El Nino Melanda, Waspada Penyakit Ini
Adinda Septia Putri, telisik indonesia
Selasa, 31 Oktober 2023
0 dilihat
Upaya pemberantasan penyakit rabies oleh Dinas Kesehatan Sulawesi Tenggara. Foto: Ist.
" Dinas Kesehatan Sulawesi Tenggara melakukan berbagai upaya untuk dapat mencegah kasus rabies di Bumi Anoa "
KENDARI, TELISIK.ID - Fenomena badai el nino dan kekeringan panjang yang terjadi saat ini, tak hanya berdampak pada kurangnya pasokan pangan dan gagal panen, tapi juga berdampak terhadap kesehatan dan penyebaran penyakit di masyarakat.
Kekeringan akibat badai el nino dapat memicu hewan-hewan meninggalkan habitatnya di hutan dan turun mencari makan di pemukiman manusia. Hewan seperti anjing, kucing, monyet diwaspadai dapat menyebarkan virus rabies.
Dinas Kesehatan Sulawesi Tenggara melakukan berbagai upaya untuk dapat mencegah kasus rabies di Bumi Anoa. Salah satu yang dilakukan adalah dengan pendistribusian vaksin anti rabies di 17 kabupaten/kota se-Sulawesi Tenggara.
Dinkes juga berkolaborasi dengan Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Sulawesi Tenggara dalam pendistribusian ribuan vaksin rabies untuk manusia dan juga hewan penular virus tersebut.
Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit Dinkes Sulawesi Tenggara, Muhammad Ridwan mengatakan, ribuan vaksin rabies yang dikirim dari pusat didistribusikan ke seluruh rabies center yang ada di seluruh kabupaten/kota.
Agar mudah dijangkau masyarakat, setiap kota/kabupaten memiliki setidaknya dua rabies center. Rabies center ini terletak di tingkat rumah sakit sampai puskesmas yang menjadi pusat pencegahan rabies fasilitas kesehatan lain di sekitarnya.
Di Kota Kendari sendiri ada tiga rabies center, yaitu di Rumah Sakit Bahteramas, Puskesmas Anduonohu dan Puskesmas Lepo-Lepo.
Ridwan mengimbau apabila Anda terkena gigitan anjing, kucing, atau monyet, untuk segera dibersihkan dengan air mengalir memakai sabun di area bekas gigitan, kemudian segera pergi ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapat vaksin rabies.
Baca Juga: El Nino Tak Berdampak pada Produksi Padi Kolaka Utara
Dilansir dari Halodoc.com, rabies adalah infeksi virus yang menyerang otak dan sistem saraf manusia. Virus rabies yang bernama Lyssavirus menular ke manusia melalui gigitan hewan. Itulah mengapa penyakit ini termasuk penyakit zoonosis.
Di Indonesia, penyakit ini terkenal dengan nama penyakit anjing gila. Hal ini karena hewan yang paling sering menyebabkan rabies adalah anjing. Meski begitu, ada banyak hewan lain yang juga bisa menyebabkan penyakit ini, seperti kucing, kelelawar dan kera.
Hewan yang terinfeksi bisa menularkan virus penyakit tersebut melalui air liur, gigitan, atau cakaran dan jilatan pada kulit seseorang yang terluka. Biasanya, hewan yang berisiko tinggi menularkan rabies adalah hewan liar atau hewan peliharaan yang tidak mendapatkan vaksin rabies.
Penyebab Rabies
Penyebab rabies adalah infeksi virus Lyssavirus. Virus ini menyebar melalui air liur hewan yang terinfeksi. Hewan yang terinfeksi dapat menyebarkan virus melalui gigitan hewan atau orang lain.
Dalam kasus yang jarang terjadi, penyakit ini dapat menyebar ketika air liur hewan yang terinfeksi masuk ke dalam luka terbuka atau selaput lendir, seperti mulut atau mata. Hal ini bisa terjadi jika hewan tersebut menjilat luka terbuka di kulit kamu.
Semua hewan mamalia bisa menyebarkan virus rabies. Namun, berikut hewan yang paling umum menularkan penyakit tersebut:
- Hewan peliharaan dan ternak, seperti kucing, sapi, anjing, musang, kambing, kuda.
- Hewan liar, seperti kelelawar, berang-berang, rubah, monyet, rakun, sigung.
Dalam kasus yang sangat jarang terjadi, virus bisa menyebar ke penerima transplantasi jaringan dan organ dari organ yang terinfeksi.
Masa Inkubasi dan Sumber Penularan
Masa inkubasi rabies, atau waktu antara masuknya virus ke dalam tubuh hingga menimbulkan gejala, bervariasi. Pada hewan, masa inkubasi penyakit ini adalah sekitar 3-8 minggu.
Sementara itu, pada manusia, masa inkubasi umumnya 2-8 minggu. Namun, terkadang bisa 10 hari sampai 2 tahun. Sumber penularan yang utama adalah anjing, kucing, dan kera. Setelah virus masuk ke dalam tubuh manusia, selama sekitar 2 minggu virus akan tetap tinggal di tempat masuk dan atau di dekat tempat gigitan.
Kemudian, virus akan bergerak ke ujung-ujung serabut saraf posterior, tanpa menunjukkan perubahan fungsinya. Selama proses perjalanan virus ke otak, virus akan membelah diri atau bereplikasi.
Baca Juga: Dampak El Nino, Lahan Pertanian di Muna Barat Alami Puso
Jika virus sudah mencapai otak, mereka akan menyebar luas ke semua bagian neuron. Selain itu, virus juga akan masuk ke sel-sel limbik, hipotalamus, dan batang otak.
Setelah bereplikasi pada neuron-neuron sentral, virus rabies akan bergerak keseluruh organ dan jaringan tubuh. Hingga akhirnya menyerang organ-organ dan jaringan tubuh yang penting.
Faktor Risiko Rabies
Ada beberapa faktor yang meningkatkan risiko terjadinya infeksi ini, yaitu:
1. Bepergian atau tinggal di negara berkembang.
2. Bersentuhan dengan hewan liar yang terinfeksi. Ini termasuk kelelawar dalam goa.
3. Bekerja sebagai dokter hewan.
4. Bekerja di laboratorium yang rentan berkontak dengan virus.
5. Memiliki luka terbuka pada kulit.
6. Menerima transplantasi organ dari orang yang terinfeksi. (B)
Penulis: Adinda Septia Putri
Editor: Haerani Hambali
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS