagi pasar murah sebesar Rp 3 miliar, sementara untuk keseluruhan program dalam penanganan inflasi daerah, pemerintah telah menyiapkan dana sebesar Rp 22 miliar, sebab tidak hanya operasi pasar yang dilakukan melainkan ada beberapa bantuan yang disalurkan, khususnya bagi para petani dalam program gerakan tanam cepat panen.

Senada, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Muna Barat, La Ode Aka mengatakan, pada tahap awal pasar murah dilakukan di Lawa Raya, yang mencakup Kecamatan Lawa, Wadaga dan Barangka, untuk menghindari rusuhnya saat pembagian pada tiga komoditas ini, pihaknya telah memisahkan porsi bagi tiap desa yang ada dengan jumlah target sebesar 1.061 paket.

"Ini dihitung pembagiannya agar adil yaitu 16 persen, dan tiap desa tergantung jumlah kartu keluarga masyarakat miskin, sumber data kami ambil melalui capil dan tiap desa atau kelurahan," ungkapnya.

Baca Juga: Sopir Muna Barat Dilarang Naikkan Tarif Transportasi Usai Disubsidi Pemda

Untuk Kecamatan Lawa jumlah targetnya 398 mencakup 6 desa dan 2 kelurahan, sementara Kecamatan Barangka dengan target 357 paket mencakup 8 desa, selanjutnya Kecamatan Wadaga dengan target 308 paket mencakup 7 desa.

Ia katakan, dalam satu paket yang berisi tiga komoditi ini ditentukan harga sebesar Rp 105.000 dari harga aslinya yaitu sebesar Rp 210.000, penentuan harga ini ditetapkan setelah operasi pasar, di mana penyumbang inflasi terbesar terjadi pada beras, yaitu beras bulog per 10 kilogram seharga Rp 110.000, sehingga pemerintah daerah menetapkan setengah harga dari harga pasar.

"Kenaikan harga itu terjadi berangsur, pada pasar murah yang lalu awalnya Rp 88.000 per paket, kemudian Rp 102.000, dan saat ini menjadi seharga Rp 105.000," tutupnya. (B)

Penulis: Putri Wulandari

Editor: Kardin

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baca Juga