Curhat Ibu Korban Pencabulan di Baubau, Berjuang Melawan Tumor Ganas
Ali Iskandar Majid, telisik indonesia
Kamis, 13 Februari 2025
0 dilihat
HY (51) pengidap tumor ganas tetap semangat memperjuangkan keadilan bagi putrinya DS (14) korban rudapaksa oleh 10 orang pria di Baubau. Foto: Ali Iskandar Majid/Telisik
" HY (51), seorang ibu yang tengah berjuang melawan tumor ganas, harus menghadapi cobaan berat ketika putrinya, DS (14), menjadi korban rudapaksa oleh 10 remaja laki-laki di Baubau "


BAUBAU, TELISIK.ID — HY (51), seorang ibu yang tengah berjuang melawan tumor ganas, harus menghadapi cobaan berat ketika putrinya, DS (14), menjadi korban rudapaksa oleh 10 remaja laki-laki di Baubau.
Sejak dua bulan terakhir, HY mengidap tumor ganas yang membuat tubuhnya semakin melemah. Sehari-hari, ia berjualan gorengan dan lauk pauk keliling untuk menghidupi ketiga anaknya, termasuk DS. Pekerjaan itu telah dilakoninya sejak sang suami meninggal 15 tahun lalu.
“Dokter bilang saya kena tumor ganas, makin hari badan saya makin kurus,” tuturnya saat ditemui telisik.id, Kamis (13/2/2025).
HY sebenarnya dijadwalkan menjalani operasi di Makassar. Namun, keterbatasan ekonomi membuatnya mengurungkan niat tersebut.
Sebagai gantinya, ia berusaha bertahan dengan mengonsumsi obat herbal tradisional yang diyakininya dapat membantu pemulihannya.
Baca Juga: Empat Tersangka Rudapaksa Siswi SMP Baubau Teman Kakak Korban
Saat mendampingi putrinya di kantor polisi untuk menjalani pemeriksaan, kondisi HY semakin memburuk. Ia bahkan harus beberapa kali berbaring sejenak agar bisa terus menemani DS selama interogasi berlangsung.
"Di kantor polisi, pas saya dimintai keterangan, kadang harus sambil duduk dan berbaring," ungkapnya.
Baca Juga: Pria Beristri Asal Palembang Rudapaksa Siswi Buton Tengah di Pantai Katembe
Beruntung, pihak kepolisian memahami kondisinya. Kini, tulang punggung keluarga bergantung pada putra sulungnya, yang bekerja sebagai kuli bangunan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
“Soal makan, kami hanya mengandalkan belas kasihan dari saudara,” katanya lirih.
Meski kesehatannya kian memburuk, HY tetap berjuang menuntut keadilan bagi putrinya. Ia berharap kasus ini mendapat perhatian serius dan para pelaku dihukum sesuai hukum yang berlaku di Indonesia. (C)
Penulis: Ali Iskandar Majid
Editor: Fitrah Nugraha
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS