Dinkes Sulawesi Tenggara Sinergi Wujudkan Enam Pilar Transformasi Kesehatan di HKN ke-58
Adinda Septia Putri, telisik indonesia
Rabu, 30 November 2022
0 dilihat
Gubernur Sulawesi Tenggara, Ali Mazi saat menyampaikan pidato di peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-58. Foto: Ist.
" HKN menjadi semangat baru untuk masyarakat terus berjuang hadapi isu kesehatan yang melanda akibat COVID-19 "
KENDARI, TELISIK.ID – Peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-58 di Provinsi Sulawesi Tenggara telah gelar secara meriah. Berbagai aktivitas dan perlombaan digelar dalam peringatan HKN yang diadakan di Kabupaten Kolaka Utara tersebut.
Acara yang bertema “Bangkit Indonesiaku, Sehat Negeriku” menjadi tagline utama penanda kita telah berhasil sedikit demi sedikit menepis masa pandemi COVID-19 sejak 2019 lalu. HKN menjadi semangat baru untuk masyarakat terus berjuang hadapi isu kesehatan yang melanda akibat COVID-19.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Sulawesi Tenggara, dr. Putu Agustin Kusumawati M.Kes menjelaskan, Kolaka Timur menjadi tuan rumah HKN tahun ini, sebagai apresiasi karena kabupaten tersebut telah berhasil mencapai semesta jaminan kesehatan atau Universal Health Coverage (UHC).
Peringatan HKN menurutnya, juga bisa menjadi momentum bangkitnya masyarakat dan pemerintahan untuk saling bersinergi tingkatkan kualitas kesehatan khususnya di Sulawesi Tenggara.
Ia melaporkan, kualitas kesehatan di wilayahnya saat ini semakin baik dengan melihat pelayanan kesehatan yang sesuai dengan standar minimal. Ia juga mengatakan, terkait isu gagal ginjal akut pada anak yang saat ini ramai, belum ada penambahan kasus di Sulawesi Tenggara, hal itu menurutnya karena antisipasi yang cepat yang dilakukan pihaknya untuk mencegah hal tersebut.
Dokter Putu mengimbau agar masyarakat tetap menjalani pola hidup sehat, menerapkan protokol kesehatan dan turut berpartisipasi bersama program pemerintah di bidang kesehatan.
Sementara Gubernur Sulawesi Tenggara, Ali Mazi menyampaikan enam pilar sistem kesehatan untuk mewujudkan masyarakat yang sehat yang diinisiasi oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
Pilar pertama yaitu transformasi dan revitalisasi pelayanan kesehatan primer mulai dari pelayanan terkecil seperti puskesmas hingga rumah sakit. Salah satu prioritas yang akan diwujudkan yaitu dengan menguatkan 1,5 juta posyandu sebagai ujung tombak kesehatan masyarakat.
Pilar kedua, yaitu transformasi layanan rujukan untuk mendekatkan akses layanan kepada masyarakat. Dalam pilar ini Kemenkes menumbuhkan jejaring pelayanan untuk penanganan penyakit serius seperti stroke, kanker, dan jantung.
Pilar ketiga adalah transformasi sistem ketahanan kesehatan oleh produk obat dan vaksin yang dapat diproduksi dari hulu ke hilir yang dapat dimanfaatkan dalam negeri. Kemenkes berkomitmen untuk belanja Rp 17,2 triliun produk kesehatan dalam negeri yang saat ini sudah terealisasi Rp 9,1 triliun atau 51,9 persen.
Pilar keempat yaitu transformasi dana kesehatan untuk memastikan pembiayaan yang cukup, adil, efektif dan efisien. Pembiayaan kesehatan nantinya akan berbasis bukti dan review tahunan dari jaminan kesehatan nasional.
Pilar kelima yaitu adanya transformasi SDM kesehatan yang akan ditingkatkan jumlahnya dengan target dokter 1:1.000, selain itu operasional dan kebutuhan kesehatan di puskesmas sampai rumah sakit harus sesuai standar. Wujud transformasi SDM salah satunya dilakukan dengan pemberian 1.000 beasiswa untuk dokter spesialis.
Pilar terakhir yaitu transformasi teknologi kesehatan menuju sistem kesehatan yang tangguh dan terintegrasi. (B-Adv)