Buton Selatan Bakal Didominasi Cuaca Berawan untuk 3 Hari Kedepan

Curah hujan lebat hingga mencapai 50 milimeter yang terjadi beberapa hari yang lalu, diakibatkan oleh  terbentuknya awan karena adanya pertemuan angin sehingga memicuh terjadinya Konvergensi.

Baca Juga: Buton Selatan jadi Pilot Project Karbon Biru Upaya Pemulihan Ekosistem Pesisir

Selain fenomena konvergensi, turut ada dua fenomena lainnya yang memicuh curah menjadi lebat hingga mengakibatkan banjir dibeberapa wilayah di Pulau Buton. Fenomena yang dimaksud, yakni Madden Julian Oscalillation (MJO) serta gelombang Equator Rossby.

Namun, Yamin mengungkapkan bahwa curah hujan lebat seperti yang terjadi pada beberapa hari yang lalu tidak akan terjadi lagi. Tetapi kilatan cahaya petir dilangit sesekali akan terlihat. Lalu, pada periode Juli 2024, sudah memasuki dasarian III.

Dasarian III sendiri merupakan salah satu cara BMKG untuk membagi bulan menjadi periode sepuluh hari yang digunakan pada kalender BMKG. Lebih tepatnya pada tanggal 20 Juli 2024 mendatang.

Yamin membeberkan, pihaknya memprediksi cuaca yang ada di wilayah Pulau Buton, Utamanya di Wilayah Kabupaten Buton Selatan. Dengan melihat dari indikator global serta data analisis atmosfer. Apabila terdeteksi tanda-tanda yang memicuh terbentuknya awan maka pihaknya sudah dapat memprediksi akan terjadi curah hujan dalam waktu dekat.

Kemudian perihal ketinggian gelombang di perairan Kecamatan Kepulauan Buton Selatan. Saat ini terpantau masih berfarisi akan tetapi rata-rata didominasi dengan ketinggian gelombang yang rendah.

Untuk Pulau Batu Atas yang terletak paling jauh dengan wilayah kepulauan lainnya di Buton Selatan. Dideteksi ketinggian gelombang saat ini berada pada ketinggian 1,5 meter. Namun tidak terjadi setiap saat. Sedangkan perairan Pulau Sioumpu dan Kadatua, tinggi gelombang berada pada 0,75 meter.

Diperkirakan tinggi gelombang disekitar Pulau Batu Atas berada pada ketinggian 1,25 meter dengan kecepatan angin 0 sampai 0,5 knot untuk tiga hari kedepan.

Pada kesempatan itu, ia juga menjelaskan, arti warna yang terlihat pada peta BMKG untuk mengukur ketinggian gelombang air laut.

Dimana untuk warna biru, menandakan ketinggian ombak berada pada 0 sampai 0,5 meter. Sedangkan warna abu-abu 0,5 sampai 0,75 meter. Sementara itu, warna kuning ketinggian gelombang berada pada angka 1,5 meter hingga 2 meter. Terakhir, warna Hijau, ketinggian gelombang capai 1,5 hingga dengan 1,25 meter.

Baca Juga: Rapat Paripurna DPRD, Sekda Buton Selatan Sampaikan LKPJ Tahun Anggaran 2023

Keterangan warna tersebut merupakan perhitungan gelombang signifikan yang sering terjadi. Kata dia, apabila ingin melihat angka maksimum tinggal dikali dua dari angka yang telah disebutkan.

Terkait potensi adanya angin puting beliung, masih belum diprediksi hanya saja potensi untuk terjadinya fenomena alam tersebut tetap ada. Biasanya akan diawali dengan tanda-tanda alam berupa kumpulan awan-awan hitam yang menandakan akan datang angin puting beliung.

"Tiga hari kedepan potensi hujan masih ada, namun akan cerah cuacanya didominasi berawan," Ujarnya, saat ditemui tim Telisik.id, Kamis (4/7/2024).

Untuk diketahui, kondisi cuaca alam dapat berubah-ubah kapan saja. Untuk itu, masyarakat diimbau agar tetap membawa mantel khususnya bagi pengendara roda dua ketika tengah melakukan perjalanan.

Selain itu, hindari juga berteduh di bawah pohon untuk mengantisipasi tidak terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan seperti ketiban ranting pohon atau bahkan disambar petir. (C)

Penulis: Ali Iskandar Majid

Editor: Fitrah Nugraha

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS